Parenting ala Umar bin Abdul Aziz: Teladan Emas dalam Mendidik Anak secara Islami

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Narasumber: Ustaz Deni Dermawan, S.Pd.

CemerlangMedia.Com — Orang tua merupakan fondasi utama pendidikan akhlak, pembentukan karakter, dan sikap anak. Keteladanan orang tua adalah lebih utama dibandingkan ‘perintah’, sebagaiamana yang dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai pemimpin yang menjadikan dirinya teladan bagi keluarga dan umat. Beliau menekankan bahwa pendidikan agama adalah tanggung jawab utama orang tua, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ۝٦

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS At-Tahrim [66]: 6)

Umar bin Abdul Aziz mengajarkan anak-anaknya Al-Qur’an dan kisah para sahabat serta mengajak mereka menunaikan salat berjemaah di rumah. Menanamkan kebiasaan ibadah sebagai rutinitas hidup, bukan sekadar kewajiban yang dipaksakan.

Beliau yakin bahwa pendidikan bukan sekadar pengetahuan, tetapi pembentukan hati dan akhlak. Hal ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu wa Taala.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ۝٢ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ۝٣

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS Ash-Shaff [61]: 2–3).

Umar bin Abdul Aziz mendidik keluarganya bukan dengan banyak bicara, tetapi dengan contoh nyata. Setelah menjadi khalifah, beliau menolak kehidupan istana yang mewah agar anak-anaknya memahami bahwa kehormatan sejati adalah ketaatan kepada Allah, bukan kemegahan dunia.

Umar bin Abdul Aziz juga mengajarkan keluarganya untuk hidup sederhana, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala.

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan, bermegah-megahan di antara kamu, dan berlomba-lomba dalam kekayaan serta anak-anak.” (QS Al-Hadid [57]: 20).

Suatu ketika, istrinya, Fatimah binti Abdul Malik menangis karena kehilangan perhiasannya. Umar bin Abdul Aziz menenangkannya sambil berkata, “Apakah engkau lebih memilih dunia atau surga?” Pesan itu melekat kuat di hati Fatimah dan menjadi fondasi hidup zuhud serta qana’ah.

Khalifah Umar dikenal sangat lembut dalam mendidik. Umar menolak cara kasar dalam mengajarkan disiplin, sebagaimana pesan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam,

َ ْ إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan menghiasinya dan tidaklah dicabut dari sesuatu melainkan mencelakakannya.” (HR Muslim).

Umar bin Abdul Aziz juga berkata, “Ajarkan mereka takut kepada Allah, bukan dengan cambuk.” Pendidikan dengan kasih sayang membuat anak-anaknya tumbuh berakhlak mulia dan mencintai agama dengan hati yang lapang.

Meskipun Khalifah Umar bin Abdul Aziz disiplin, tetapi beliau tetap lembut, sebagaimana hadis Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam,

َلَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketika anaknya meminta makanan mewah, Umar bin Abdul Aziz menolak dengan berkata, “Bagaimana aku memberi yang istimewa padamu, sementara rakyatku banyak yang lapar?” Khalifah Umar juga mendidik anak-anaknya untuk tidak egois, melainkan berempati kepada sesama.

Parenting ala Umar bin Abdul Aziz adalah sebuah integrasi sempurna antara teladan (akhlak), ilmu (Al-Qur’an dan Sunah), dan metode pengajaran (kelembutan, zuhud, dan empati). Metode ini menghasilkan generasi yang kukuh imannya, mulia akhlaknya, dan peduli terhadap sesama, jauh dari godaan harta dan jabatan.

*Di-resume oleh Yulweri Vovi Safitria (Walimurid Muhammad Husain Abdullah (X Thoriq), Muhammad Ihsan Kamil (VIII Abdullah), Iffah Adillah (II Aisyah). [CM/Na]

Views: 9

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *