Oleh: Ummu Zahra
(Pemerhati Sosial dan Ibu Rumah Tangga)
CemerlangMedia.Com — 7 bulan sudah genosida besar-besaran di Jalur Gaza yang dilakukan oleh laknatullah, Isr*el. Terhitung sejak Oktober 2023 lalu sampai dengan saat ini, syahid di Pal3stina mencapai 35.034 dan 78.755 lainnya luka-luka.
Belum lagi krisis bahan pangan dan air bersih serta minimnya jumlah tenda-tenda pengungsian, keterbatasan peralatan medis dan obat-obatan. Bahkan, invasi atau pengeboman di perbatasan Rafah membuat pintu gerbang Rafah yang menjadi satu-satunya jalan masuk bagi truk-truk bantuan kemanusian terpaksa harus ditutup (www.detik.com/sumut, 13-05-2024).
Ditutupnya pintu gerbang Rafah membuat truk-truk pembawa bahan makanan pokok, tenaga medis, dan para relawan tidak bisa masuk sehingga menyebabkan para relawan harus dievakuasi ke negara asal karena takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Kondisi warga Pal3stina kian memburuk, seperti dilanda kelaparan massal, tidak ada tempat tinggal, kekurangan perlengkapan harian seperti, pampers, baju hangat, alas kaki dan lainnya. Ada juga anak-anak Pal3stina yang mengalami trauma mendalam, cacat fisik, dan gizi buruk.
Sejak Oktober 2023 lalu, serangan demi serangan dilakukan laknatullah dari mulai Utara Gaza sehingga memaksa warga Pal3stina berpindah ke wilayah Selatan Gaza, yaitu Deir Al-Balah dengan dalih akan menjadi tempat yang aman dari gempuran laknatullah. Setelah mengungsi ke Deir Al-Balah, laknatullah kembali menitah warga Gaza agar mengungsi ke arah selatan, yaitu ke Khan Younis dengan dalih yang sama, yakni agar menjadi tempat teraman dari serangan laknatullah.
Tidak sampai di situ, laknatullah terus menggiring, mempersempit, dan menyudutkan warga Pal3stina sampai ke pengungsian terakhir, yaitu di wilayah Rafah dengan alasan yang sama, yakni agar menjadi tempat teraman bagi warga Pal3stina.
Setelah Rafah, tidak ada lagi tempat untuk melanjutkan perjalanan, yang ada hanya tembok besar, kokoh, panjang dan tinggi sebagai pemisah antara wilayah Pal3stina dan Mesir. Namun, Apakah Rafah benar-benar aman? Tentu tidak.
Pemukiman warga Pal3stina di Rafah yang menjadi zona aman dan tempat terakhir bagi warga Pal3stina yang berupa tenda-tenda pengungsian pun terus dibombardir oleh laknatullah. Kondisi tersebut memaksa mereka kembali ke Khan Younis ataupun Deir Al-Balah yang sebetulnya sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat mendirikan tenda karena banyaknya reruntuhan bangunan-bangunan berat akibat pengeboman laknatullah.
Lalu, sampai kapan ini akan terjadi? Siapa yang bisa menolong Pal3stina? Apakah PBB atau Uni Emirat Arab? Apakah Turki atau Indonesia? Wallahu a’lam.
Tentara Allah manakah yang akan membebaskan Pal3stina dimasa yang akan datang? Genosida atau pembantaian entitas Pal3stina yang sedang terjadi telah menyatukan banyak jiwa, di antaranya karena rasa kemanusiaan membuat semua lapisan masyarakat/pelajar dari berbagai negara berani turun ke jalan untuk melakukan aksi solidaritas sebagai tanda dukungan/keberpihakan mereka terhadap kemerdekaan Pal3stina.
Ikatan rasa kemanusiaan memang telah menyatukan pendapat bahwa Pal3stina adalah benar dan laknatullah adalah penjajah. Namun, ikatan kemanusiaan secara tidak langsung terhalang oleh nasionalisme yang memandang bahwa bangsa kita adalah bangsa kita sendiri dan bangsa Pal3stina adalah bangsa yang lain. Ikatan ini menimbulkan dampak terhadap solusi Pal3stina yang tidak kunjung selesai karena sampai sekarang pun tidak ada solusi konkret bagi warga Pal3stina.
Oleh karena itu, diperlukan ikatan yang dapat mempersatukan umat. Tidak hanya sebatas ikatan kemanusian ataupun nasionalisme yang bersifat temporal dan muncul saat kejahatan sedang berlangsung, tetapi setelah kejahatan itu menghilang, hilang pula ikatan nasionalismenya.
Umat membutuhkan ikatan yang kokoh sehingga dapat dijadikan pengikat antar manusia untuk meraih kabangkitan dan kemerdekaan hakiki. Ikatan ini telah terbukti mampu memberikan kemuliaan dan kemenangan bagi pemeluknya, yaitu ikatan ideologi.
Ikatan ideologi adalah ikatan yang berasal dari akidah akliah atau pemahaman tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan melalui proses berpikir sehingga melahirkan suatu peraturan hidup secara menyeluruh. Ikatan ideologi di belahan dunia terbagi menjadi 3 yaitu;
Pertama, ideologi sekuler kapitalisme. Ideologi ini memandang bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan ada karena Tuhan pun ada. Ideologi ini mengakui keberadaan Tuhan. Akan tetapi, sumber hukum dan nilai-nilai yang diterapkan dalam keseharian ditetapkan oleh akal manusia itu sendiri. Hal ini menyebabkan pemisahan antara agama dan kehidupan serta menjadikan pandangan hidup masyarakatnya hanya sebatas memperoleh kesenangan dunia dan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya.
Kedua, ideologi sosialis-komunis, yaitu pemahaman bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan ada dengan sendirinya. Ideologi ini tidak mengakui keberadaan Tuhan. Oleh karenanya, sumber hukum dan nilai-nilai yang ada di ruang lingkup masyarakat pun ditetapkan oleh akal manusia yang mudah lupa, lemah, dan terbatas. Begitu pula tujuan hidupnya, hanya untuk bersenang-senang dan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya.
Ketiga, ideologi Islam, yaitu Ideologi yang menyakui keberadaan Tuhan, meyakini bahwa penciptaan alam semesta, manusia, dan kehidupan berasal dari Allah Al-Khaliq. Sumber hukum dan nilai-nilai yang diterapkan dalam keseharian pun bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunah. Ideologi ini memiliki pandangan hidup yang jauh ke depan, yaitu meyakini adanya hari akhir dan tujuan hidupnya hanya bertumpu untuk meraih rida Ilahi.
Dari ketiga ideologi di atas, ideologi Islamlah yang paling benar dan yang paling layak untuk dijadikan pengikat antar manusia dikarenakan sumber kedaulatan/kekuasaan tertinggi adalah hak prerogatif Allah. Seorang pemimpin suatu bangsa atau negara hanya menjadi perantara untuk mengadopsi dan menerapkan aturan-aturan Allah yang sudah tertera dalam Al-Qur’an dan as-Sunah. Hukum-hukum Allah yang berupa larangan dan perintah-Nya telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS Al-Ma’idah [5]: 50).
Dengan ideologi Islam pula mampu menjawab 3 pertanyaan mendasar manusia, yaitu dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan akan ke mana setelah kematian. Melalui proses berpikir tersebut, ideologi ini dapat menciptakan masyarakat yang memiliki perasaan, pemikiran, dan peraturan yang sama.
Sejarah telah membuktikan, hanya dengan penerapan ideologi Islamlah lahir seorang pemimpin muslim yang dapat membebaskan Pal3stina dari cengkeraman musuh, seperti Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayubi yang telah menjadi pembebas Masjidilaqsa pada waktu dahulu.
Penerapan ideologi Islam sukses melahirkan sebuah negara adidaya yang mulia, disegani, dan ditakuti, hingga luas kekuasaannya mencapai 1/3 dunia, masa kepemimpinnya bertahan hingga 13 abad lamanya. Selama 13 abad itu pula, ideologi ini melahirkan para pembebas Pal3stina, para mujtahid, para imam dan ulama besar, serta ilmuwan-ilmuwan yang menciptakan berbagai penemuan untuk kemasalahatan umat.
Ideologi yang berasaskan akidah Islam, kehadirannya telah memberikan kemuliaan, keamanan, kedamaian, rasa saling mengasihi, dan kesejahteraan di setiap lini kehidupan masyarakat. Berbeda halnya dengan sistem/ideologi kufur nan rusak, sekuler ataupun sosialis yang pemahamannya baru bercokol 1 abad saja sudah memberikan kekacauan, kerusakan, kesengsaraan di bumi Allah dan di setiap lini kehidupan.
Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]