Oleh: Maman El Hakiem
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Puluhan pamplet yang bertuliskan “Batalkan Proyek Rempang Eco-City”, “Demi Investor, Rakyat Pulau Rempang Dikorbankan”, bahkan spanduk besar yang bernada kecaman terhadap neo imperialisme dan oligarki berkedok investasi dipajang oleh peserta aksi yang diberi nama “Aksi Bela Rempang” digelar oleh Aliansi Masyarakat Muslim Majalengka, Jumat (29-9-2023).
Aksi tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat muslim Majalengka lainnya di sepanjang jalan yang dilalui, mereka sama-sama mengecam proyek kontroversial yang dikenal sebagai Rempang Eco-City, mereka meyakini bahwa proyek tersebut merupakan pesan oligarki melalui tangan kekuasaan.
Dalam kesempatan aksi tersebut, hadir tokoh Aktivis 98, Agung Wisnu Wardhana yang memberikan orasi tajam di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Majalengka. Dalam orasinya, Agung Wisnu Wardhana dengan tegas menyatakan bahwa penguasa telah melakukan kebohongan atas nama proyek strategis nasional. Dia mengungkapkan bahwa konflik agraria yang sedang berlangsung sebenarnya adalah untuk kepentingan proyek asing dan ada kemungkinan unsur kepentingan geopolitik kekuatan negara Cina dan Amerika sedang berperan di balik proyek ini.
Menurut Agung Wisnu Wardhana, “Kami tidak akan membiarkan proyek ini menjadi alat untuk menguntungkan segelintir oligarki sementara merampas tanah milik rakyat. Ini bukan proyek strategis nasional, ini adalah proyek asing yang merusak lingkungan dan menghilangkan mata pencaharian masyarakat.”
Aksi ini mencerminkan keteguhan dan tekad masyarakat muslim Majalengka untuk turut peduli terhadap nasib saudaranya di Rempang-Galang, Kepulauan Riau dan sebagai bentuk muhasabah lil hukkam (koreksi terhadap penguasa) atas kebijakannya yang justru akan mengorbankan rakyatnya sendiri. Pemerintah harusnya melindungi hak milik rakyat dan mempertahankan lingkungan mereka. Masyarakat menuntut agar pemerintah membatalkan proyek Rempang Eco-City dan memberikan prioritas kepada kepentingan rakyat.
Selama aksi berlangsung, suasana tetap kondusif tanpa insiden kekerasan. Polisi turut mengawasi jalannya aksi ini untuk menjaga ketertiban, bahkan aparat membagikan air minum kemasan kepada peserta aksi. Aksi Bela Rempang juga banyak digelar di berbagai daerah dan mendapatkan perhatian nasional. Masyarakat akan tetap berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak rakyat Rempang yang selama ini terzalimi.
Sebagian pihak berpendapat bahwa permasalahan Rempang Eco-City bukan hanya masalah agraria, tetapi juga memunculkan permasalahan sosial menyangkut masa depan masyarakat yang terusir dari kampung halamannya. Oleh sebab itu, di akhir acara, aksi ditutup dengan doa yang mengharapkan agar solusi untuk Rempang harus secara komprehensif. Maka perlu ditegakkannya aturan syariat Islam secara kafah. Hanya dengan aturan yang bersumber dari wahyu Allah Swt. yang mampu mengatasi segala permasalahan umat.
Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]