Di Antara Runtuhnya Harapan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Karya: Rini Sulistiawati

CemerlangMedia.Com — PUISI

Putriku…
Hari ini ibu baca sebuah berita,
Tentang keluarga yang runtuh,
Tentang generasi yang rapuh,

Kata mereka, perceraian marak
Begitu banyak hati yang terbelah,
Begitu banyak rumah yang dahulu hangat,
Kini jadi bangkai kenangan

Mereka bilang…
Di tahun kemarin, ratusan ribu pasangan memilih jalan lain,
Mereka menyebutnya “akhiran yang lepas”
Seperti benang-benang jahitan yang putus,
Tanpa bekas yang bisa dijahit ulang

Nak,
Ibu takut,
Ibu takut kita bisa menjadi salah satu angka itu
Jika kita lupa menjaga fondasi
Bukan hanya menjaga cinta, tetapi menjaga nilai, keyakinan, komitmen

Ibu…
Kenapa keluarga sekarang banyak yang hancur?
Di media, di berita, di mana-mana,
Orang tua yang dahulu selalu bilang “kita selalu bersama untuk selamanya”,
Sekarang berpisah di meja pengadilan

Apakah cinta saja tidak cukup, Bu?
Apakah kita butuh lebih dari itu?
Apakah ideologi keluarga, nilai agama, komitmen suci, janji yang diucap di hadapan Allah,
Sudah tidak lagi punya tempat?

Anakku, dengarkan ibu
Ibu ingin kau tahu,
Rumah kita bukan sekadar atap dan dinding
Rumah kita adalah ideologi
Ada agama yang mengikat kita, lebih dari sekadar rasa

Tapi di luar sana, banyak orang lupa
Mereka menikah dan bercerai seperti menukar baju
Mereka datang, pilih baju, lalu lepaskan
Tak ada lagi makna yang dalam,
Tak ada lagi janji yang suci

Dan anak-anak?
Mereka jadi generasi rapuh
Karena ayah dan ibu tak lagi satu suara
Ayah dan ibu tak lagi satu arah

Ibu…
Jika begitu banyak keluarga yang hancur
Apakah kita akan jatuh seperti mereka?
Apakah kita akan jadi kisah sedih di laporan berita?
Apakah kita nanti malah jadi salah satu “statistik perceraian”?

Aku takut sekali, Bu…
Takut jika ayah dan ibu lelah
Aku takut jika nilai-nilai yang ibu tanamkan di hatiku,
Terseret oleh drama dunia
Tolong, Bu!
Aku mohon, jangan biarkan kita jadi salah satu angka itu

Nak, ibu bersumpah,
Sepanjang napas ibu masih berhembus,
Sepanjang iman ini masih ada di dalam dada
Ibu akan menjaga ideologi keluarga kita

Ibu akan menjaga agar kita tidak terombang-ambing
Oleh derasnya gelombang dunia yang rapuh

Ibu akan mengingatkan ayah
Bahwa pernikahan bukan permainan,
Bahwa perceraian bukan sekadar “akhir”,
Tetapi luka di hati anak-anak,
Anak- anak yang kelak menjadi penerus generasi masa depan

Dan ketika dunia berkata: “lebih mudah berpisah”
Ibu akan berkata: “lebih mulia bertahan”

Ibu…
Aku ingin berjanji malam ini
Aku janji akan menjadi anak yang mengerti
Anak yang tak hanya menginginkan kehangatan,
Tetapi juga kedalaman

Aku janji akan mencintai ayah,
Bukan hanya karena hati,
Tetapi karena tanggung jawab, nilai, dan tujuan suci
Aku janji menjaga kakak dan adik-adikku
Agar mereka tumbuh bukan hanya dalam cinta,
Tetapi dalam keyakinan, komitmen, dan arah hidup Islam

Putriku…
Setiap tetes air mata ibu
Adalah doa yang tak terucap
Ibu berdoa agar rumah ini tetap berdiri,
Meski banyak rumah lain runtuh

Setiap kali ibu menahan tangis di malam yang sepi
Aku berbisik pada Allah,
Ya Allah, Ya Rabbi, jadikan rumah ini contoh,
Bukan hanya bagi kita,
Tetapi bagi generasi lain yang takut bercerai
Generasi yang rapuh, yang menanti kepastian

Ibu ingin rumah kita,
Jadi benteng kecil di tengah badai perceraian,
Menjadi mercusuar nilai di tengah gelapnya pendidikan sosial,
Menjadi saksi bahwa keluarga ideologis, bukan dongeng
Melainkan harapan yang nyata, sekeras batu dan sehalus doa

Ibu, mari kita terus berjalan,
Pelan, berjalan dalam keistikamahan menjemput rida Ilahi Rabbi

Jalan kita mungkin penuh semak belukar,
Tetapi iman di dada kita tidak akan pernah padam

Karena di antara runtuhnya harapan dan retaknya cinta di luar sana,
Kami memilih bertahan
Kami memilih keluarga ideologis
Kami memilih rumah yang pantas dijaga dengan darah jiwa dan air mata
Dalam naungan rida Allah Taala

Bandung, 29 November 2025 [CM/Na]

Views: 13

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *