Oleh: Wulan Nur Rahmah
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Saya Wulan Nur Rahmah. Saat ini, saya bersekolah di SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan. Saya duduk di Kelas Xr5, saya remaja yang serba ingin tahu. Kali ini saya ingin bercerita tentang pembelajaran P5.
Suatu hari, tepatnya Rabu, setelah istirahat pertama, saya dan teman-teman mengikuti pembelajaran P5 yang dibimbing oleh Ibu Purnama. Beberapa waktu kemudian, saat istirahat berakhir, Ibu Purnama meminta kami langsung menuju laboratorium biologi agar pembelajaran lebih nyaman dan lebih mudah.
Sesampainya kami di laboratorium biologi tersebut, kami menunggu cukup lama, sampai akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk kembali ke kelas karena pada saat itu Ibu Purnama tidak ada dan laboratorium tersebut terkunci.
Pada saat sudah sampai di kelas, mereka langsung bermain-main dan membuat keributan. Kami mengira bahwa Ibu Purnama tidak masuk kelas karena ada kesibukan. Kemudian saya dan 3 orang teman memutuskan untuk pergi ke perpustakaan agar kami tidak terganggu karena keributan yang terjadi di kelas.
Setelah beberapa jam pembelajaran, saya dan 3 orang teman memutuskan untuk kembali ke kelas dan memeriksa apakah ada guru di kelas dan kami tidak mengetahui di mana saat itu mereka semua. Akhirnya, kami berempat memutuskan untuk kembali ke perpustakaan. Sampai mendekati istirahat ke-2, kami baru menyadari bahwa mereka kembali ke laboratorium biologi.
Saat waktu istirahat, saya dan 3 orang teman tadi dipanggil ke meja piket, kami dimarahi oleh guru piket. Mereka mengancam ingin memulangkan saya dan teman-teman, tetapi itu hanya amarah sesaat. Saya dan teman-teman menunggu cukup lama di meja piket karena mereka sedang merundingkan hukuman apa yang akan kami jalani.
Singkatnya, kami berempat terkena hukuman. Kami ditugaskan membuang semua sampah yang ada di dalam bak sampah ke pembuangan terakhir.
Ada dua orang teman saya dari kelas sebelah, yakni dari kelas Xr6, mereka berdua membantu kami membuang sampah ke pembuangan terakhir hingga hukuman kami selesai. Kaki teman saya ada yang terkilir karena membantu kami menjalankan hukuman. Singkatnya, kami berhasil menyelesaikan hukuman dari guru yang sedang piket.
Selesai mengerjakan hukuman tersebut, kami langsung pergi ke kantin sambil beristirahat dan membeli minuman segar agar saya dan teman-teman tidak dehidrasi. Saya dan teman-teman merasa sangat haus dan kelelahan.
Sesampainya dari kantin, kami langsung bermain-main bersama teman-teman yang lain karena waktu istirahat masih tersisa. Ada beberapa teman-teman yang sempat mengejek kami berempat dengan menyebutkan “duta bolos”.
Kami hanya bisa tersenyum memaklumi semua itu karena mereka hanya bercanda. Kemudian teman-teman saya yang lain bertanya-tanya, mengapa kami berempat di hukum, saya menjawab, “Itu hanya kesalahpahaman antara kami dan guru piket,”
Lalu saya berkata kembali, “Berani berbuat, maka harus berani bertanggung jawab. Semua itu memang tidak direncanakan, semuanya terjadi secara kebetulan.
Hikmah yang dapat saya ambil adalah kita harus tetap disiplin, selalu tepat waktu, tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama kembali. [CM/NA]