Penulis: Shahibatul Hujjah
Kasus bvnvh diri di kalangan pelajar bukan sekadar tragedi kemanusiaan, melainkan indikator kegagalan sistem pendidikan sekuler dalam membentuk manusia berkepribadian kukuh. Solusi sesungguhnya tidak cukup dengan deteksi dini atau konseling psikologis, melainkan perubahan paradigma pendidikan secara total dari sekuler menjadi berbasis akidah Islam.
CemerlangMedia.Com — Fenomena bvnvh diri di kalangan pelajar kembali mencoreng wajah dunia pendidikan Indonesia. Dalam sepekan terakhir, dua anak ditemukan meninggal dunia diduga akibat bvnvh diri di Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat. Kasus ini turut disorot media lokal karena mencerminkan kondisi psikologis anak yang makin mengkhawatirkan (DetikJabar, 2-11-2025).
Tidak berhenti di situ, dua siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, juga ditemukan tewas bvnvh diri di area sekolah pada Oktober 2025. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tidak ditemukan indikasi bullying dalam kasus tersebut (Kumparan, 29-10-2025).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, lebih dari dua juta anak Indonesia mengalami berbagai bentuk gangguan mental, hasil dari pemeriksaan kesehatan jiwa gratis terhadap sekitar 20 juta jiwa. Angka ini bukan sekadar statistik, tetapi alarm keras tentang rapuhnya fondasi kepribadian anak-anak bangsa.
Akibat Sekularisme
Lonjakan kasus bvnvh diri di kalangan pelajar tidak bisa semata-mata dilihat dari kacamata medis atau psikologis. Ada dimensi ideologis yang sering luput disorot, yakni sistem pendidikan yang sekuler dan materialistik.
Pendidikan sekuler telah mencabut ruh kehidupan manusia dari nilai-nilai ilahiah. Anak dididik untuk berprestasi secara akademik, tetapi kehilangan makna hakiki dari hidup itu sendiri. Mereka diajarkan cara berpikir kritis, tetapi tidak diarahkan kepada tujuan penciptaan. Agama diajarkan sekadar teori, bukan sebagai asas pembentukan kepribadian dan pandangan hidup.
Akibatnya, lahirlah generasi dengan mental rapuh dan akidah lemah. Ketika menghadapi tekanan —baik akademik, sosial, maupun keluarga— mereka mudah putus asa. Inilah konsekuensi logis dari pendidikan yang memisahkan iman dari ilmu, moral dari prestasi, dan akhirat dari kehidupan dunia.
Selain itu, paradigma Barat tentang kedewasaan juga berkontribusi terhadap problem ini. Dalam konsep sekuler, seseorang baru dianggap dewasa di usia 18 tahun, padahal dalam Islam, kedewasaan (balig) disertai dengan tanggung jawab moral dan spiritual (aqil). Artinya, anak yang sudah balig seharusnya sudah diarahkan untuk berpikir matang dan memiliki kesadaran hidup yang benar, bukan sekadar dibiarkan larut dalam pencarian identitas tanpa bimbingan ideologis.
Kapitalisme dan Budaya Media Sosial
Penyebab bvnvh diri di kalangan remaja juga tidak lepas dari pengaruh sistem kapitalisme yang melahirkan tekanan sosial, kesenjangan ekonomi, serta standar kebahagiaan yang materialistik. Remaja hidup dalam lingkungan yang menilai diri berdasarkan pencapaian fisik, gaya hidup, dan validasi digital.
Media sosial memperparah situasi. Konten yang menormalisasi atau bahkan menggambarkan bvnvh diri makin marak. Komunitas daring tempat remaja berbagi keputusasaan menjadi ruang subur bagi ide destruktif tanpa kontrol moral. Sistem kapitalisme yang berlandaskan kebebasan berekspresi tanpa batas akhirnya justru menjerumuskan generasi muda ke jurang krisis eksistensial.
Pendidikan Islam Membangun Kepribadian Islami
Islam memandang, pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan pembentukan pola pikir (akliah) dan pola sikap (nafsiah) yang berlandaskan akidah Islam. Dalam sistem pendidikan Islam, setiap pengetahuan dihubungkan dengan keimanan kepada Allah dan tujuan hidup sebagai hamba serta khalifah di bumi.
Pendidikan Islam menanamkan makna kehidupan sejak dini. Anak dididik untuk mengenal siapa dirinya, untuk apa ia hidup, dan ke mana ia akan kembali. Nilai-nilai ini melahirkan ketahanan mental dan spiritual yang kukuh —benteng utama dari tekanan hidup dan krisis eksistensi.
Dalam sistem Islam, ketika anak mencapai usia balig, ia diarahkan menjadi aqil, yaitu memiliki kemampuan berpikir yang matang dan bertanggung jawab atas amalnya. Pendidikan sebelum balig difokuskan untuk menumbuhkan kedewasaan berpikir dan keteguhan iman, bukan sekadar mengejar nilai akademik.
Kurikulum dalam sistem Islam menyatukan pembentukan karakter islami dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap pelajaran, baik sains maupun sosial, dikaitkan dengan nilai-nilai syar’i sehingga siswa tidak terjebak dalam dikotomi antara ilmu dan iman.
Islam Menyelesaikan Masalah secara Sistemik
Islam tidak hanya memberikan solusi pendidikan, tetapi juga memperbaiki akar sosial dan ekonomi yang menjadi pemicu gangguan mental. Dalam sistem Islam, negara menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan sehingga tekanan hidup akibat kemiskinan dan ketimpangan dapat dihindari.
Keluarga juga diperkuat dengan nilai-nilai sakinah, mawaddah, dan rahmah, bukan sekadar struktur sosial formal. Orang tua memiliki tanggung jawab mendidik anak dalam atmosfer iman dan takwa. Media massa dikontrol agar tidak menjadi sumber kerusakan moral dan ideologis.
Dengan demikian, penerapan Islam secara kafah bukan hanya mencegah bvnvh diri. Akan tetapi, juga membangun masyarakat yang sehat secara mental, kuat secara spiritual, dan stabil secara sosial.
Penutup
Kasus bvnvh diri di kalangan pelajar bukan sekadar tragedi kemanusiaan, melainkan indikator kegagalan sistem pendidikan sekuler dalam membentuk manusia berkepribadian kukuh. Solusi sesungguhnya tidak cukup dengan deteksi dini atau konseling psikologis, melainkan perubahan paradigma pendidikan secara total dari sekuler menjadi berbasis akidah Islam.
Islam tidak hanya menenangkan jiwa, tetapi juga menuntun manusia memahami arah hidup yang benar. Saat sistem Islam diterapkan, generasi muda tidak akan lagi kehilangan makna hidup karena mereka tahu bahwa hidup adalah ibadah dan setiap ujian adalah jalan menuju rida Allah. [CM/Na]
Views: 26






















