Bab IV Kebangkitan Umat: Dari Kesadaran Menuju Gerakan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

#30HMBCM

Oleh: Hessy Elviyah, S.S.

CemerlangMedia.Com — Kebangkitan umat bukanlah peristiwa spontan yang muncul dari kekagetan sejarah. Ia adalah proses panjang yang lahir dari gabungan kesadaran, pemahaman, dan langkah terarah yang berpijak pada akidah. Kebangkitan umat hanya akan terjadi ketika cara berpikir dan cara bersikap mereka berubah secara menyeluruh berdasarkan akidah Islam.

Selama umat hanya berubah pada permukaan, pada simbol, tren, atau ritual, maka perubahan itu tidak pernah menyentuh akar atau bukan perubahan yang sejati. Yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir dan pola sikap yang lahir dari akidah, bukan dari sentimen sesaat.

Sejatinya, setiap umat memiliki paradigma mendasar bagaimana mereka memandang kehidupan. Paradigma inilah yang menentukan bagaimana umat tersebut memahami masalah, menentukan prioritas, dan mengambil keputusan.

Setidaknya, ketika menganalisis tentang kemunduran umat Islam saat ini, maka akan ditemukan bahwa pemikiran umat Islam tidak lagi bersandar kepada akidah secara menyeluruh. Mereka memegang kepada Islam dalam beribadah, tetapi mengambil ideologi lain dalam hal ekonomi, politik, pendidikan, dan pengaturan masyarakat.

Kebangkitan tidak akan muncul dari keadaan seperti itu. Kebangkitan harus dimulai dari mengembalikan paradigma akidah Islam sebagai asas berpikir, sebagai sumber penilaian benar-salah, baik-buruk, layak-tidak layak. Akidah bukan hanya dasar, tetapi ide dasar yang menurunkan seluruh hukum kehidupan. Oleh karenanya, kebangkitan harus dimulai dengan menjadikan akidah bukan sekadar pegangan spiritual, melainkan dasar intelektual yang memimpin seluruh keputusan hidup.

Contoh konkretnya terlihat ketika umat Islam membahas masalah kemiskinan. Jika cara pandang atau paradigma yang digunakan adalah paradigma kapitalisme, maka solusi yang ditawarkan pasti berkisar pada deregulasi pasar, bantuan tunai, atau pelatihan kewirausahaan. Namun jika paradigma Islam yang digunakan, maka kemiskinan dilihat sebagai masalah distribusi kekayaan, pengelolaan sumber daya alam, dan pengaturan sistem ekonomi yang menyeluruh.

Paradigma menentukan arah dan solusi. Inilah titik di mana kebangkitan umat dimulai, yaitu dari cara pandang mereka terhadap persoalan-persoalan hidup. Ketika paradigma dipulihkan, umat mulai melihat realita secara jernih. Mereka tidak lagi terpancing oleh solusi-solusi pragmatis, tetapi mencari jawaban sesuai tuntunan Islam. Pemulihan paradigma ini adalah pilar pertama kebangkitan.

Lebih jauh, kebangkitan tidak akan terjadi jika umat salah mengidentifikasi akar persoalan mereka. Banyak orang meyakini bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh faktor ekonomi, kurang menguasainya teknologi mutakhir, kurangnya pendidikan, atau lemahnya karakter kepemimpinan. Namun, apabila dipandang melalui kacamata Islam, semua itu hanya gejala, bukan akar masalah.

Akar persoalan yang mendasar adalah karena umat Islam tidak diatur oleh sistem Islam kafah. Hal ini karena hilangnya institusi yang memastikan penerapan hukum-hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Persoalan umat saat ini bukanlah karena ketiadaan orang-orang saleh. Akan tetapi, karena hilangnya sistem yang mengatur umat Islam untuk menata hidupnya dengan syariat yang telah Allah Swt. tetapkan.

Sebagai contoh, gambaran sebuah kota yang tanpa aturan lampu lalu lintas. Walaupun penghuni kota itu baik dan berhati mulia, tetapi jika tidak ada aturan yang benar untuk menggerakkannya, maka pasti akan timbul kekacauan, sebab tidak ada sistem yang mengatur arah pergerakan. Nah, begitu pula dengan umat. Selama sistem yang mengatur mereka bukan berasal dari Allah Swt., maka ketidakadilan, ketidakteraturan, ketimpangan akan terus bermunculan.

Identifikasi masalah ini sangat penting karena menentukan arah gerakan. Jika umat salah mengidentifikasi penyakitnya, maka mereka akan salah mengobati dirinya. Mereka akan sibuk memperbaiki moral sesaat, mengadakan pelatihan pendidikan karakter, membangun program kesejahteraan yang bersifat lokal, atau meningkatkan literasi digital. Memang semuanya itu baik, tetapi tidak menyentuh persoalan umat. Kebangkitan hanya akan terjadi jika akar masalah dikenali, yaitu tidak adanya sistem Islam yang diterapkan sebagai pengelola kehidupan.

Lebih dari itu, setiap gerakan besar dalam sejarah manusia lahir dari tujuan yang jelas. Tanpa tujuan yang besar, umat hanya bergerak dalam kepanikan dan euforia sesaat. Maka dari itu, tujuan umat Islam sebenarnya sudah jelas, yakni mengembalikan kehidupan Islam melalui penerapan syariat dalam semua aspek kehidupan dan membawa risalah ini kepada semua manusia. Inilah tujuan yang membangkitkan, menggerakkan, dan sekaligus memberikan arah.

Kebangkitan tidak cukup hanya dengan kesadaran tentang Islam, tetapi harus mempunyai tujuan yang jelas dan langkah-langkah nyata yang dikerjakan bersama-sama. Tujuan besar ini mempunyai konsekuensi yang jelas. Umat perlu membangun kembali lembaga yang bisa menjalankan kembali hukum Islam secara menyeluruh.

Lembaga tersebut bukan sekadar lembaga yang bergerak dalam kegiatan sosial, bukan pula komunitas kajian, dan bukan juga organisasi yang hanya menyeru pada perbaikan moral. Akan tetapi, yang dibutuhkan adalah lembaga politik yang mengatur seluruh urusan kehidupan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Tanpa tujuan besar ini, umat akan selalu sibuk pada wilayah moral dan sosial, tetapi tidak pernah mencapai kebangkitan yang hakiki. Umat akan sibuk membuat kegiatan, tetapi tidak pernah mendekati perubahan sistem. Tujuan besar mengubah arah energi umat, dari perbaikan parsial menuju perubahan menyeluruh.

(*Naskah ini tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]

Views: 10

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *