Bestie Jannah-Ku

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

#30HMBCM

Oleh: Siti Aisyah

CemerlangMedia.Com — Persahabatan sejati bukanlah tentang berapa lama kita sudah saling mengenal atau berapa banyak tawa yang kita bagi bersama. Persahabatan sejati adalah tentang siapa yang menggandeng tangan kita saat futur, dan siapa yang mengingatkan kita pada tujuan akhir kita: Jannah (Surga). Itulah arti “Bestie Jannahku”.

Di tengah hiruk pikuk dunia yang sering kali melalaikan, engkau hadir bukan sekadar sebagai teman, tapi sebagai mitra seperjuangan. Di jalan dakwah ini, kita berjalan beriringan, saling menguatkan, dan memastikan tidak ada di antara kita yang tertinggal.

Perjalanan Saling Mengingatkan. Jalan dakwah itu tidak selalu mudah. Ada kalanya langkah terasa berat, semangat meredup, dan godaan duniawi terasa begitu kuat. Di sinilah peranmu terasa begitu berharga.

Penyemangat saat futur, kita bertiga bersahabat, ya mengawali sesuatu yang baru ketika masuk ajaran baru dan jenjang baru, SMA adalah masa-masa mulai mencari jati diri yang sesungguhnya,sebetulnya awal aku masuk SMA itu hanya ingin untuk gaul, bikin geng, dan kumpul-kumpul, kenapa? Karena saya merasa ada sedikit tertekan pada waktu MTS, yang dimana harus berkerudung, menutup aurat, tidak bermain dengan lawan jenis. Secara sekolah aku waktu dulu terpisah antara laki-laki dan perempuan, jadi ada sesuatu yang aku inginkan nanti ketika lulus MTS, ingin masuk sekolah swasta yang aku bisa bebas di dalamnya tanpa ada tekanan harus begini dan begitu.

Tapi entah kenapa, setelah masuk SMA, untuk melepas kerudung itu terasa berat, hati pun merasa belum mendukung untuk aku berubah kepada yang buruk menurut orang. Di sekolah, aku masuk ekskul yang pasti menjadi kebanggaan para siswa siswi di sana, yaitu OSIS. Itulah yang aku pilih dengan harapan mendapatkan teman-teman yang bisa mengajak aku untuk berkumpul, ngegeng, dll.

Di situ aku diberikan kepercayaan menjadi sekretaris OSIS dan harus mengawasi seksi-seksi bidang yang bernaung di bawah OSIS. Kepercayaan itu diberikan kepadaku untuk mengawasi seksi dalam bidang keagamaan, yaitu Rohis.
Lagi-lagi aku yang diminta oleh pembina OSIS untuk hadir di setiap acara yang di buat oleh rohis, salah satunya adalah kajian keputrian rutin yang selalu diadakan di hari Jumat. Ya, mau tidak mau, suka tidak suka, aku pun hadir jadi salah satu petugas yang mengawasi berjalannya keputrian rohis tersebut.

Salah satu pengisi rohis tersebut adalah kakak kelasku dan di situ pun aku tidak menyadari bahwa aku adalah target untuk dikontak rutin oleh beliau, sebut saja Teh Asih biasa kita memanggilnya. Terima kasih sudah menuntun aku ketempat yang terbaik he he he.

Ya, meskipun awal-awal ketika dikontak beliau kabur-kaburan, banyak alasan supaya tidak ngaji. Tapi beliau begitu sabar menuntuk aku yang ngeyel ini.

Tidak lama berselang, aku dibina langsung oleh pembina Rohis, dan beliau langsung yang mendampingi aku kajian setiap pekannya. Entah kenapa, ketika beliau menyampaikan tentang Islam kafah, hati ini rasanya nyaman, tenang, pertanyaan demi pertanyaan yang selalu aku layangkan, dengan sabar beliau selalu menjawab sampai aku terpuaskan oleh jawaban beliau.

