#30HMBCM
Penulis: Nur Rahmawati, S.H.
Bab 6 Jago Bikin Baper, Gagal Bikin Bahagia
Cemerlangmedia.Com, FAKSI — Bagaimana Lelaki Membuat Wanita Ketergantungan Emosional Tanpa Ikatan Jelas. Ada satu bakat yang entah sejak kapan menjadi keahlian sebagian lelaki: membuat perempuan baper tanpa pernah berniat membahagiakannya.
Mereka jago mengaduk perasaan, pintar menabur perhatian, dan ahli membangun ilusi kedekatan, tapi sama sekali tidak punya niat untuk menyediakan arah.
Mereka seperti hujan rintik-rintik:
cukup untuk membuat udara wangi, tapi tidak pernah cukup untuk mengisi sumur.
Fenomena ini banyak terjadi pada perempuan yang sebenarnya hanya ingin dihargai dengan kejelasan. Tapi sayangnya, sebagian lelaki tahu betul celah emosional wanita, sehingga mereka memainkan peran manis itu seperti aktor veteran.
“Sudah makan belum?”
“Hati-hati di jalan, ya.”
“Kamu capek nggak? Suaramu kedengarannya beda.”
Kalimat-kalimat kecil yang kalau dilihat biasa saja, tapi efeknya bisa bikin perempuan tersenyum sampai ketiduran.
Masalahnya, perhatian itu sering kali tidak lebih dari umpan.
Bukan janji.
Bukan komitmen.
Bukan keseriusan.
Apalagi akad.
Hanya sekedar kata-kata yang disebar untuk membuat perempuan merasa dibutuhkan.
Ada manipulasi halus yang banyak perempuan tidak sadari:
laki-laki bisa menciptakan ketergantungan emosional tanpa pernah menyentuh tanganmu.
Caranya?
1. Muncul saat kamu lemah. Ketika kamu sedang sedih, ia cepat-cepat datang membawa kalimat,
“Aku ada kok.”
Bahkan malaikat pun tidak muncul secepat ini.
2. Pergi ketika kamu mulai meminta kejelasan. Semakin kamu bertanya “kita ini apa?”, semakin ia menghilang.
Tapi ketika kamu hampir move on, dia kembali dengan pesan:
“Kamu nggak pernah berubah ya… selalu bikin aku nyaman.”
3. Membuat kamu merasa spesial, padahal kamu tidak satu-satunya. Perhatian itu bukan tanda cinta, kadang hanya trik agar ia merasa dibutuhkan.
4. Membiarkan kamu membangun harapan tanpa pernah meruntuhkannya secara langsung. Ia tidak berkata akan menikahimu, tapi kata-katanya membuatmu merasa “menuju ke sana”.
Permainannya rapi. Tidak jahat secara terang-terangan. Tapi cukup licik untuk membuat perempuan terjerat.
Dalam Islam, laki-laki diperintahkan untuk meluruskan niat ketika mendekati perempuan.
Bukan untuk main-main, bukan untuk mengisi kekosongan diri, dan bukan untuk menjadikan perempuan sebagai terapi emosional.
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina…”
(QS. Al-Isra’: 32)
Perhatikan: Allah tidak bilang, “Jangan berzina.”
Tapi “jangan mendekati.” Karena Allah tahu, dosa besar sering dimulai dari hal-hal yang terlihat kecil.
Termasuk chat malam-malam yang tidak jelas arahnya. Termasuk perhatian yang dipancing-pancing. Termasuk hubungan tanpa komitmen yang cuma bikin hati keropos.
Mendekat itu sudah bahaya, apalagi masuk. Masalahnya, banyak perempuan tidak sadar bahwa ia sedang dicandui rasa diperhatikan.
Baper itu bukan cinta. Perhatian itu bukan tanggung jawab. Kenyamanan itu bukan arah.
Ketergantungan emosional itu seperti minum air laut: semakin diminum, semakin haus. Dan lelaki yang ahli membuat baper sangat paham itu.
Ada perempuan yang menceritakan pengalamannya. Lelaki ini selalu muncul setiap malam, selalu bertanya tentang kesehariannya, kadang mengirim voice note lembut yang bikin hati goyah.
Tapi ketika ia mulai menata langkah, mulai meminta waktu untuk bertemu orang tuanya, mendadak lelaki itu memilih diam panjang.
Bertingkah seperti penumpang yang turun dari kapal tepat sebelum ombak besar datang.
Meninggalkan perempuan itu dengan hati penuh tanya: “Salahku apa?”
Padahal salahnya hanya satu: terlalu cepat percaya pada rasa, bukan pada arah.
Lelaki seperti ini tidak ingin kehilanganmu,
tapi juga tidak ingin bersamamu.
Ia ingin kamu ada sebagai sumber validasi,
tapi tidak ingin mengikat diri dengan komitmen.
Ia ingin jadi orang pertama yang kamu cari ketika sedih, tapi tidak siap jadi suami yang kamu cari ketika hidup mulai serius.
Ia ingin kamu merasa istimewa, tapi tidak ingin bertanggung jawab atas sakit hatimu.
Manis, tapi mematikan. Seperti madu yang disuntik racun, manisnya terasa, matinya menyusul.
Dalam Islam, laki-laki yang benar itu hadir untuk memberi kejelasan, bukan kebingungan.
Jika ia mencintaimu, ia akan menjemputmu dengan cara terhormat. Jika ia ingin bersamamu, ia akan berbicara pada walimu. Jika ia menghargaimu, ia tidak akan membiarkanmu menunggu.
Dan jika ia takut komitmen? Biarkan ia pergi. Lelaki yang takut tanggung jawab tidak pantas memegang hatimu. Karena membangun ketergantungan emosional itu mudah. Tapi membangun rumah tangga itu perlu keberanian.
Untuk perempuan yang membaca ini, ingat baik-baik:
Kamu tidak butuh lelaki yang jago bikin baper. Kamu butuh lelaki yang jago membahagiakan, dengan cara yang Allah ridai.
Kamu tidak butuh perhatian sesaat. Kamu butuh perlindungan seumur hidup.
Kamu tidak butuh seseorang yang membuatmu menunggu. Kamu butuh seseorang yang menjemputmu.
Dan kamu tidak butuh hubungan yang menggerogoti imanmu sedikit demi sedikit. Kamu butuh hubungan yang menguatkanmu menuju surga.
Jangan biarkan hatimu menjadi taman bermain bagi lelaki yang hanya datang untuk mengusir sepi. Biarkan hatimu menjadi taman surgawi bagi lelaki yang datang dengan niat suci.
Karena lelaki yang jago bikin baper itu banyak.
Tapi lelaki yang siap membahagiakan, itu yang langka.
(*Naskah ini original, tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]
Views: 5






















