Oleh: Nuraisyah Novianti
CemerlangMedia.Com — Bang Opang, begitu ia biasa dipanggil. Tukang odong-odong yang tinggal tidak jauh dari desa tempat ia mencari nafkah. Setiap jam 8 pagi, odong-odongnya sudah mangkal di ujung jalan desa. Berbekal odong-odong yang sudah mulai memudar warnanya, Bang Opang berharap hari itu bisa membawa uang untuk sekadar membeli nasi dan lauk pauk untuk istri dan anak-anaknya di rumah.
Sambil memasang musik lagu anak-anak yang biasa mengiringi odong-odongnya, Bang Opang mengayuh penuh semangat mengelilingi desa. Namun, hingga menjelang Zuhur, tidak ada satu pelanggan pun yang mau menaiki odong-odongnya.
Rasa lapar diperut sudah mulai ia rasakan. Di pos kamling dekat masjid, Bang Opang beristirahat, lalu meminum air teh dan memakan sepotong ubi rebus sisa sarapan tadi pagi yang ia bawa dari rumah. Kini ia hanya berharap, ada segerombolan anak-anak yang mau menaiki odong-odongnya sehingga ia bisa memiliki uang dan segera pulang.
Di tengah rasa letih dan putus asanya, ia melihat ada tukang odong-odong lain. Wajahnya terlihat bahagia “Wah, pasti Abang ini dapat pelanggan banyak hari ini,” batin Bang Opang. Mereka berpapasan dan bertegur sapa satu sama lain dan akhirnya bercengkerama.
“Bagaimana narik odong-odongnya hari ini, Bang? Sepertinya rame, nih!” Bang Opang memulai pembicaraan.
“Alhamdulillah, Bang…” jawab tukang odong-odong yang ternyata diketahui bernama Bang Yusuf itu sambil tersenyum.
“Duh, saya belum dapat pelanggan sama sekali dari pagi, Bang, mumet saya!” jawab Bang Opang.
“Disyukuri saja, Bang, jangan mengeluh. Siapa tahu habis dari sini, Abang dapat pelanggan.” Kata Bang Yusuf mencoba menenangkan Bang Opang.
“Disyukuri gimana, Bang, karena saya gak dapat pelanggan jadi gak ada uang dan gak bisa beli makanan untuk istri dan anak saya di rumah,” jawab Bang Opang kesal.
“Sabar, Bang… ”
Bang Yusuf pun menjelaskan makna harus bersyukur dengan keadaan apa pun saat ini, bersyukur masih diberi kesehatan, masih punya odong-odong ini buat mencari nafkah. Bang Yusuf juga meyakinkan bahwa rezeki gak pernah ketuker. Bahkan Allah akan menambah nikmat dan rezeki jika seseorang bersyukur dan sabar dalam keadaan apa pun.
“Iya, Bang,” jawab Bang Opang seolah ragu dan malas untuk berdebat lagi.
“Insyaallah, Bang, yakin saja,” jawab Bang Yusuf seolah tahu keraguan Bang Opang.
“Wah, sudah masuk waktu Zuhur nih. Yuk! kita ke masjid dulu, Bang, biar tenang hatinya.” Ajak Bang Yusuf sambil mengayuh odong-odongnya.
Akhirnya Bang Opang pun mengikuti Bang Yusuf. Dalam hatinya merasa malu, selama ia berkeliling di desa ini, tidak pernah sekalipun ia menyempatkan diri masuk ke masjid untuk salat.
Selesai menunaikan salat Zuhur, Bang Opang melihat ada orang yang sedang membagikan nasi bungkus di pintu gerbang Masjid.
“Wah, kebetulan nih, perut lagi lapar-laparnya,” batin Bang Opang.
Lalu ia pun menghampiri orang yang sedang sibuk membagikan nasi bungkus dan kemudian memberinya sebungkus nasi dan air mineral.
Setelah mendapatkan nasi bungkus dan air mineral, Bang Opang mencari-cari Bang Yusuf yang ternyata sedang bercakap-cakap dengan seseorang yang sepertinya sudah ia kenal baik.
Mendapati Bang Yusuf sedang sibuk bercengkerama, Bang Opang langsung menghampiri, dan alih-alih ingin memberitahu Bang Yusuf kalau ada yang sedang membagikan nasi bungkus di gerbang masjid, tiba-tiba Bang Yusuf membagikan beberapa bungkus nasi untuk Bang Opang bawa pulang.
Sambil tersenyum Bang Yusuf berkata, “Ini untuk istri dan anak-anak Bang Opang di rumah.”
“Lo, kok? Banyak sekali, Bang, ini kan punya Abang?” ucap Bang Opang keheranan.
“Tidak apa-apa, Bang, ini rezeki istri dan anak-anak Abang. Kebetulan setiap selepas salat Zhur, saya bersama takmir masjid ini memang menyediakan makan gratis untuk warga sekitar, tidak banyak, tetapi insyaallah cukup,” kata Bang Yusuf bijak.
“Alhamdulillah, terima kasih, Bang. Tapi kalau punya Abang diberi ke saya, nanti Abang gimana? Gak dapat jatah lagi dong?” ucap Bang Opang lagi.
“Tenang aja, Bang, insyaallah ada,” jawab Bang Yusuf meyakinkan Bang Opang.
“Insyaallah, Bang. Allah akan menolong siapa pun yang sudah menolong saudaranya, apalagi saudara yang sedang kesulitan dan kelaparan. Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur, sabar, dan ikhlas dalam situasi apa pun agar Allah tambah nikmat dan rezeki kita.”
Bang Yusuf lantas membacakan firman Allah, surah Ibrahim ayat 7 yang artinya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
“Sebenarnya banyak petunjuk dari Allah untuk menolong kita, tetapi karena kita tidak menyangka dan tidak yakin dengan pertolongan Allah, maka pertolongan itu tidak tampak. Jadi mulai sekarang yakin saja akan petunjuk dan pertolongan Allah. Ingat Bang! Rezeki itu sudah Allah atur sedemikian rupa, tertakar dan tidak akan pernah tertukar,” ujar Bang Yusuf lagi menjelaskan.
“Baik, Bang, saya mulai paham sekarang.”
Bang Opang mengakui bahwa selama ini, ia memang kurang bersyukur dan selalu menyalahkan keadaan, ibadah hampir sama sekali tidak ia lakukan. Bahkan Bang Opang selalu ragu dan tidak yakin bahwa pertolongan Allah itu ada.
“Terima kasih, Bang, sudah menyadarkan saya, sudah memberikan makanan untuk saya dan keluarga saya. Semoga kehidupan saya bisa membaik ke depannya.” Ucap Bang Opang sedih menyadari kesalahannya.
“Berterima kasihlah kepada Allah, Allah sayang sama Bang Opang, atas pertolongan dan kehendak-Nya kita bisa bertemu dan hari ini, Bang Opang dan keluarga bisa makan walaupun tidak ada uang di tangan Abang saat ini. Saya hanya perantara, Allah yang sudah menolong Abang.” Kata Bang Yusuf sambil bersalam dengan Bang Opang dan mengucapkan salam perpisahan.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At-Talaq ayat 3). [CM/NA]