Manage Your Love!

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

#30HMBCM

Oleh: Lailatul Maulina

CemerlangMedia.Com — Pembahasan mengenai cinta adalah sesuatu yang menyegarkan bagi banyak pendengar, terutama bagi para jofisa (jomblo fi sabilillah), terasa bak angin segar di bawah naungan pohon yang rindang. Apakah kamu juga salah satu yang demikian? Baiklah, mari merapat. Eitss… tetapi yang lain juga boleh ikutan kok, karena bahasan cinta di sini bukan pembahasan bagi para jomblo saja. Pembahasan cinta di sini adalah pembahasan yang universal, tetapi mendalam.

Perasaan cinta itu adalah fitrah, pasti ada dan melekat di dalam diri setiap insan. Hanya saja, di dalam Islam, cinta itu memiliki rambu-rambu yang patut untuk diperhatikan. Terutama cinta antara lawan jenis. Laki-laki tertarik pada perempuan atau sebaliknya perempuan tertarik pada laki-laki adalah hal yang wajar karena secara naluriahnya memang demikian.

Anehnya adalah saat ada yang mengatasnamakan cinta, tetapi justru menyimpang, seperti seorang laki-laki ada yang tertarik atau mencintai sesamanya (laki-laki) atau sebaliknya perempuan tertarik dengan sesama perempuan. Ada pula yang tertarik dengan laki-laki dan perempuan. Astaghfirullah, Naudzubillah.

Parahnya lagi, ada yang sampai rela habis puluhan atau ratusan juta demi mengganti gender atau bahkan bangga dengan tidak menyebut diri mereka laki-laki atau perempuan, alias tidak punya gender. Sungguh miris dan semoga kita semua dijauhkan dari hal demikian. Aamiin.

Ada yang normal dalam perasaan, tetapi memilih jalan yang salah dalam menyalurkan cinta. Baik melalui pacaran, TTM-an (teman tapi mesra) atau bahkan memilih merebut milik orang. Kasihan sekali mereka yang terjebak dalam hubungan yang salah itu.

Dirimu harus yakin dan pasti bisa untuk memilih jalan yang sudah digariskan oleh Allah untuk menyalurkan cinta. Bukan karena cintanya yang salah, tetapi rambu-rambu di dalam aturan-Nya mengenai cinta diabaikan sehingga cinta mengarah ke jalur yang membahayakan.

Hal itu lantas jangan sampai membuatmu takut atau trauma dengan yang berbau cinta, tetapi dirimu perlu mencari tahu agar tidak salah arah dan salah menempatkan cinta. Tepatnya, dirimu seharusnya mampu atau dapat mengelola cinta itu agar bisa berada di tempatnya dengan porsi yang seharusnya.

Justru cinta yang utama dan pantas kita junjung adalah cinta kepada Allah Sang Maha Cinta. Dirimu telah diciptakan oleh-Nya dengan segala kesempurnaan. Menyertai juga aturan-Nya untuk memberimu keselamatan. Kesehatan dan kemampuan dari-Nya telah menguatkan dan memudahkan langkahmu selama ini.

Bahkan, mungkin saat dirimu mulai lalai atau menjauh dari-Nya, dirimu masih bisa bernapas dengan rezeki yang mengalir deras. Jika demikan, siapa yang salah ketika turun azab? Tidak perlu menangis tersedu-sedu, karena cinta-Nya kepadamu lebih besar, tetapi hatimu yang keras tidak sadar dan memilih ingkar.

Selanjutnya, cinta yang telah ada bagi kita, bahkan sebelum kita menyadarinya begitu terasa walau raga belum pernah berjumpa. Perjuangan beliau menegakkan Islam yang penuh akan luka, bahkan hingga berdarah-darah demi kita umatnya. Akan tetapi, kita justru bangga memilih hukum buatan manusia dan mencampakkan risalah yang beliau bawa. Bahkan, di saat hela napas terakhirnya dalam sakaratul maut memanggil “Ummati, Ummati, Ummati”.

Sekarang kita justru pura-pura tuli dan lebih memilih untuk berjalan tanpa aturan yang beliau bawa. Beliaulah Sang Revolusioner dunia, Nabi Muhammad, utusan Allah bagi kita semua, termasuk dirimu. Mencintai dirimu sebagai umat Islam. Beliau pantang menyerah membimbing seluruh umat Islam menuju jalan yang diridai-Nya.

Saat kedua cinta, yakni cinta pada Allah dan Rasul-Nya sudah kuat di dalam dirimu, maka mengelola cinta tidak lagi susah dan berat. Saat yakin perintah-Nya telah disampaikan oleh Rasul-Nya, dirimu tidak akan lagi meragukan atau bahkan mencampakkan.

Mengelola cara dirimu mencintai diri sendiri sangat dibutuhkan. Dengan kesadaran cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dirimu juga akan sangat menjaga diri dan menghargai setiap prosesmu. Menjaga diri dari kerusakan dalam pergaulan dengan memperhatikan batasan-batasan interaksi mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh-Nya.

Ketika temanmu banyak yang bebas campur baur, justru dirimu akan memilih menyendiri, kecuali di ranah yang diperbolehkan oleh syarak dan mengharuskannya berkumpul (seperti ibadah haji dan jual beli). Dirimu pun tidak akan asal-asalan dalam berpakaian dan mengonsumsi makanan atau minuman karena tahu bahwa aturan-Nya pun mengatur tentang semua itu.

Selain itu, dirimu pun akan menghargai setiap prosesmu selama tidak menyimpang dari aturan-Nya. Dirimu tahu bahwa kamu tidak sedang bersaing dengan siapa pun, tetapi sedang berprogres menuju versi terbaikmu.

Dirimu juga harus mampu mengelola cinta antar sesama atas landasan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Senantiasa mengingatkan mereka agar selalu berada dalam ketakwaan tanpa paksaan dan kekerasan.

Dirimu juga harus bisa mengendalikan rasa cintamu kepada siapa pun di sekitarmu agar tidak melebihi cintamu pada-Nya dan Rasul-Nya. Cinta yang sehat itu tercipta dari komunikasi penuh kepedulian, sikap penuh hormat, dan bijaksana.

Mengelola cinta dengan aturan-Nya akan membuatmu terhindar dari luka dan kecewa.

(*Naskah ini tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]

Views: 4

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *