Oleh. Dewi Maharani
CemerlangMedia.Com — Hijrah merupakan sebuah perpindahan perubahan. Perpindahan yang dimaksud bukan hanya dari sisi fisik atau tempat. Melainkan juga dapat di lihat atau dimaknain dari sisi pemikiran. Sebuah pemikiran manusia yang sesat serta menyesatkan lalu menuju ke pemikiran yang lurus sesuai dengan aturan Allah Tuhan semesta alam (Sang Pencipta).
Arti Hijrah
Hijrah memiliki dua makna, yang pertama secara bahasa (zhahiri), yaitu perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan yang kedua secara maknawi, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Hijrah yang berakar dari kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/menjauhkan diri.
Secara umum hijrah juga bermakna perubahan. Perubahan terdapat dua hal, yaitu perubahan terarah dan perubahan tak terarah. Perubahan yang pasti menghasilkan kebaikan adalah perubahan yang terarah. Seperti halnya perubahan yang diharapkan oleh masyarakat kepada negara untuk kemajuan dan kebangkitan dari segala sisi yang tidak didapatkan masyarakat saat ini.
Setiap manusia sejatinya rindu akan perubahan besar yang mengantarkan mereka pada kesuksesan, kebahagiaan, kenyamanan dunia, hingga akhiratnya.
Namun, faktanya saat ini, masyarakat makin lama malah makin mengalami kesulitan dalam berbagai hal. Jika dilihat dalam hal kecil serta sederhana, masyarakat sudah belajar untuk berpindah serta sudah belajar untuk menjadi yang lebih baik (hijrah) seperti halnya saat ini, terlihat banyaknya para orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah berasaskan Islam seperti pesantren, tahfidz, sekolah IT (Islam Terpadu), madrasah, dan lain sebagainya.
Namun, tetap saja masyarakat tidak mengalami perubahan yang berarti ataupun perubahan yang signifikan. Keresahan masyarakat akan hidup pun makin sulit. Hal itu menjadi problematika yang cukup besar di tengah masyarakat. Belum lagi himpitan ekonomi yang makin lama kian menyulitkan mereka. Biaya pendidikan sekolah yang makin mahal. Banyak kesenjangan yang terjadi. Orang kaya makin sangat kaya dan orang yang miskin makin sangat melarat.
Selain itu, khususnya masyarakat pedesaan, juga sudah berusaha dengan cukup keras. Bekerja dari pagi hingga petang sekuat tenaga mereka, bahkan beberapa kelompok rela pulang hingga larut malam. Namun, mereka juga masih belum mendapatkan bahkan masih jauh dari yang namanya kesejahteraan.
Islam Solusi Satu-Satunya
Perubahan yang kita harapkan selama ini berada pada jalur demokrasi. Jalur yang hanya mengantarkan pada perubahan yang parsial, bukan perubahan yang hakiki. Serta perubahannya juga hanya dinikmatin oleh segelintir elite politik. Masyarakat yang masih memilih menggunakan hukum yang tidak bersumber dari Al-Qur’an secara menyeluruh, berarti kita tidak menjadikan Islam kafah sesuai perintah Allah Swt..
Firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 208,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Dari ayat Al-Qur’an di atas, jelas kita diperintahkan Allah untuk mengambil Islam secara keseluruhan karena tidak ada solusi lain yang mampu menyelesaikan permasalahan masyarakat secara menyeluruh, serta tuntas hingga ke akarnya selain kita kembali pada hukum Allah Swt. yaitu syariat Islam.
Hanya Islam yang mampu mengantarkan kita kepada perubahan terstruktur dan terbaik. Syariat Islam yang mengantarkan kita kepada kemenangan dan kebahagiaan dunia hingga akhirat untuk seluruh alam semesta. Waallahu a’lam [CM/NA]