30HMBCM
Penulis: Ndru
Bab 3 Lomba Part 1
CemerlangMedia.Com — SMA Merdeka akan mengadakan berbagai perlombaan dalam rangka ulang tahun sekolah. Masing-masing kelas harus mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti perlombaan tersebut. Namun, ada salah satu lomba yang diikuti oleh seluruh siswa di kelas yakni lomba menyanyikan mars sekolah.
Selama sepekan ini, Bu Endang, sebagai wali kelas 10-3 meminta para siswanya untuk berlatih menyanyikan mars sekolah selama 15-30 menit. Para siswa giat berlatih mengikuti arahan Bu Endang.
“Kami siswa-siswi SMA Merdeka
Menuntut ilmu meraih prestasi
Berbudi pekerti luhur dan bertakwa pada Allah
Menjadi generasi harapan bangsa”
Itu salah satu cuplikan dari mars SMA Merdeka yang harus dihafalkan dan dinyanyikan para siswa di perlombaan. Sumi yang merasa suaranya pas-pasan cuma mangap-mangap pura-pura menyanyi. Beberapa kali kena tegur Bu Endang untuk mengeluarkan suaranya. Wah, Bu Endang punya telepati kayaknya sampai tahu kalau Sumi hanya lipsing.
Berkebalikan dengan Sumi, Sami malah paling semangat menyanyikan mars ini. Saking semangatnya, nadanya kerap terlewat tinggi dan cempreng. Bu Endang juga kerap menegur Sami agar memperhatikan nadanya.
Setelah sepekan berlatih, Bu Endang meminta semua anak bersiap-siap untuk mengikuti lomba dua hari ke depan, kecuali Sumi dan Sami. Duo absurd itu diminta menjadi bagian konsumsi untuk para siswa yang mengikuti lomba menyanyi. Bu Endang sebenarnya mau mengikutkan semua siswa.
Tapi setelah melalui pemikiran yang panjang dan pertimbangan yang berat, diputuskan Sumi dan Sami bagian konsumsi. Khawatirnya jika mereka berdua ikut, kelas 10-3 auto tereliminasi. Si Sumi cuma mangap-mangap tanpa suara, si Sami nadanya ketinggian dan cempreng.
Sumi sih cuek saja tidak ikut lomba menyanyi. Kebalikannya, si Sami langsung uring-uringan begitu mengetahui dirinya tidak diikutkan menjadi peserta.
“Hih! Tak sumpahin pada keselek kedondong biar auto kalah. Apa nggak tau kalau suara Syamila begitu mempesonah?” gerutu Sami.
“Tau nggak, Syamila ini selalu menjadi perwakilan kelas kalau ada lomba menyanyi,” terang Sami.
“Menang, nggak?” tanya Sumi.
“Kalah. Tapi menang kalah itu biasa dalam perlombaan,” ucapnya berapi-api.
“Bahahaha ….” Sumi tertawa lebar sambil memegangi perut.
“Itu tandanya suaramu itu pas-pasan. Wis ta lah, Mbah, terima nasib. Mending nanti kita ke pasar untuk belanja konsumsi teman-teman,” ucap Sumi.
“Kita? Ke pasar? No no no! Pergi sendiri aja,” jawab Sami.
“Oh, begitu? Tak laporin Bu Endang, ya.”
“Hih! Males banget,” ucap Sami kesal.
Sumi pun terkikik melihat Sami yang anti ke pasar. Ya iyalah, anak papi mana mau menginjakkan kaki ke pasar. Semuanya terima beres saja. Paling banter kalau belanja ke swalayan yang anti becek.
Diputuskan besok H-1 lomba mereka berdua akan ke pasar dan mempersiapkan konsumsi untuk peserta. Kebetulan juga, sehari sebelum lomba para siswa akan pulang pagi.
*****
“Woi!!! Ada pengumuman penting! Semuanya masuk ke kelas!”
Rio, sang ketua kelas berteriak heboh memerintahkan semua pasukannya masuk ke kelas.
“Jadi gini teman-teman, ternyata ada satu lomba baru yang ditandingkan besok. Lomba menghias tumpeng,” ucap Rio mengumumkan.
“Lho, siapa yang ikut? Kita kan ikut lomba menyanyi,” ucap Bela pura-pura sambil menyindir.
“Hilih! Bilang aja nyindir, Bel,” Sami kesal.
“Oh, iya ya astaga. Daku lupa kalau dikau n dia nggak kepilih, ya. Duh, kesian,” ucap Bela lagi sambil menunjuk Sumi dan Sami.
“Sudah … sudah. Benar Sami. Jadi kami sekelas menggantungkan lomba ini kepada kalian berdua, duet Sumi dan Sami. Selamat, ya,” ucap Rio.
Sami kesal Sumi hanya diam dan pasrah dengan nasibnya. Ia sudah gemas ingin menggetok kepala si Sumi.
“Dan … Lomba menghias tumpeng ini ada keunikannya, lho. Syaratnya, tumpengnya harus memakai bahan-bahan alami karena temanya back to nature. Kemudian saat menghias tumpeng harus memakai bakiak dan jarik. Terserah jariknya mau dijadiin selendang kek, celemek kek, atau penutup mata eh hahaha … Lucu mbayangin kalian berdua hahahaha … aduhhh!!! KDK woi!!!”
Rio langsung memegang kepalanya yang terkena lemparan penghapus. Sang ketua mendapatkan kekerasan dalam kelas alias KDK. Siapa lagi kalau bukan Sami pelakunya. Dia dari awal sudah tidak minat dengan lomba aneh dan memalukan itu.
“Sumi, diam aja kau. Nggak malu apa kita menghias tumpeng sambil pake jarik dan bakiak?” gerutu Sami.
“Hehehe … Malu sih sebenarnya. Tapi menghias tumpeng itu passionku. Dulu waktu SMP pernah menang lomba menghias tumpeng. Rasanya enak dan bagus banget hiasannya. Tenang aja. Perkara pake jarik mah udah slempangin aja beres,” ucap Sumi tenang.
“Ingat, fokus aja apa yang bisa kita lakukan! DUNIA LUAR SALAH SATU PENYEBAB KEHANCURAN JIKA TAK PANDAI menempatkan diri. Siapa tau gerbang kesuksesan kita dimulai dari hal kecil ini,” ucap Sumi sok bijak.
Duh, Sami yang tidak mendapat dukungan dari Sumi pun tambah puyeng. Apalagi kata-kata Sumi itu tidak ada hubungannya sama persoalan utama, lomba menghias tumpeng. Akhirnya, dia menerima nasib mengikuti lomba menghias tumpeng dengan si Sumi. Semoga tidak memalukan.
*****
Hari yang dinantikan pun tiba. Para siswa SMA Merdeka sangat bersemangat menyambut perlombaan dalam rangka hari ulang tahun sekolah. Para siswa yang mengikuti lomba menyanyi mars sekolah tidak memakai pernak-pernik apa pun. Mereka hanya memakai seragam khas sekolah, batik berwarna biru. Keadaan itu sungguh membuat iri para siswa bersuara fals yang dengan terpaksa harus mengikuti lomba menghias tumpeng dengan pernak-pernik jarik dan bakiak.
Dua perlombaan itu diadakan dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan perlombaan lainnya diadakan di hari berikutnya selama sepekan. Tentu saja yang paling seru adalah lomba menghias tumpeng. Para siswa yang kelasnya belum mendapat giliran menyanyi memilih menonton lomba menghias tumpeng terdahulu. Seakan menonton lawak, ups.
Sumi dan Sami kemarin telah merancang dress codenya. Mereka memakai celemek dan topi koki dari kain jarik. Untung ada Alia, teman sebangku Sumi yang sangat baik hati. Bukannya menertawakan seperti teman-teman yang lain, Alia malah memberikan solusi.
Dua buah kain jarik dari Sami yang bermotif Sidomukti warna coklat itu disulap menjadi celemek cantik dan topi keren. Sami hanya berharap tidak dikutuk menjadi cucu durhaka oleh neneknya karena menyerahkan dua jarik peninggalannya ke Alia untuk dibentuk menjadi celemek dan topi.
Peluk sayang untuk Alia dan ibunya yang sudah bekerja keras dalam hitungan jam telah membuat karya spektakuler. Peyukkk ….
“Sumi, gimana udah keren kan ini?” tanya Sami.
“Iya, udah maju mundur cantik,” jawab Sumi asal.
Sumi dan Sami sibuk menata perlengkapan menghias tumpeng. Lomba tumpeng diadakan di lapangan sekolah supaya banyak yang bisa menyaksikan perlombaan yang unik ini. Para pendukung pun rame meneriakkan nama perwakilan kelasnya.
Hanya Bela yang tidak tertarik menonton lomba menghias tumpeng. Menurutnya, kepopulerannya menjadi tergeser oleh duo absurd Sumi dan Sami.
Bagaimana ya kelanjutan dari lomba menghias tumpeng? Menang nggak ya duo absurd Sumi dan Sami?
(*Naskah ini original, tidak disunting oleh editor CemerlangMedia.Com) [CM/Na]
Views: 1






















