Oleh. Adzkia Ar Rosyidah
CemerlangMedia.Com — Apa yang ada dipikiran kalian saat mendengar kata ‘idol’ atau dalam bahasa Indonesia disebut ‘idola’? Mungkin, sekarang yang terpikirankan oleh kalian adalah para idol-idol dari grub band yang sedang marak-maraknya. Secara istilah idola adalah seseorang yang memiliki kelebihan yang banyak disukai orang lain atau mereka yang sosoknya menjadi model dalam segala hal, seperti sikap, perilaku, cara berpakaian, termasuk cara bertutur kata yang banyak dicontoh orang lain.
Kita sebagai manusia yang biasa hidup bermasyarakat dan berberdampingan dengan orang lain, ada kalanya saat kita menemukan sosok yang kita anggap hebat atau sekadar menginspirasi. Secara otomatis ada keinginan dari kita untuk mencontoh aspek-aspek manapun yang kita kagumi, entah dari yang kita dengar atau lihat. Maka hampir setiap orang pasti punya idola, setiap orang pasti memiliki sosok orang yang disukai sebagai figur contoh dalam kehidupannya.
Saat ini kita sedang mengkhawatirkan gaya hidup yang biasa dijalani para remaja. Para remaja ini berada di masa peralihan menuju dewasa. Banyak dari mereka yang belum memiliki pemikiran yang matang. Sementara mereka sedang berusaha menentukan pola hidup yang sesuai bagi dirinya dan akan ia terapkan ke depannya. Dalam hal ini mereka memerlukan bimbingan dan pengendalian dikarenakan kurangnya pemahaman tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Remaja cenderung untuk mengikuti gaya dan trend disekitarnya tanpa mempertimbangkan apakah itu sesuatu yang benar. Begitu pula saat ia menentukan idola yang akan ia ikuti. Hal ini menyangkut sosok yang akan ia puja, kagumi, dan mencontoh hal-hal yang sosok itu lakukan. Namun, bagaimana jadinnya jika seseorang salah menentukan idolanya. Di mana sang idola malah membawanya pada hal-hal yang negatif. Mungkin kebanyakan orang saat ini tak menyadari hal-hal negatif itu karena ia sudah terlanjung memuja sang idola. Biasanya meraka akan berusaha membenarkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh idolanya.
Oleh karena itu, kita harus memperhatikan sosok yang akan kita idolakan, terlebih bagi kita yang notabene adalah seorang muslim yang harus gencar menguatkan dan mempertahankan pemikiran Islam. Salah-salah kita akan terbawa oleh pemikiran yang dianut oleh sang idola pujaan.
Dalam hadis riwayat Anas, Rasulullah saw. bersabda,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya: “Engkau bersama orang (atau golongan) yang engkau cintai.”
Dalam sebuah hadits sahih (menurut Al-Mundziri) riwayat Tabrani dari Ali, Rasulullah bersabda,
وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ
Artinya: “Seseorang tidak akan mencintai suatu kaum kecuali akan dikumpulkan bersama mereka.”
Melihat dari hadis di atas, alangkah baiknya kita juga memperhatikan bahwa jika sosok yang ingin kita idolakan adalah seorang nonmuslim, karena ini juga menyangkut bagaimana nantinya jika kita sangat mengidolakannya dan akhirnya sampai menggoyahkan keimanan kita kepada Allah atau mungkin paling tidak memasukkan beberapa pemikiran yang bertentangan dengan Islam kedalam diri kita. Hal ini harus sangat diperhatikan dan diwaspdai. Jangan sampai karena kecintaan kita kepada sang idola, membuat kita berada di tempat yang sama dengannya saat di akhirat kelak. Maka dari itu pilihlah sosok idola yang akan membuat kita cenderung kepada kebenaran bukan malah sebaliknya, dan jangan sampai berpikir bahwa islam tidak memiliki sosok-sosok hebat yang pantas diidolakan juga.
Dalam dunia Islam begitu banyak sosok-sosok penting dan berpengaruh yang bahkan mengguncang dunia. Tidak hanya dalam bidang keagamaan seperti Imam Syafi’I, namun juga dalam berbagai bidang lainnya seperti ilmu sains dan teknologi. Ada al-Khawarizmi, al-Biruni, atau ibnu Sina dan lainnya yang sangat ahli di bidangnya masing-masing sampai membuat kemajuan besar terhadap ilmu pengetahuan di zamannya. Jangan lupakan juga sosok utama yang patut kita idolakan yaitu Rasulullah saw.. Beliau adalah sosok hebat di balik dunia Islam. Allah Swt. telah mengutusnya kepada umat manusia untuk menyerukan Islam yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Belliau adalah ‘uswatun khasanah’ atau ‘teladan terbaik’. Maka sudah seharusnya kita mengidolakan, meneladani, bahkan mencintai beliau sebagai bukti ketaatan kita kepada Allah Swt.. [CM/NA]