Sebut saja Teh Dede, biasa kita memanggilnya. Nama aslinya (Yusi Wulandari). Dan di situ aku tidak sendiri, aku disatukan dengan teman yang lainnya, yaitu Nuraisyah, Cerly dan aku. Jadi kita bertiga satu kelompok kajian. Di situlah awal persahabatan kita di mulai, he he he…

Setelah kita rutin disatukan kajian setiap pekannya, waktu demi waktu, kami semakin dekat, tidak hanya dengan dirinya, tapi dengan keluarganya pun kami dekat, dengan orang tuanya, kakak dan adik-adiknya, layaknya sahabat yang sudah lama. Keakraban itu senantiasa melekat dengan kami bertiga, acara-acara di sekolah pun kita selalu bertiga, terkadang kita disebut 101 karena Nuraisyah memiliki badan tinggi besar, Cerly pendek gemuk, sedangkan aku ga tinggi-tinggi banget, tapi nya kurus he he he,,, jadi teman-teman menyebut kami 101,ha ha ha,,,

Masya Allah, setelah kurang lebih 2 tahun kami dibina oleh Teh Dede, kami seperti keluarga sendiri. Pulang sekolah pasti kita bertiga mampir dan main ke rumah beliau. Pas beliau menikah pun kita bertiga menjadi pagar ayunya he he he.

Tidak lama kemudian, beliau dibawa pergi oleh suaminya ke kota yang jauh dari tempat tinggal kami, yaitu di Bontang Kepulauan Balintung. Meskipun jauh, komunikasi tetap kita lakukan, entah lewat WA, FB.

Beliau memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Inginrasa nya memeluk beliau, tapi ya pelukan dari jauh, sampai akhirnya kami pun mendapatkan kabar bahwa beliau wafat di sana karena covid. Ya Allah, sedih, kecewa rasanya ditinggalkan oleh sosok guru, sahabat yang selalu ada untuk kami, tapi itulah takdir yang terbaik untuk guru kami. Kami pun bersaksi bahwa beliau orang baik, pejuang Islam kaffah. Beliau juga yang menuntun kami sampai kami bisa seperti ini. Ya Allah, Al-Fatihah untuk beliau, surga menantimu.

Masya Allah, persahabatan kami bertiga tidak berhenti di sekolah. Setelah lulus pun, kami masih bersama, meskipun kita terpisah karena wilayah rumah, dikarenakan dakwah kami harus sesuai dengan tempat tinggal kami. Di momen-momen aksi atau masiroh kita selalu bertemu, terkadang kita berkunjung ke rumah meskipun kita masing-masing sudah berkeluarga, tapi tidak menghentikan persahabatan kami. Kami pun ketika main mengajak suami dan anak-anak kami, di mana persahabatan kami bukan hanya untuk diri kita saja, tapi untuk pasangan dan keturunan kita juga, supaya mereka mengenal sahabat umi-uminya ketika nanti mereka dewasa.

Ketika salah satu dari kita mulai lelah, yang lain hadir dengan kata-kata penenang, ayat-ayat penguat, atau sekadar secangkir teh hangat dan pelukan tulus, mengingatkan kembali mengapa kita memulai perjalanan ini.

Cermin pengingat.
Engkau tak segan menegurku saat aku salah, bukan dengan menghakimi, tapi dengan kasih sayang seorang sahabat. Engkau adalah cermin yang membuatku malu bermaksiat dan lebih mudah mengingat Allah.

Teman beramal .
Kita selalu memberikan informasi, ketika kita akan hadir dimajelis ilmu ke majelis ilmu, dari satu kegiatan sosial ke kegiatan lainnya, kita berbagi peran. Engkau dengan keahlianmu, aku dengan kemampuanku, bersinergi untuk menyebarkan kebaikan, sekecil apa pun itu.

Visi kami sama, yaitu Surga.

Kita tahu bahwa pertemanan di dunia ini sifatnya fana jika hanya didasari urusan duniawi. Harta, jabatan, atau popularitas bisa memisahkan kita. Namun, persahabatan kita dibangun di atas landasan yang kokoh, yaitu mencintai karena Allah.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Pada Hari Kiamat nanti, semua teman karib akan saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” Kita berharap, kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, bersama-sama melangkah menuju pintu surga.

“Bestie jannah-ku”, terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan suci ini. Mari kita terus genggam erat ukhuwah (persaudaraan) ini, berjuang bersama hingga kelak salah satu dari kita bisa memberikan syafaat atau bersaksi di hadapan Allah bahwa kita adalah sahabat yang saling mengasihi karena-Nya, dan memohon agar kita dikumpulkan kembali di jannah-Nya. Aamiin ya rabbal alamin.

(*Naskah ini original, tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]

Views: 5

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *