Oleh: Alvi Rusyda
CemerlangMedia.Com — “Jadilah diri sendiri selama dalam ketaatan karena ada Allah bersama kita.”
Sahabat sejati bukan mereka yang memiliki banyak persamaan, tetapi mereka yang memiliki pengertian terhadap setiap perbedaan. Mereka yang selalu ada dalam suka dan duka, mengingatkan jika berbelok arah, dan merangkul dalam ketaatan.
Dulu, awal hijrahku tidaklah mudah. Banyak hal baru yang dipelajari, pemahaman hidup pun berubah, dan berusaha menjadikan Islam kafah sebagai identitas. Model pakaian lebih tertutup dan syar’i, pergaulan terkontrol dan berusaha menjauhi perkara unfaedah, dan senang menghadiri majelis ilmu.
Bagaimana reaksi teman? Di saat teman yang lain pulang kuliah nongkrong dan bercanda ria, aku minggat melakukan kegiatan yang lebih produktif. Awalnya mereka tidak setuju dengan perubahanku, tetapi niat untuk taat kepada perintah Allah sudah menghujam dalam-dalam sehingga tidak peduli omongan orang. Aku juga bergaul dengan kelompok orang-orang saleh.
Apalagi kondisi masyarakat hari ini sangat miris, kemaksiatan semakin menjamur, kerusakan generasi makin parah, kehilangan arah, dan terlunta-lunta mengikuti arus globalisasi. Kebebasan dan gaya hidup hedonisme merebak di tengah masyarakat. Maka sebagai muslim, kita diwanti-wanti untuk menjaga setiap perbuatan kita. Berpikir dulu sebelum berbuat dan tabayun dulu sebelum mengambil keputusan karena setiap perbuatan akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah kelak.
Firman Allah Swt.,
“Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui tentangnya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan hati akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra: 36).
Sebagai muslim yang taat, maka harus berani tampil beda, memiliki prinsip hidup sebagai pegangan agar tidak terbawa arus sistem hari ini serta punya tujuan hidup yang jelas dan istikamah dalam kebaikan. Beberapa prinsip yang harus dipegangdi antaranya:
Pertama, no compromize, yaitu aturan Islam tidak boleh dikompromi dan ditawar karena aturan Allah bersifat baku, relevan dengan perubahan zaman. Misalnya, ketika Allah wajibkan menutup aurat ketika keluar rumah, maka harus dilakukan secara totalitas karena baik buruknya perbuatan ditanggung sendiri. Maka untuk menguatkan pengamalan setiap perbuatan, butuh meluangkan waktu untuk mengkaji Islam kafah.
Kedua, mindset pahala . Jadikan setiap aktivitas kita untuk menanamkan pahala kebaikan dan menjauhi kemaksiatan dengan memanfaatkan waktu, yakni melakukan kegiatan produktif, seperti membaca buku, tilawah, silahturahmi, bersedekah, membantu orang yang membutuhkan, dll.. Sedikit atau banyaknya amal kita, insyaallah bernilai pahala di sisi Allah Swt..
Firman Allah Swt., “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)nya.” (QS Al-Zalzalah, ayat 7). Yuk, niatkan setiap aktivitas karena Allah Swt..
Ketiga, my time dan my future. Manfaat waktu untuk membingkai masa depan. Waktu yang kita miliki sangat terbatas, makanya aktivitas harus bermanfaat, produktif, dan bernilai pahala.
Keempat, ngaji sampai mati. Tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi menuntut ilmu Islam sebagai aturan hidup seorang muslim. Ilmu yang harus dipelajari ada dua. Pertama, ilmu agama yang berkaitan dengan keimanan dan akidah. Hukumnya fardu ain, artinya wajib dilakukan oleh setiap individu, misalnya ilmu tentang ibadah, akidah, dll.. Kedua, ilmu sains yang berkaitan dengan kehidupan dan teknologi, hukumnya fardhu kifayah, misalnya ilmu kedokteran, keperawatan, teknik, dll.. Oleh karena itu, tetap semangat untuk belajar karena dengan ilmu, hidup menjadi terarah dan tidak melanggar syariat.
Kelima, dakwah jalan hidup. Tak cukup mengenal Islam untuk pribadi, tetapi berkewajiban aktif dalam aktivitas dakwah, menyampaikan kebaikan, dan mencegah kemungkaran.
Firman Allah Swt., “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.” (QS Al-Imran ayat 104).
Dakwah adalah amal yang terbaik, jika dakwah dijadikan sebagai poros kehidupan, maka aktivitas menjadi terarah. Dakwah juga menjadi aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw.. Dengan berdakwah, bisa menjadi pintu hidayah bagi orang lain dan sebagai bentuk kepedulian kita kepada saudara sesama muslim.
Bangga berani beda karena mengharapkan rida Allah semata, inilah jalan mulia yang ditempuh selagi Allah masih memberikan kesempatan hidup untuk kita. Mari luruskan niat beramal karena Allah, semoga Allah kumpulkan kita di janah-Nya, aamiin. Wallahu a’lam. [CM/NA]