Menjaring Pahala dalam Challenge “Hiduplah Bersama Qur’an”

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Neni Nurlaelasari
(Kontributor CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Al-Qur’an merupakan pedoman kaum muslimin dalam menjalani kehidupan. Manusia yang menjalani hari-harinya tanpa Al-Qur’an ibarat jasad tanpa ruh. Sebab, hati yang terpaut dengan Kalam Allah akan menjadikannya tenang dengan mengingat Allah.

Tak heran, jika banyak komunitas yang mengadakan berbagai program untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an. Salah satu komunitas yang mengadakan program untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an adalah challenge “Hiduplah Bersama Qur’an” yang dilaksanakan selama 40 hari.

Challenge ini bertujuan untuk membuat peserta istikamah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Berbagai kegiatan yang dilakukan mewajibkan peserta untuk menyelesaikan tugas dengan durasi selama 24 jam. Konsekuensi gugur, jika tugas melebihi waktu yang ditentukan merupakan bentuk untuk melatih kedisiplinan. Beberapa kegiatan yang wajib dilakukan peserta selama durasi 24 jam di antaranya:

Pertama, ziyadah atau menghafal Al-Qur’an minimal 1 ayat dengan cara dibaca sebanyak 20 kali. Kegiatan ini bertujuan membentuk individu menjadi penghafal Al-Qur’an. Sebab, keistimewaan menghafal Al-Qur’an disebutkan dalam sebuah hadis Rasulullah saw.,

“Dikatakan kepada pemilik (penghafal-penghafal) Al-Qur’an akan diperintahkan bacalah dan bangkitlah! Bacalah sebagaimana kamu membaca di dunia! Maka sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR Ahmad).

Kedua, murajaah minimal 1 ayat, yakni mengulang ayat yang sudah dihafal. Ini merupakan cara untuk menjaga hafalan yang sudah dilakukan. Murajaah tentu mendatangkan banyak pahala seperti tilawah Al-Qur’an.

Ketiga, tilawah Al-Qur’an. Kegiatan membaca Al-Qur’an minimal 1 lembar ini bertujuan agar peserta istikamah dalam membaca Al-Qur’an. Makin banyak ayat yang dibaca, makin besar pahala yang didapat. Hal ini sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw.,

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Keempat, menadabburi Al-Qur’an. Dengan cara membaca terjemahan Al-Qur’an minimal 10 ayat, kemudian menadabburi minimal 1 ayat menjadi pintu bagi peserta lebih mengenal Al-Qur’an. Dari kegiatan ini, peserta mengetahui ayat Al-Qur’an yang manakah yang menjelaskan akidah, hukum-hukum Islam, fikih, kisah para Nabi bersama umat-umat terdahulu, termasuk menggambarkan kehidupan akhirat dan masih banyak hal lainnya. Inilah pintu mengenal kesempurnaan Al-Qur’an.

Dalam kegiatan tadabbur ini, peserta diminta untuk membuat rekaman via voice note WhatsApp atas ayat yang di-tadabburi, kemudian mengirimkan pada pasjar (pasangan belajar berdasarkan nomor absensi). Bertukar rekaman tadabbur merupakan secuil dari kegiatan amar makruf nahi mungkar yang tentunya mendatangkan pahala.

Kelima, menulis minimal 1 ayat Al-Qur’an, yaitu menulis ayat dengan terjemahan ayat perkata. Kegiatan ini tak hanya bisa menguatkan hafalan, tetapi menjadi pintu untuk mengetahui makna atau terjemahan dari setiap kata dalam Al-Qur’an. Tak hanya itu, tangan yang menulis ayat-ayat Allah kelak akan bersaksi di Yaumil Akhir dan menjadi pemberat timbangan pahala.

Keenam, membaca buku islami minimal 1 halaman. Membaca buku-buku islami selain bisa menambah ilmu dan wawasan, bisa pula membentuk kebiasaan baca pada setiap peserta. Ini merupakan kegiatan positif di tengah masyarakat yang minim sekali dari kegiatan membaca buku.

Banyak buku yang bisa menjadi referensi dalam kegiatan membaca, seperti peraturan hidup dalam Islam, buku nafsiyah, ekonomi Islam, Sirah Nabawiyah, sejarah peradaban Islam, dan lainnya. Kegiatan ini akan membuka wawasan bahwa Islam mengatur kehidupan manusia secara menyeluruh. Selain itu, wahyu pertama yang Allah turunkan adalah perintah membaca. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS Al-‘Alaq: 1).

Ketujuh, beristighfar sebanyak 100 kali. Memperbanyak membaca istighfar tak hanya menenteramkan hati, tetapi menjadi ladang pahala dan mendatangkan ampunan Allah. Dari Abdullah bin Basyar, dari Ibnu Majah dengan sanad yang sahih, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Berbahagialah bagi orang yang di dalam catatan amal mereka menemukan istighfar yang banyak “

Kedelapan, berselawat sebanyak 50 kali. Selawat memiliki banyak keistimewaan dan menjadi salah satu bukti mencintai Rasulullah saw.. Dengan berselawat kepada Rasulullah, kita berharap mendapat syafaat di akhirat kelak. Perintah berselawat pada Rasulullah terdapat dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).

Kesembilan, infak Subuh minimal seribu rupiah. Berinfak di waktu Subuh memiliki keistimewaan. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda,
“Di setiap pagi hari yang dilalui oleh seorang hamba, pasti ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berkata, “Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak”, malaikat yang kedua berkata, “Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan hartanya.” (Mutafaq’alaih).

Kesepuluh, posting dakwah. Memposting dakwah adalah bagian dari amar makruf nahi mungkar yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Tanpa dakwah, Islam tak akan menyebar luas. Maka, dakwah menjadi bagian penting dalam kehidupan muslim dan menjadikan ladang pahala jariah yang terus mengalir bagi pelakunya.

Demikianlah, sepuluh kegiatan mandiri yang dilakukan oleh peserta challenge selama empat puluh hari. Kegiatan mandiri di atas sebenarnya merupakan amalan yang dianjurkan Islam, meski tanpa mengikuti kegiatan seperti challenge.

Namun, istikamah dalam wadah berjemaah lebih mudah untuk dilakukan daripada dilakukan secara individu. Sebab, support system yang mendukung lebih mudah dalam mengalahkan rasa jenuh, malas, ataupun rasa lelah di tengah kesibukan sehari-hari. Maka, challenge “Hiduplah Bersama Qur’an” bisa menjadi referensi bagi siapa pun yang ingin istikamah dalam bingkai jemaah demi menjaring pahala untuk bekal kehidupan setelah kematian. Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *