“Dalam Islam, negara bertindak sebagai pengurus umat dan bertanggung jawab membentuk ketakwaan individu masyarakat dengan membangun suasana takwa pada setiap individu. Negara akan melindungi generasi dari paparan tontonan yang menjerumuskan masyarakat dari krisis moral.”
CemerlangMedia.Com — Sungguh miris! Aksi tawuran kembali pecah di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Dugaan sengaja untuk mencari cuan melalui medsos pun muncul di balik terjadinya aksi tawuran.
Aksi tawuran dilakukan secara live di media sosial mereka dengan harapan akan mendapat imbalan dari konten tersebut. Faktor ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial, dan budaya, serta pengawasan orang tua yang kurang menjadi penyebab aksi brutal itu terjadi (30-06-2024).
Saat ini memang semua dimudahkan dengan media sosial, bahkan untuk mencari cuan pun bisa dengan membuat konten-konten menarik. Banyaknya pengikut dan penonton konten menjadi sebab utama mendapatkan uang.
Akan tetapi, cara mencari cuan dengan tawuran menunjukkan rusaknya generasi. Ya, menghalalkan segala cara untuk meraih kebahagiaan berdasarkan tolok ukur materi telah menghujam kuat dalam diri umat, terutama generasi muda.
Budaya tawuran remaja yang berulang dengan berbagai motif menggambarkan sistem pendidikan telah gagal mencetak generasi yang berkualitas. Sistem pendidikan saat ini yang berasaskan sekuler menanamkan generasi untuk berpikir secara sekuler liberal, yaitu memisahkan agama dari kehidupan.
Mereka berperilaku liberal untuk menunjukkan eksistensi diri. Meniru hal baru tanpa memilah apakah ada manfaat atau justru menimbulkan mafsadat (kerugian).
Ditambah lagi dengan tontonan kekerasan yang bebas bertebaran, menjadi penyumbang rusaknya pergaulan generasi. Pendidikan di sekolah hanya untuk belajar ilmu, tetapi minim dalam hal adab. Alhasil, maraknya generasi cerdas sejalan dengan generasi yang rusak.
Peran negara dalam sistem kapitalisme sekuler yang diadopsi, absen dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia. Namun, rusaknya moral generasi tidak akan terjadi dalam sistem Islam.
Islam memiliki kurikulum pendidikan yang luhur sehingga melahirkan generasi yang berakhlak mulia. Generasi mampu bertahan hidup dalam situasi perkembangan zaman dengan tetap terikat pada aturan Allah dan Rasul-Nya. Mereka juga meneladani akhlak Rasul, sebagaimana ayat berikut,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab: 21).
Dalam Islam, negara bertindak sebagai pengurus umat dan bertanggung jawab membentuk ketakwaan individu masyarakat dengan membangun suasana takwa pada setiap individu. Negara akan melindungi generasi dari paparan tontonan yang menjerumuskan masyarakat dari krisis moral. Bersatunya tiga pilar, yaitu keluarga, negara, dan masyarakat dalam menancapkan akidah Islam akan mampu menjaga generasi dari aksi kenakalan lainnya.
Heny Era
Bekasi [CM/NA]
Views: 10






















