Oleh. Tharis Khaulah Zahfa
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Gema takbir malam hari raya Idulfitri selalu memberikan suasana yang menenangkan
Bercampur rasa rindu yang selalu tak bisa digambarkan
Menjemput hari nan fitri, tak dipungkiri semua orang berbahagia di dalamnya.
Mungkin inilah yang disebut dua kebahagiaan yang akan diraih oleh para pengikutnya,
Shallallahu ‘alaihi wa sallam…
Hari raya umat Islam menjadi salah satu sumber kebahagiaan dan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia
Setiap insan, tua maupun muda, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, tak membuat lemah untuk berbondong-bondong datang memenuhi satu tempat untuk merayakannya bersama.
Karena hari itu adalah hari yang senantiasa dinanti umat muslimin seluruh dunia
berlalunya menjadi spirit untuk semakin taat kepada Rabbnya
Demi berharap, tahun depan bisa lebih baik dari sebelumnya
Kebahagiaan yang tak dimungkiri, kulit hitam maupun putih tak ada yang peduli
Baju baru ataupun lama tak membuat kami merasa berbeda
Karena kami semua satu
Karena kami semua berada dalam satu ikatan yang sama, ikatan akidah Islam
Alangkah indahnya bila hari raya senantiasa dirasakan oleh kaum muslimin seluruhnya
Namun ternyata apa yang dirasakan saat ini sungguh jauh adanya
Oh, apakah aku sedang terlelap dalam tidurku yang panjang?
Kupikir, hari raya ini selalu mejadi simbol kebahagiaan kaum muslimin seluruhnya
Tapi ternyata kaum muslimin masih sama dalam keterpurukannya
Bak seekor anak ayam yang kehilangan induknya
Apa yang salah dari tubuh kaum muslimin saat ini?
Bukankah hari raya ini menjadi simbol kemenangan umat Islam?
Tapi, masih saja ada yang diperbudak oleh hawa nafsunya
Masih saja terpuruk dalam pemikirannya
Oh mungkin, aku memang sedang masih dalam mimpiku…
Padahal, aku sangat merindukan masa-masa itu…
Masa-masa terdahulu zaman Nabi saw. dan para sahabat
Tabiut tabi’in juga para salafusshalih lainnya
Apakah kebahagiaan ini tidak bisa kami rasakan karena tak adanya persatuan antar kaum musilimin seluruhnya?
Masih saja kaum muslimin dipersoalkan oleh masalah ekonomi yang menjerat kehidupannya
Menjadi manusia bak monster yang rela melakukan apa saja demi mempertahankan hidupnya
Masih saja kaum muslimin dipersoalkan dengan perbedaan yang memicu perpecahan di dalamnya
Masih saja kaum muslimin dipersoalkan dengan buruknya sistem pendidikan yang tak karuan kurikulumnya
Masih saja kaum muslimin disibukkan dengan problematika dirinya sendiri
Jangankan saudara muslim yang diluaran sana, dengan sanak saudara pun tak segannya membunuh hanya karena persoalan harta
Melanggar syariat pun sudah menjadi hal biasa layaknya bermain lelucon di atas panggung komedi
Jangankan bicara persatuan, dirinya pun jauh dari ketaatan…
Padahal, kuharap Ramadan ini bisa menjadikan setiap orang yang menjalankannya memiliki spirit takwa kepada Rabbnya
Tapi nyatanya itu mustahil…
Kenapa?
Mustahil, jika kaum muslimin saat ini masih diperbudak oleh sistem jahiliah kapitalisme
Ideologi kufur yang merusak jati diri kaum muslimin seluruhnya
Meruntuhkan benteng kemuliaan umat Islam seluruhnya
Mengekang persatuan dengan ide nasionalisme
Membuatnya terombang-ambing di tengah lautan tanpa adanya nahkoda kapal yang mengarahkan kemudi kapalnya
Ini bukan mimpi…
Tapi kaum muslimin masih dalam tidur panjangnya…
Di manakah khalifah Al Mu’tasim Billah yang dengan gagah mengirimkan pasukan demi membela seorang wanita mukminah yang dilecehkan?
Di manakah khalifah Sulthan Abdul Hamid yang tak gentar mempertahankan Palestina walau pengkhianat mengintai di sekelilingnya?
Di manakah panglima perang Thariq bin Ziyad dengan ketsiqahan tekadnya rela membakar perahu-perahu perang dengan mengatakan, “Tak ada jalan untuk pulang. Pilihan hanya ada dua, maju berperang meraih kemenangan atau syahid di dalamnya!”
Di manakah sahabat Sa’ad bin Abi Waqash yang rela kehilangan ayah tercintanya dalam perang Badar yang tidak lain demi mempertahankan imannya?
Ramadan telah berlalu…
Tapi kebodohan dan penjajahan pemikiran kapitalis-sekularisme masih saja menyelimuti umat
Sudah cukuplah sampai di sini…
Kumohon… Allah…
Wahai kaum muslimin, tak bergetarkah hatimu ketika sampai di telingamu berita tentang pengeboman yang dilakukan Israel laknatullah kepada saudara muslim kita di Palestina sana?
Belum merasa bosankah kita yang setiap harinya dibanjiri berita tentang hancurnya citra pemuda?
Tak merasa berdosakah hatimu ketika dipertontonkan berita pelecehan yang menimpa saudara muslim kita yang masih terus terjadi sampai detik ini di luaran sana?
Tak merasa hinakah dirimu ketika melihat anak kecil yang terus-menerus berusaha bertahan hidup walau batu yang jadi senjatanya?
Tak merasa jijikkah dirimu ketika melihat para politikus yang berjalan dengan gagah padahal ada harta anak yatim yang dimakannya?
Tak merasa bencikah dirimu sebab mereka yang telah membunuh ibunda kaum muslimin, Daulah Khil4f4h Islamiyyah…
Yang sampai detik ini… Membuat seluruh kaum muslimin tercerai berai, terpuruk, terhinakan, diliputi kebodohan… hingga kami lebih takut kematian daripada kehilangan dunia…
Maka, sudah saatnya kita membuka mata kita?
Melihat jendela dunia tentang fakta yang terjadi pada tubuh umat saat ini
Persatuan, takkan bisa kita rasakan
Kebahagiaan takkan bisa meliputi umat Islam
Ketenangan dan ketakwaan takan hadir dalam setiap jiwa insan
Bila tak ada Daulah Islam
Sebuah institusi negara Islam yang telah disabdakan olehnya
Itulah Khil4f4h ‘ala Minhaj an Nubuwwah
Tapi kuyakin masa itu takkan lama lagi
Kuyakin, bisyarah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam akan segera terwujud
Harapanku, Ramadan tahun ini adalah Ramadan terakhir tanpa Khil4f4h.
Maka maukah kau kuajak untuk ikut berjuang bersama?
Menyampaikan pada dunia akan kabar gembira yang telah lama dinanti kita?
Jika bukan aku, kamu, maka siapa lagi?
Jika bukan sekarang maka kapan lagi?
Sedangkan kita tak pernah tau kapan ajal ini akan menjemput
Apakah yang sudah kita persiapkan untuk menghadap-Nya kelak?
Bila memang kita tidak ditakdirkan untuk bisa bertemu pada masanya
Tetapi kita adalah orang-orang yang ikut serta dalam memperjuangkannya
Sehingga Allah mempertemukan kita dengan para Nabi dan syuhada di surga-Nya [CM/NA]