Oleh: Rita Razis
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Sehat merupakan hal yang penting untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Bahkan jika dirupiahkan nilai sehat sangat mahal harganya. Sehat itu merupakan nikmat dan rezeki dari Allah Swt.. Namun, masih banyak persoalan kesehatan yang terjadi di Indonesia dan belum usai, bahkan makin rumit untuk diselesaikan. Di saat kondisi kesehatan rakyat yang memprihatinkan, PT. Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), holding rumah sakit (RS) BUMN menyiapkan langkah transformasi melalui pemanfaatan ekosistem digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan tujuan menyediakan layanan perawatan kesehatan yang komprehensif dan tanpa batas, sebagai momentum perayaan Hari Kesehatan Nasional ke 59 (jpnn.com, 12-11-2023).
Tentu untuk mewujudkan transformasi ekosistem digital tersebut tidaklah mudah. Pemerintah membutuhkan SDM yang berkualitas dan berkompeten. Sedangkan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan kompeten harus ada asupan gizi dan kesehatan yang terjamin. Sayangnya, kondisi masyarakat sendiri masih menghadapi berbagai persoalan kesehatan yang menghambat tersedianya SDM yang berkualitas. Seperti tingginya angka stunting yang terjadi di berbagai daerah Indonesia. Akibatnya, anak-anak yang menjadi penerus bangsa terhambat tumbuh kembang dan mentalnya.
Dampak Sistem Kapitalisme
Sulitnya memenuhi kebutuhan, termasuk mendapatkan asupan gizi yang terjamin karena harga-harga kebutuhan yang terus meroket mengakibatkan kehidupan masyarakat makin hari makin susah, bahkan sulit untuk bertahan hidup. Pun, ketika sakit, mereka enggan untuk berobat ke RS karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
Meski pemerintah mempunyai program kartu sehat dan bantuan kesehatan lainnya dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat berobat. Namun, kenyataan di lapangan, bantuan tidak tepat sasaran. Tidak semua masyarakat mempunyai kartu tersebut dan menikmati fasilitas yang ada.
Lebih memprihatinkan lagi, pelayanan dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat tidak maksimal. Pelayanan kesehatan yang diterima tidak sesuai dengan harapan, bahkan jauh dari kata standar. Sedangkan pemerintah terfokus pada kemajuan ekosistem digital kesehatan, bukan kondisi kesehatan rakyatnya. Tentu kebijakan ini akan memperburuk nasib kesehatan masyarakat. Rakyat yang tidak mampu membayar fasilitas dan pelayanan kesehatan akan makin terabaikan.
Kondisi persoalan kesehatan akan terus berlarut-larut dalam sistem sekarang ini. Sebab, sistem kapitalisme tidak akan memprioritaskan kondisi rakyatnya melainkan hanya mengutamakan keuntungan sebesar-besarnya. Maka, tidak heran jika pelayanan kesehatan dikomersialkan. Pelayanan terbaik akan diberikan kepada pasien yang beruang. Sedangkan pasien biasa yang tidak mampu membayar akan mendapatkan pelayanan seadanya. Pelayanan kesehatan yang seharus menjadi hak masyarakat makin dipersulit dan masyarakat hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada.
Kesehatan dalam Islam
Dalam Islam, kesehatan dan kondisi masyarakat adalah hal yang utama. Tanpa melihat latar belakang rakyat, kaya atau miskin, tua atau muda, semua mendapatkan pelayanan yang sama. Sebab, memberikan pelayanan kesehatan adalah tanggung jawab negara.
Negara yang menerapkan sistem Islam tidak akan abai dengan kondisi kesehatan rakyatnya. Begitu pula dengan pemimpinnya, mereka adalah orang-orang yang amanah. Negara juga akan memberikan pelayanan yang berkualitas, murah, dan mudah terjangkau oleh rakyatnya sehingga rakyat tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan hak-haknya.
Rasulullah saw. bersabda,
فَاْلأَمِيْرُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّ
“Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam/Khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Negara juga tidak mengkomersialkan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan keuntungan, sebab dalam sistem Islam, negara sudah memiliki pemasukan dari berbagai sumber, seperti ghanimah, kharaj, dan lain sebagainya. Alhasil, negara mampu memberikan pelayanan kesehatan yang murah bahkan gratis, tetapi tetap berkualitas.
Dengan demikian, untuk meningkatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan bukan dengan mempersiapkan sistem transformasi ekosistem digital kesehatannya saja, melainkan bagaimana rakyat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah dan maksimalkan, serta bisa hidup sehat. Semua ini hanya bisa terwujud dengan sistem transformasi Islam dalam negara yang menerapkan aturan Islam secara kafah. Wallahu a’lam. [CM/NA]
Views: 4






















