Oleh: Chyntia Fitri
(Siawi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur selalu dipanjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw. sehingga saya dapat menyelesaikan storytelling saya mengenai judul yang akan saya bawakan yaitu “Belajar Kewirausahaan di Sekolah”.
Penasaran kan seperti apa ceritanya?
Baca sampai habis yah…
Sebelum kita ke pembahasan berikutnya, perkenalkan dahulu, nama saya Chyntia Fitri. Saya lahir di Kotawaringin Timur pada 15 September 2007. Saya memiliki hobi menggambar.
Saya tinggal di Kotawaringin Timur, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan di daerah Samuda, Desa Basirih Hulu. Saya masih duduk di bangku kelas 10 di SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan.
Proyek P5 yang saya ingin ceritakan adalah tentang kewirausahaan. Jadi, di sekolah saya ada suatu program yaitu P5. Nah, program tersebut merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
P5 menggunakan pendekatan berbasis proyek dan praktik secara langsung. Isi dari proyek P5 ini adalah tujuan, langkah, media pembelajaran, dan assesmen. Tema proyek P5 di sekolah saya terbagi menjadi 3, yaitu kearifan lokal, kebhinekaan, dan kewirausahaan.
Pembelajaran P5 bermula pada Rabu. Saat itu, kami dibimbing oleh Bapak Rifqi selaku pemegang program P5 dan pembimbing kelas kami. Kami mendapatkan tugas untuk membuat sebuah ide jualan. Bapak pun segera membagi beberapa kelompok dari banyaknya siswa dan siswi di kelas.
Setelah Bapak Rifqi selesai membagi beberapa kelompok, saya mendapat bagian di kelompok 1 yang terdiri dari 6 orang. Di situ kami dipersilakan untuk mendiskusikan masakan apa yang akan dibuat berdasarkan prinsip jualan agar meraih keuntungan sebanding. Setelah semua kelompok mendapatkan ide, lalu dipersilakan menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-teman.
Kelompok saya awalnya belum mendapatkan ide apa pun, tetapi setelah itu, salah satu anggota saya berpendapat untuk membuat bakso dengan campuran bumbu yang digoreng. Lalu ditambah dengan mie yang sudah digoreng. Ide tersebut pun diterima oleh kami karena dari hasil perhitungan bisa disimpulkan bahannya mudah dicari, cukup murah, dan sangat praktis.
Tidak terasa jam pembelajaran P5 oleh Bapak Rifqi pun habis. Bapak bepesan bahwa dipertemuan P5 berikutnya semua masakan yang ingin dibuat sudah dipersiapkan. Kami pun menyisihkan uang untuk iuran guna membeli bahan-bahan masakan senilai 15k.
Tepat disore Rabu sebelum pertemuan P5 selanjutnya, kami pun membeli dan menyiapkan semua bahan masakan yang ingin dimasak. Kami berkumpul di rumah salah satu teman saya yang bernama Wulan. Kami pun memasak bersama dan mengemasnya bersama-sama menggunakan bungkus mika yang telah dibeli. Semua anggota memiliki tugasnya masing-masing. Ada yang membantu memasak, memotong bakso, dokumentasi kegiatan dan membuat laporan hasil kegiatan. Tidak terasa jam P5 berikutnya pun tiba. Semua kelompok membawa masakan yang telah mereka buat dan salah satunya kami.
Akhirnya Bapak pun datang ke kelas sambil menanyai hasil masing-masing kelompok. Setelah selesai, Bapak langsung meminta kami untuk menyusun setiap produk jualan di pendopo sekolah. Dan Alhamdulillah, masakan hasil kelompok saya laku dan terjual habis untuk yang pertama.
Dari perhitungan, kami mendapat keuntungan walaupun tidak seberapa karena itu adalah pengalaman pertama kami di SMA. Kami pun pulang ke kelas dengan hati senang. Setelah itu, hasil dari penjualan kami pun dihitung. Kata Bapak, hasil jualan kami tersebut dapat dijadikan modal untuk penjualan berikutnya agar tidak perlu iuran lagi. Kami pun menyetujuinya. Akhirnya, pembelajaran P5 berakhir, kami pun merapikan semua peralatan, meja jualan dan barang-barang kami.
Dari hasil pengalaman tersebut, saya menyimpulkan bahwa sebenarnya yang dibutuhkan dalam jualan itu adalah sebuah kepercayaan diri, kekompakan, bekerja keras, dan keberanian. Bisa membaca peluang untuk mengeluarkan potensi guna meraih keuntungan dari hasil produk jualan kita. Kepercayaan diri adalah hal yang akan membantu seorang berwirausaha tidak takut gagal, tidak mudah putus asa, dan akan selalu merasa bahwa dirinya mampu serta tidak ragu-ragu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pun percaya diri dalam pergaulan. Jika percaya dirimu kurang, otomatis kamu akan kurang bergaul karena malu, ragu, bahkan takut berbicara dengan orang lain.
Jadi itu saja cerita yang dapat saya ceritakan di sini, It was all my story. Thank you very much for your attention and see you. Sampai berjumpa lagi yah, di cerita saya selanjutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. [CM/NA]