Surat Cinta dari Afiqa untuk Mama

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

#30HMBCM

Oleh: Linda Ariyanti

CemerlangMedia.Com — Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.” (QS Luqman: 14).
***

Hai, kenalin, aku Afiqa Fatimah Az-Zahra. Aku anak pertama Mama Riswati. Kenalin juga nih, dua adikku tersayang, Aqhdan Al Ghifari dan Almira Khairunnisa. Kami bertiga adalah anak terkuat bagi ayah kami.

Mama adalah orang yang kuat, ceria, baik hati, dan penyabar. Mama selalu ada di saat kami sedih ataupun ceria. Mama selalu mengajarkan kami untuk tumbuh menjadi orang yang baik dan penuh kesabaran. Mama juga mengajarkan kami pekerjaan sekolah, caranya mengaji dan menghafal Al-Qur’an.

Mama kalau masak buat kami, pasti selalu enak. Gak pernah ada masakan mama yang gak enak. Walaupun mama sakit, pasti mama sempetin untuk main sama kami dan buatin makanan. Mama paling gak suka kalau anaknya kebanyakan maih ponsel dan nonton TV.

Namun, pada suatu malam, aku tidur bersama mama dan saat subuh, aku tiba-tiba merasa kalau Mama gak ada lagi di sampingku. Benar aja, Mama gak ada di kasur!

Aku keluar kamar untuk mecarinya dan entah kenapa, kakiku sakit sekali. Aku pun minta dipijit sama tante dan tante pijitin aku. Aku ngomong sama Tante, “Te, mama ke mana?”

“Mama di rumah sakit, Kak,” jawab tante.

Aku kaget dan aku gak ngerti kenapa tiba-tiba Mama harus ke rumah sakit, padahal semalam Mama masih tidur di sampingku.

Beberapa hari kemudian, aku dapet kabar kalau Mama lagi koma di rumah sakit. Kami pun pergi ke rumah sakit untuk jenguk Mama. Sepanjang perjalanan, kami video call Mama dan membacakan surah -surah juz 30.

Setibanya di rumah sakit, aku masih belum mengerti, ada apa sebenarnya. Aku melihat Mama sudah terbaring di ranjang dengan alat yang masuk ke dalam mulutnya. Di samping Mama, ada monitor yang terus berbunyi dan menunjukkan angka-angka. Di sampingnya lagi ada ustazah yang menyuruhku dan adikku (Aqhdan) untuk membacakan surah-surah juz 30.

Setelah salat Maghrib, kami disuruh pulang oleh ayah dan disuruh istirahat karena besok kami harus sekolah. Malam itu, kami bertiga disuruh sama tante untuk tidur bareng satu kamar. Dan kami bertiga pun tidur. Aku berharap, besok Mama sudah sehat dan bisa main bareng lagi. Aku terus memperbanyak doa untuk kesembuhan Mama.

Tepat pukul tiga pagi, tante kaget karena kami bertiga serentak berteriak memanggil Mama, “Mamaaaaa!” Lalu beberapa saat kemudian, tante mendapat kabar kalau Mama sudah tiada. Tante sangat sedih dan menangis. Saat itu juga, tante langsung menyiapkan tempat terakhir untuk Mama. Tante menyiapkan semuanya sendirian dengan linangan air mata.

Aku pun bangun karena ada yang membaca surah Yasin. Sayup-sayup kudengar di telingaku seperti ada yang berbisik seperti ini, “Ibumu sudah tiada,” sebanyak 3x. Aku masih positif thinking kalau yang membacakan surah Yasin itu karena Mama sudah sehat.

Saat aku keluar, ternyata benar, Mama sudah tiada. Mama sudah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Aku masih bingung, aku gak tau harus gimana. Aku belum percaya sama semuanya.

Lalu, aku disuruh Ndaku untuk wudu, kemudian salat Subuh dan mendoakan mama.Tak lama berselang, kedua adikku (Aqhdan dan Almira) pun bangun dan disuruh salat subuh juga dan mendoakan Mama.

Akhirnya, Mama bener-bener udah gak ada. Tapi, seperti yang selalu Mama bilang ke kami, kalau hidup kita di dunia ini cuma sementara. Kita semua bakal kembali ke akhirat. Jangan bersedih kalau harus berpisah karena nanti kita semua akan berkumpul lagi di surga Allah, insya Allah.

Satu hal yang kami kangengin sampai sekarang adalah masakan terakhir Mama. Mama bikin nasi goreng cabe ijo yang enaaaaaak banget, sampe aku dan adikku tambah beberapa kali. Andai boleh meminta, aku pengen Mama membuat nasi goreng itu sekali lagi.

Meski Mama udah gak ada, tetapi Mama masih terus hidup di hati kami selamanya. Tenang di sana, ya Ma, kami janji akan jadi anak yang saleh dan salihah supaya nanti bisa pulang dengan senyuman menawan seperti Mama.

Buat kalian yang masih punya ibu, sayangi mereka, ya! Jangan buat mereka sedih!

Dan ini adalah kisah kami bertiga, TAMAT.

(*Naskah ini tidak disunting oleh editor CemerlangMedia) [CM/Na]

Views: 12

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *