Oleh: Fatimah Abdul
(Pemerhati Sosial dan Generasi)
CemerlangMedia.Com — Bila mendengar kata taman, tentu bayangan yang terlintas dalam pikiran adalah suatu tempat yang dipenuhi dengan keindahan. Taman identik dengan bunga-bunga dan suasa hijau nan asri. Siapa pun pasti tidak akan menolak berada di tempat yang seperti ini. Namun, ada suatu taman yang mana keberadaannya sering kali dihindari. Taman apakah itu? Dan siapa orang tidak mau atau menolak berada di taman yang notabene jelas menjanjikan suatu ketenteraman?
Taman-taman surga adalah tempat yang sesungguhnya menawarkan berbagai banyak manfaat selama di dunia dan menjanjikan suatu kenikmatan yang abadi. Taman surga itu adalah majelis ilmu.
Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda,
مَرَرْتُم برياض الجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَما رياض الْجَنَّةِ قَالَ حِلْقُ الذكر إِذا
“Apabila engkau berjalan melewati taman-taman surga, maka berhentilah. Mereka berkata, ‘Apa taman surga itu, ya Rasulullah? Rasul berkata, halaqah zikir (Ilmu)’.” (HR Tirmidzi. Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2562)
Sebagai umat Islam, kita pasti paham bahwasanya menuntut ilmu adalah suatu kewajiban, terutama ilmu agama (Islam). Kewajiban menuntut ilmu adalah sampai akhir hayat hidup manusia. Jadi, bila seorang muslim sudah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki dan enggan untuk mempelajari Islam, sungguh ia dalam kerugian yang nyata.
Dengan ilmu, seseorang akan mampu memahami apa tujuan Allah Swt. menciptakan manusia hidup di dunia. Ilmu mampu membimbing manusia memahami bagaimana dapat beramal dengan baik dan benar sehingga amalan itu bisa diterima oleh Sang Pencipta. Ilmu dapat menyelesaikan persoalan hidup dan dengan ilmu manusia akan mendapatkan kemuliaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah [58]: 11)
Dengan begitu banyaknya manfaat menuntut ilmu. Lantas, mengapa masih saja banyak manusia yang enggan untuk hadir dalam majelis ilmu?
Pertama, kebanyakan dari mereka masih belum memahami bahwa menuntut ilmu sebenarnya adalah suatu kewajiban. Kedua, mereka senantiasa disibukkan oleh urusan dunia dan merasa berat meninggalkan urusan itu dikarenakan kerugian senantiasa membayangi atas hilangnya waktu produktif dalam berusaha. Ketiga, tidak mengetahui keutamaan menuntut ilmu. Keempat, menganggap bahwasanya menuntut ilmu hanya sebatas pengetahuan mengenai ibadah mahdoh saja sehingga bila ilmu terkait ibadah mahdoh sudah dikuasai, maka timbul rasa enggan untuk mengkaji ilmu.
Itulah sebabnya mengapa saat ini banyak sekali muslim ataupun muslimah yang selalu menolak apabila diundang ke dalam sebuah kajian ilmu. Banyak sekali alasan yang digunakan sebagai alibi untuk menghindar, entah itu karena banyaknya pekerjaan di rumah, pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, sibuk mengurus anak, ada acara lain, dan masih banyak lagi alasan yang biasanya digunakan untuk menolak hadir di taman surga.
Untuk itu, pengemban dakwah harus tetap sabar dan istikamah. Pantang menyerah dalam memberikan pengertian kepada umat akan kewajiban menuntut ilmu, menjelaskan keutamaan-keutamaan yang akan didapatkan, serta memiliki strategi-strategi dalam menghadapi umat yang makin jumud dalam mengkaji ilmu agama.
Sungguh merugi orang-orang yang tidak mau hadir dalam kajian ilmu, taman surga yang ada di dunia, padahal dengan menuntut ilmu, kelak Allah akan memudahkan jalan menuju surga-Nya.
Dari Abu Ozar ra. Rasulullah saw. bersabda kepadaku, “Ya Abu Dzar, sungguh kamu berangkat pagi-pagi untuk belajar satu ayat darı kitabullah, itu lebih baik bagimu daripada engkau salat 100 rakaat. Dan engkau berangkat pagi hari untuk belajar satu bab dari ilmu baik diamalkan atau tidak, maka itu lebih baik bagimu daripada engkau salat 1000 rakaat.” (HR Ibnu Majah).
Wallahu a’lam bisshawab. [CM/NA]