Oleh: Nia Maulida
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Halo… Perkenalkan nama aku adalah Nia Maulida biasa dipanggil Nia. Aku adalah siswi dari SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan dan sekarang berada di kelas XII. Pada kesempatan kali ini aku mau bercerita sedikit tentang masa-masa SMA-ku yang penuh suka dan duka.
Masa memasuki remaja dan tentunya banyak pengalaman seru dan menyenangkan. Putih abu-abu atau masa SMA disebut-sebut sebagai masa yang paling indah, masa peralihan dari remaja menuju dewasa.
Sedikit cerita atau sebanyak apa pun cerita saat masih duduk di bangku SMA tidak akan pernah dilupakan dan selalu menjadi cerita ketika berkumpul kembali.
Awal sekolah dimulai dengan MPLS. Saat itu masih ada covid-19, jadi MPLS dilakukan secara bertahap. Setelah MPLS selesai, minggu pertama sekolah diawali dengan belajar online. Pada minggu kedua, kami hadir ke sekolah, tetapi itu pun dibagi dua sesi.
Saat SMA, aku memilih jurusan IPS. Pertama kali di pikiranku, IPS adalah jurusan yang tidak ada pelajaran hitungan. Ternyata pemikiranku salah, aku bertemu dengan ekonomi. Aku sangat tidak suka berhitung, teman-teman. Namun, aku bersyukur, guru ekonomi di sekolahku sangat baik sehingga penjelasannya mudah dipahami.
Ngomong-ngomong soal teman waktu SMA, bisa dibilang aku hanya mempunyai beberapa teman saja. Saat kelas X, aku mempunyai 3 orang teman dekat. Aku dan temanku bisa disebut P, A, dan S. Aku dan P selalu ke kantin bersama, kalau lagi makan lahap banget. Sampai suatu hari di kantin, makanan masih banyak, tetapi dia sudah kenyang. Akhirnya, makanannya diberikan ke aku. Dengan senang hati kumenerimanya. Temanku yang lain, mereka tidak pernah mau ke kantin karena malu.
Kelas X adalah masa sekolah yang paling sebentar. Tidak punya banyak kenangan di kelas ini karena masih suasana covid-19.
Berlanjut ke kelas XI, awal mula covid-19 mulai hilang. Pembelajaran di kelas ini sampai pukul 15.00 WIB dan rasanya aneh banget karena di sekolah sebelumnya tidak pernah sampai pukul 15.00 WIB. Mulanya berat dijalani, tetapi lama-kelamaan mulai terbiasa.
Di kelas XI kehidupan paling berat, kenapa? Karena pada saat ini aku kehilangan ayah yang menjadi sosok heroik bagi aku. Rasanya sedih banget kehilangan sosok orang tua satu-satunya yang kupunya setelah ibu meninggal.
Aku punya 3 orang adik yang sekarang menjadi tanggung jawabku untuk menafkahi mereka. Sedih banget, Guys, umur segini sudah jadi kepala keluarga. Oke, skip, ke cerita yang lain ya.
Kelas XII, kenapa ya, di kelas ini rasanya paling enak untuk dijalani. Di sini, aku dan teman-teman sering menghabiskan waktu bersama untuk jalan-jalan karena sebentar lagi lulus. Tinggal hitungan bulan saja, kami sudah berpisah untuk mencapai cita-cita masing-masing.
Pesan moral dari kisahku ini adalah selalu bersyukur dikelilingi teman yang baik dan selalu men-support, baik dalam keadaan sedih maupun senang.
Terima kasih teman-teman SMA-ku yang telah membuat kisah masa putih abu-abu ini lebih berwarna. Banyak suka duka yang telah kita lewati. Aku berdoa supaya kita mencapai cita-cita masing-masing. Sebentar lagi kita menghadapi ujian sekolah yang menjadi penentuan kelulusan di masa ini. Semoga kita sukses bersama-sama. Sukses untuk kita semua, teman-temanku! [CM/NA]