Oleh: Rini Sulistiawati
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — PUISI
Nyawa syuhada laksana lembaran kertas
Dirobek sesuka hati penjajah biadab
Jeritan pilu kertas tak mampu terdengar buku yang dulu mengisi hatinya
Nyawa syuhada laksana daun kering
Diremas sesuka hati penjajah durjana
Tangis kesakitan daun tak mampu terlihat pohon yang pernah meneduhinya
Si Erdo pura-pura tidak kenal pada daun
Si Abdul pura-pura tidak peduli pada kertas
Lalu mereka makan malam bersama
Sang ego sorak sorai merayakan pesta pora kesedihan yang merongrong jiwa ribuan syuhada
Si Benja pengemis tanah
Si Bugi pembohong sejati
Terpingkal-pingkal lantas menari melihat kabar gembira ini
Ha ha ha ha
Mereka tertawa lantas berkata
Lihat kawan, mereka berdua bisanya hanya makan malam saja
Padahal sudah 16.000 daun dan kertas yang kita sobek dan remas [CM/NA]