Suara Gen Z: Melawan Ketidakadilan dalam Bingkai Syariat Islam

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Halimah N. F., S.Pt.
Pendidik, Muslimah Ngaglik, DIY

Apa pun sarana serta kreativitas yang dibawa oleh Gen Z, bisa terus digunakan, asalkan tuntutan dari perubahan yang diinginkan pun jelas. Apa yang mereka suarakan tidak dibajak oleh kepentingan sementara dari orang-orang yang berkuasa atau sekadar memperjuangkan hal-hal semu yang sifatnya temporer.

CemerlangMedia.Com — Unjuk rasa yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia beberapa waktu lalu telah menyita perhatian banyak pihak. Seorang psikolog anak dan remaja Anastasia Satrio, M.Psi., Psikolog, mengamati keterlibatan gaya Gen Z dalam unjuk rasa yang cenderung unik karena memiliki respons yang khas dan berbeda dibandingkan Gen Millenial, baby boomers bahkan Gen Alpha (kompas.com, 05-09-2025).

Jika generasi sebelumnya cenderung memiliki gaya tidak melawan atau tunduk dan patuh tanpa tapi, Gen Z justru memberi respons untuk menghadapi tekanan yang ada. Respons yang ditunjukkan atas ketidakadilan dari penguasa, yakni membela diri dengan cara sehat, berani terlibat dan menyuarakan pendapat, menetapkan batas dengan jelas, serta tetap terhubung dengan orang lain secara emosional. Dalam hal ini, Gen Z dapat menghadapi ancaman secara rasional, asertif, serta tetap terhubung (kompas.com, 05-09-2025).

Respons Ketidakadilan Harus Terarah

Menyuarakan ketidakadilan bagi seorang muslim atau dalam hal ini mengoreksi penguasa yang zalim adalah suatu kewajiban. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika seorang muslim -apa pun generasinya, termasuk Gen Z di dalamnya, memberikan respons terhadap ketidakadilan.

Hal ini secara jelas dinyatakan dalam salah satu hadis, “Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).

Respons terhadap ketidakadilan pun harus jelas dan terukur atau distandarkan pada syariat Islam. Respons tidak hanya distandarkan pada gaya, selera, atau kenyamanan pribadi seseorang.

Apabila gaya Gen Z dinilai bisa membela diri dengan cara yang sehat, maka akan menjadi baik jika cara ini didefinisikan dengan syariat Islam, sebagaimana dalam QS An Nahl ayat 125. Allah Swt. berfirman,

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Makna dengan hikmah di sini adalah menyeru manusia dengan tegas dan benar. Benar pun juga merupakan apa-apa yang dibenarkan oleh syariat Islam, bukan hawa nafsu manusia.

Batas antara hal benar atau salah itu pun jelas di dalam Islam sehingga tidak bisa dicampuradukkan. Muara dari perjuangan yang dilakukan dan tuntutan yang disuarakan tidak lain adalah agar para penguasa saat ini bisa bertaubat dan mengambil syariat Islam untuk menjadi solusi atas kezaliman serta ketidakadilan yang merajalela.

Sebab, adil di dalam Islam bermakna menempatkan sesuatu sesuai posisinya. Syariat Islam memiliki posisi sebagai pemutus perkara dalam setiap hal, termasuk kaitannya ketika terjadi sengketa antara penguasa dengan rakyatnyaatau persoalan-persoalan lain dalam kehidupan.

Perubahan Hakiki, bukan Temporer

Usia Gen Z saat ini berkisar antara 13 sampai 28 tahun. Rentang usia tersebut memasuki usia pemuda yang biasanya menjadi tulang punggung perubahan besar dunia. Pada masa kejayaan Islam, banyak sekali para pemuda yang berani memperjuangkan Islam dan menolak kezaliman serta kelalaian penguasa saat itu. Tidak heran, nama-nama mereka tercatat jelas dalam sejarah perjuangan kaum muslim.

Sebut saja Abdullah bin Mas’ud, yang kala itu masih berumur 20 tahun. Beliau berani membacakan ayat suci Al-Qur’an di depan kafir Quraisy meski berakhir dengan penyiksaan. Ada pula Abdullah bin Abbas yang masih berusia belasan tahun, tetapi aktif memberikan koreksi terhadap penguasa. Paling masyhur adalah seorang pemuda yang berani mengoreksi penguasa dan mendapat julukan sebagai penghulunya para syuhada, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.

Dari kisah ini kita bisa sedikit mengetahui bahwa para sahabat yang seusia Gen Z saat ini biasa melakukan koreksi atau menyampaikan kebenaran di tengah kezaliman yang ada. Mereka tegas dan berani membawa nilai Islam sebagai basis perjuangan.

Oleh karena itu, apa pun sarana serta kreativitas yang dibawa oleh Gen Z, bisa terus digunakan, asalkan tuntutan dari perubahan yang diinginkan pun jelas. Apa yang mereka suarakan tidak dibajak oleh kepentingan sementara dari orang-orang yang berkuasa atau sekadar memperjuangkan hal-hal semu yang sifatnya temporer.

Lebih dari itu, kita pasti sepakat bahwa ujung dari perjuangan adalah kebaikan yang hadir secara terus-menerus. Kebaikan yang bisa long lasting atau bertahan lama, bahkan permanen. Hal semacam ini hanya bisa terjadi jika dasar dari tuntutan perjuangan yang ada disandarkan pada Islam. Sebab, Islam merupakan ide menyeluruh yang diturunkan oleh Zat yang pasti mengetahui kebaikan dan keburukan makhluk yang telah diciptakan-Nya.

Wallahu a’lam bisshawab [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *