Oleh: Anwar
(Siswa SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Perkenalkan, saya Anwar, lahir 11 Juni 2008. Saya tinggal di Kampung Sepihan Darat, di rumah sederhana bersama Ibu, Bapak, dan Adik. Saya anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakak saya yang pertama telah tiada sejak umur 2 tahun. Saat ini, saya sekolah di SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan, saat ini masih kelas 10, hobi saya ialah futsal, voli.
Membuat Minyak Kelapa Secara Tradisional
Di sini saya akan menceritakan tentang praktik P5 yang dibimbing oleh Bu Purnama, guru biologi. Hari itu Rabu, Bu Purnama meminta kami untuk mencari tata cara membuat minyak kelapa secara tradisional menggunakan ponsel, lalu dirangkum.
Kami pun mencarinya di sosial media seperti Google dan YouTube. Pertama, kami mencari di Google dan tidak menemukannya, terus kami pun mencarinya lagi di YouTube. Kami pun mendapatkan video dan tata cara pembuatannya, lalu kami mencatat sebagian yang penting seperti ini, ayo simak dan baca ya!
Siapkan kelapa yang berkualitas baik, gunakan kelapa tua untuk menghasilkan minyak yang banyak. Kupas sabut dan tempurungnya untuk mengambil daging kelapa, lalu cuci. Kelapa yang sudah dicuci kemudian diparut, bisa menggunakan parutan mesin maupun manual. Kelapa yang sudah diparut tadi lalu dicampur dengan air secukupnya, lalu peras dengan menggunakan kain, ulangi 2—3 kali untuk mendapatkan santan yang banyak.
Lalu siapkan wadah atau wajan yang digunakan untuk memasak santan, kemudian masak santan dengan api yang yang cukup selama 2—3 jam, aduk terus-menerus secara merata agar santan kelapa tidak lengket di wajan. Setelah 1 jam, minyak telah terpisah dari santan dan sudah terbentuk, aduk terus-menerus untuk mempercepat proses kematangan minyak. Setelah 3 jam berlalu, minyak pun sudah jadi, tinggal kita pisahkan saja sisa-sisa ampas kelapa yang sudah terkena goreng tadi dari minyaknya. Lalu minyak tersebut kita tuangkan ke botol minyak dan jadilah minyak goreng kelapa murni tradisional.
Minyak kelapa ini bisa untuk menggoreng apa saja dan menyehatkan. Kata siapa minyak hanya bisa dibuat dari sawit saja, ini buktinya, kita bisa juga menggunakan kelapa, tidak percaya? Coba saja sendiri di rumah. Semoga dari cerita di atas kalian bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang cara membuat minyak kelapa tradisional, terima kasih telah membaca dan menyimak cerita saya.
Serunya Belajar P5 Masak-memasak
Halooo! Kini kita akan membaca dan mengetahui keseruan P5 masak-memasak yang dibina oleh guru kami, Bu Purnama. Cerita ini banyak mengandung ilmu pengetahuan dan lelucon. Untuk itu, ayo simak dan baca!
Waktu Rabu kemarin, kami belajar P5 dengan Bu Purnama. Kami diperintahkan untuk membuat makanan secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 8 orang. Anggota kelompok terserah keputusan kita masing-masing, jadi kami memutuskan 8 orang itu laki-laki semuanya.
“Wahh, kita tidak akan mungkin berhasil membuat makanan itu,” ucap temanku yang tidak percaya diri. “Belum mencoba, mana tahu,” ucap teman yang lain.
Kami pun berpikir akan membuat makanan apa. Kami mendapatkan ide membuat kue “Gelamben”. Semuanya setuju. Lalu kami menyusun bahan-bahan apa saja dan menghitung kebutuhan uang untuk membuat kue tersebut.
Sekian lama menghitung, kami memutuskan untuk iuran, satu orang Rp10.000. Hari pun berlalu. Pas di hari H-nya, kami semua membawa alat dan bahan-bahannya, ada yang membawa telur, tepung, gula, mentega, SP, dan vanili, mixer, gelas, mangkok, dan cetakan kue.
Saat itu, kami tidak tahu berapa takaran untuk tepung dan gula, jadi kami menuangkannya sesuai selera kami saja. Setelah semuanya tercampur, lalu di-mixer, tetapi malah keras dan tidak kental, lalu kami tambahkan sedikit. Teman saya mengambil bahan milik kelompok lain dan dituangkannya ke dalam adonan.
Dari situ muncul tindakan tidak jelas dan lelucon, yang lain pun ikut menambahkan bahan-bahan lain, seperti pisang. Ketika sudah dituangkan ke cetakan, gas habis, jadi kami menunggu gas punya kelompok lain, setelah itu kami meletakkan kue di kompor, kami tunggu cukup lama sambil ditusuk-tusuk untuk mengetahui kematangannya.
Setelah sekian lama menunggu, kue pun matang, walaupun agak gosong di luar dan di dalamnya kurang matang. Kami tertawa terbahak-bahak, saking lucunya melihat hasil olahan kelompok. Meskipun begitu, tetap saja kami memakannya dan tetap saja rasanya enak.
Sungguh pelajaran yang sangat menyenangkankan untuk kami saat itu. Sesudah kami selesai memasak, kami pun membereskannya dan lalu istirahat ke kantin. Itulah keseruan kami, sangat menyenangkan, apalagi laki-laki semua yang membuatnya, sungguh menyenangkan. Terima kasih telah membaca sampai selesai, kami ucapkan terima kasih banyak.
Membuat Kerajinan dari Tempurung Kelapa
Pada hari Rabu, kami belajar P5 praktik dengan guru pendamping, yaitu Bu Purnama. Bu guru menyuruh kami untuk membuat kelompok, dalam 1 kelompok itu terdiri dari 8 orang. Bu Purnama menyuruh kami membuat suatu kerajinan dari tempurung kelapa dan membuat 3 laporan. Setiap 8 orang dalam 1 kelompok harus membawa 20—10 tempurung. Lalu pada Rabu selanjutnya, kami pun membawa tempurung yang dimaksud sebanyak 10 biji. Kami diperintahkan untuk mengampelas.
Sekian lama mengampelas, akhirnya selesai 6 biji, lalu kami cuci dan dipelitur. Karena proses pengampelasannya cukup lama, jadi waktu belajar pun habis dan kami hanya bisa membuat 6 biji tempurung kelapa dan sudah dipelitur. Sisanya kami kerjakan di rumah teman secara berkelompok pada sore harinya.
Setelah pulang ke rumah, kami langsung pergi ke rumah teman saya yang sudah direncanakan tadi siang. Sesampainya di sana, kami hanya berempat karena 4 orang yang belum datang membawa benda yang cukup penting, maka mau tidak mau, kami menyusul ke rumah mereka, lalu meminta segera datang ke tempat yang direncanakan.
Setelah semuanya berkumpul, kami langsung menyelesaikan tugas, yaitu mengampelas dan menyuci, lalu dipelitur. Waktu sudah sore dan kami pun belum bisa membuat banyak, apalagi waktu itu pulang sekolah sudah pukul 3 sore, jadi waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan kami.
Kami memutuskan untuk melanjutkannya di sekolah pada waktu jam pelajaran Bu Purnama. Kami pun menyelesaikan sisa tempurung yang belum jadi. Sekian lama berlalu, akhirnya selesai juga semuanya.
“Bagaimana kalau kita pecahkan saja atau dipotong kotak ataupun tak beraturan, lalu susun kembali ke tasnya,” ucap teman saya.
Memang, kami berencana membuat tas berlapiskan tempurung kelapa. Sesuai yang dikatakan tadi, kami pun memotong kotak-kotak dan tidak beraturan, lalu kami membeli lem dan menempelkan tempurung ke tas yang kami dapatkan dengan membeli online. Setelah selesai semuanya, kami pun memberikannya ke Bu Purnama. [CM/NA]