Berpikir Kritis dengan One Piece

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Rina Yosida

Islam bukan sekadar tuntunan spiritual, tetapi juga panduan dalam kehidupan di segala lini kehidupan. Sebab, aturan Islam adalah berasal dari Allah, Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan. Setiap permasalahan yang terjadi, dalam Islam ada solusinya. Jadi, hanya sistem Islam yang akan menciptakan kebaikan dan keadilan untuk semua.

CemerlangMedia.Com — Maraknya pengibaran bendera dari serial anime “One Piece” menjelang peringatan 17 Agustus, seperti yang tampak pada truk-truk di jalanan dan beberapa rumah warga, membuat aparat bertindak tegas meredamnya. Bahkan, di beberapa wilayah pemukiman, warga pun membuat mural bergambar tengkorak bajak laut.

Berbagai reaksi bermunculan atas fenomena ini. Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan berpendapat bahwa ada sebagian kelompok yang berusaha memprovokasi untuk menurunkan kehormatan bendera merah putih sebagai bendera perjuangan dan menggantinya dengan bendera simbol-simbol fiksi tertentu (Tempo.com, 9-8-2025).

Sementara itu, pakar hukum pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Fatahillah Akbar berpendapat, pengibaran bendera bajak laut topi jerami merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. Ini sama halnya dengan pengibaran bendera partai, klub sepak bola, grup musik, dan lain sebagainya.

Bendera One Piece

Dalam serial anime populer asal Jepang, bendera hitam yang disebut Jolly Roger itu bergambar kepala tengkorak bertopi jerami dengan latar belakang dua tulang yang bersilang. Jolly Roger menjadi simbol perlawanan bajak laut terhadap Pemerintah Dunia (World Government) dan militernya (Marines). Luffy, karakter utama, dikisahkan cenderung melawan penguasa yang dianggap zalim karena memiliki prinsip menentang penindasan dan mendukung kebebasan.

Bendera itu juga sering diartikan sebagai simbol adanya kebebasan, persatuan, dan kebersamaan sesama kru bajak laut. Akan tetapi, pengibaran Jolly Roger di dunia One Piece dianggap sebagai tindakan kriminal yang serius di mata Marines. Siapa pun yang berani mengibarkan bendera itu akan langsung dikriminalisasi.

Ekspresi Kekecewaan

Seperti yang dikisahkan dalam serial anime tersebut, maraknya pengibaran bendera One Piece merupakan wujud dari kekecewaan rakyat atas kebijakan pemerintah saat ini yang lebih memperhatikan kepentingan para oligarki daripada memenuhi kebutuhan rakyat. Akibatnya, rakyat makin miskin, tertindas, dan terabaikan. Kemiskinan dan kebodohan akan terus dipelihara agar rakyat tidak memiliki kekuatan dan keberanian mengkritisi kebijakan negara.

Bukannya introspeksi dan mengevalusi atas kebijakan yang membuat rakyat “menjerit”, pemerintah justru mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak menciptakan solusi, bahkan cenderung menyakiti hati rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa para pemangku kebijakan memang tidak bisa fokus menyelesaikan masalah yang terjadi.

Akar Masalah

Semua ini akibat penerapan sistem kapitalisme dalam kehidupan. Paham kebebasan yang dianut, faktanya tidak benar-benar bebas. Sebagian rakyat yang berpikir kritis mendapat tekanan ketika mengekspresikan kekecewaannya.

Sistem kapitalisme menciptakan kesenjangan sosial yang tajam, kebijakan negara hanya menguntungkan para elite dan orang-orang di sekitar penguasa saja sehingga yang kuat makin kaya dan yang lemah makin miskin. Sistem kapitalisme adalah sistem buatan manusia, tidak ada sedikitpun kebaikan di dalamnya. Dengan standar kebijakan untung rugi, bukan halal haram, tentu saja lebih banyak menguntungkan segelintir orang dan merugikan rakyat.

Perekonomian makin terpuruk akibat dari utang riba luar negeri yang menumpuk, gaji dan fasilitas untuk para pejabat bernilai fantastis, korupsi menjadi budaya, impor berlebihan, kerja sama dengan luar negeri yang lebih menguntungkan pihak asing, dan lainnya. Alhasil, pajak menjadi sumber pendapatan negara yang utama.

Apa pun dijadikan celah untuk bisa menarik pajak dari rakyat di tengah jumlah pengangguran yang makin memprihatinkan. Meningkatnya jumlah kemiskinan pun tidak terelakkan sebagai dampak kebijakan yang tidak memihak rakyat. Akibatnya, rakyat hanya menjadi penonton atas kemewahan yang dinikmati para pejabat dan pemegang modal.

Islam Memiliki Solusi

Islam bukan sekadar tuntunan spiritual, tetapi juga panduan dalam kehidupan di segala lini kehidupan. Sebab, aturan Islam adalah berasal dari Allah, Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan. Setiap permasalahan yang terjadi, dalam Islam ada solusinya. Jadi, hanya sistem Islam yang akan menciptakan kebaikan dan keadilan untuk semua.

Kutipan ayat berikut menjelaskan tentang perintah untuk mendistribusikan kekayaan secara adil dan bermanfaat bagi seluruh umat, serta kewajiban untuk patuh pada apa yang diajarkan dan apa yang dilarang Rasulullah saw.,

“…agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (TQS Al-Hasyr [5]: 7).

Memungut pajak dari rakyat juga ada aturannya, tidak hanya berdasarkan aturan atau penilaian yang dibuat manusia. Allah Swt. menciptakan akal manusia terbatas, maka sangat sulit berpikir objektif dan adil dalam memutuskan sesuatu. Apabila sekadar menarik pajak tanpa ada alasan syar’i, maka hukumnya haram.

Aturan pajak wajib menjadikan Al-Qur’an, hadis, ijma, dan qiyas sebagai dasar panduannya. Jika pemungutan pajak secara zalim (tidak sesuai syariat), maka Rasulullah saw. melarangnya, sebagaimana hadis berikut,

“Tidak akan masuk surga petugas pajak yang zalim.” (HR Abu Daud).

Selain urusan pajak, Islam juga memiliki aturan tegas terhadap pelaku korupsi yang akan menimbulkan efek jera, mencegah orang lain meniru, dan sebagai penghapus dosa atas kejahatannya tersebut. Jika dirinci lebih lanjut, maka begitu sempurna hukum-hukum Islam sehingga mampu menjadi solusi dalam kehidupan.

Khatimah

Sebenarnya Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup. Jika pengelolaanya mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah saw., maka rakyat akan makmur dan sejahtera. Islam juga memiliki sistem kehidupan yang akan melindungi semua umat manusia, baik muslim maupun non muslim.

Pola pikir sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan telah membuat para penguasa merasa bebas berbuat dan mengatur segala sesuatunya sesuai kepentingan. Mereka tidak takut akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.. Jika Islam hanya ditempatkan sebagai ibadah ritual, sementara dalam kehidupan menggunakan hukum buatan manusia, tentu tidak akan ada keberkahan yang turun dari langit dan bumi. Wallahu a’lam bisshawab. [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *