Oleh: Rini Sulistiawati
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — PUISI
Aku dan kamu menjadi kita
Kita bersama merajut asa
Asa untuk bisa bersuara
Meski lewat guratan pena
Aku dan kamu menjadi kita
Kita bersama mereguk ilmu
Ilmu bagaikan candu
Walaupun hati sendu
Bak teriris sembilu
Pagi ini kudengar seorang anak kecil terkapar
Wajah anak kecil itu bersimbah darah
Telentang di atas brankar
Kedua netranya tertutup perban
Ma … Pa… Parau suaranya memanggil-manggil kedua orang tuanya
“Ma… Pa…” katanya
Sedangkan aku hanya bisa menggenggam gawai menonton kesakitannya
Ingin rasanya kupeluk anak kecil itu
Sedikit meredakan tangisnya sejenak saja, mengurangi rasa ketakutannya
Ingin rasanya kubelai wajah berlumur darah itu, sedetik saja, mengurangi rasa kesakitannya
Nak, ampuni aku, Nak
Nak, maafkan aku, Nak
Aku tak mampu memelukmu
Aku tak mampu mengobati luka-lukamu
Aku dan kamu tak bisa menjadi kita tersebab pembatas negara
Nak, aku hanya bisa berdoa
Agar rasa sakitmu segera berakhir
Agar penjajahan di P4l3stin4 segera berakhir
Aku dan kamu menjadi kita
Kita bisa bersuara
Meski hanya lewat pena
Karena sampai kini
Tak ada tempat yang aman di Gaza
Tak ada tujuan yang aman di Gaza
Tak ada sekolah yang aman di Gaza
Tak ada rumah sakit yang aman di Gaza
Tak ada rumah yang aman di Gaza
Tak ada jalan yang aman di Gaza
Tak seorang pun yang aman di Gaza [CM/NA]