Bullying Terjadi, Buah dari Penerapan Sekularisme

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Mimy Muthmainnah
(Peserta Kelas Opini Milad-1 CemerlangMedia)

CemerlangMedia.Com — Kasus bullying atau perundungan di kalangan remaja kampus masih kerap terjadi di negeri ini. Fenomena bullying seakan sulit diberantas, padahal tindakan bullying ini bisa menyebabkan penderitaan atau sakit bagi si korban, bahkan tewas.

Sebagaimana baru-baru ini ramai menjadi perbincangan warganet, telah terjadi tindak bullying terhadap seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Ia kedapatan tewas di kampus pada Jum’at pagi (3-5-2024) di tangan seniornya. Pihak Kepolisian Metro Jakarta Utara sigap bergerak dan telah mengamankan sedikitnya 10 orang terduga untuk diperiksa lebih lanjut hingga nantinya mengerucut dan mengarah pada siapa yang melakukan kekerasan terhadap korban (news.detik.com, 3-5-2024).

Buah Sistem Sekularisme

Seperti diketahui, bullying atau perundungan merupakan perilaku agresif yang berulang dilakukan dengan tujuan menyakiti atau melakukan kekerasan kepada orang lain, baik secara verbal, sosial, maupun fisik, merendahkan, menekan, dan menjatuhkan mental orang lain dan seterusnya. Perilaku bullying ini dilakukan secara terus-menerus dari waktu ke waktu.

Bullying marak terjadi di kalangan remaja, tetapi tidak menutup kemungkinan, orang dewasa pun mengalami, seperti rekan kerja atau dalam keluarga. Lokasi atau tempat kejadian bullying bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di sekolah, rumah, di tempat kerja, tempat umum, bahkan di dunia maya pun kerap terjadi (cyberbullying).

Bagi pelaku, saat melakukan bullying atau perundungan merupakan hal yang biasa, dianggap keseruan, bercanda, atau trend, padahal bullying merupakan perbuatan yang sangat buruk dan berdampak negatif bagi korban. Dampak luar biasa yang ditimbulkan dari bullying bisa membuat korban menjadi depresi, ketakutan, trauma psikologis, frustasi, cedera fisik, kehilangan rasa percaya diri, hingga kehilangan nyawa.

Bullying atau perundungan yang terjadi di kalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa tidak lepas dari penerapan sistem sekularisme hari ini. Sebuah sistem yang memisahkan pengaturan agama dengan kehidupan. Dengan anggapan bahwa agama hanya mengatur ranah pribadi, tetapi tidak mengatur hubungan sosial, pergaulan, dan lain sebagainya.

Alhasil, lahirlah ide-ide kebebasan. Siapa pun boleh bertingkah laku atau berucap sesuai apa yang diinginkannya. Tidak lagi memandang perbuatannya apakah menyakiti, merugikan orang, atau berbuah dosa.

Bullying Telah Ada Pada Masa Rasulullah

Pada masa Rasulullah, perilaku bullying sudah ada dan beliau pun mengalaminya. Hal ini dilakukan oleh para pembenci dakwah Islam kafah. Ketika itu, beliau saw. sedang salat di Masjidilharam. Uqbah bin Abi Muit mendekati beliau lalu menaruh kotoran dan usus yang berlumuran darah di pundak Rasul. Namun, Rasulullah bergeming dan tetap melanjutkan salat. Sampai kejadian itu disaksikan oleh putri beliau, Fatimah ra. kemudian membuang kotoran itu dari punggung Rasul. Begitulah satu di antara banyak kejadian bullying yang dialami Rasul.

Akan tetapi, dalam menyikapi perbuatan Uqbah tersebut, Rasulullah lebih memilih sabar dan tidak membalasnya, lebih memilih memaafkannya, dan tetap berbuat baik. Sebab, sikap beliau merupakan salah satu cara berdakwah, yakni tidak membalas keburukan dengan keburukan, hingga akhirnya banyak yang memilih masuk Islam karena kelembutan yang telah ditampakkan.

Namun, berbeda halnya jika bullying mengarah pada kekerasan fisik, sebaiknya jangan berdiam diri atau pasrah pada keadaan. Ada kewajiban membela diri, mempertahankan diri dari serangan, atau setidaknya menyampaikan bahwa kita tidak menyukai tindakan bullying mereka, dan apa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan atau kejahatan. Kemudian menjauh dan membatasi pertemanan dengan pelaku bullying.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ketika terus-terusan mendapatkan ancaman dan tindakan kekerasan di Makkah oleh kaum kafir Quraisy yang enggan menerima dakwah Islam kafah. Demi keselamatan jiwa dan raga, atas perintah Allah, Rasul dan kaum Muhajirin hijrah ke Kota Yastrib.

Selanjutnya, agar terhindar dari bullying adalah dengan memperbanyak circle yang saleh untuk membentuk dukungan sehingga jika ada yang melalukan bullying, seseorang akan mendapatkan dukungan, nasihat, maupun motivasi. Dengan keberadaan teman di sekeliling, tentunya akan membuat ciut si pelaku bullying.

Islam Mencegah Bullying

Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna menjaga akhlak dan nyawa manusia. Allah Swt. sangat membenci perbuatan bullying dan mencela pelakunya. Oleh karenanya, Islam melarang keras siapa saja melakukan bullying terhadap orang lain, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.

Di dalam Al-Qur’an, Allah telah mengingatkan perilaku buruk tersebut, yakni di dalam surah Al-Hujurat ayat 11 yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.”

Kemudian pada dalil yang lain, Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah saw. telah bersabda,
”Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.” (HR Muslim).

Negara Memberangus Bullying

Untuk memberangus perundungan atau bullying sangat dibutuhkan peran aktif negara. Ini karena kekuasaan tertinggi dalam menjalankan sebuah kebijakan hanya ada pada negara. Untuk itu, negara mengupayakan pencegahan secara optimal dengan tiga pilar yaitu:

Pertama, pilar ketakwaan individu. Islam sangat mendorong setiap anggota keluarga terikat dengan syariat Islam, menanamkan keimanan, memberikan dukungan penuh untuk mempelajari Islam kafah sehingga terbentuk dalam dirinya kepribadian islami yang bertakwa, tangguh, dan teguh pendirian.

Kedua, kontrol masyarakat sangat diperlukan agar mampu mengawal maupun memantau setiap kejadian yang ada di tengah masyarakat yang bisa merusak lingkungan, tindakan brutal, kejahatan, dan kemaksiatan lainnya. Masyarakat yang gemar beramar makruf nahi mungkar akan sangat menentukan sehat tidaknya keadaan masyarakat.

Ketiga, dalam Islam, negara berkewajiban menjamin kehidupan yang sehat, baik secara fisik maupun mental masyarakatnya, termasuk tidak ada perundungan di dalamnya. Oleh karenanya, negara akan menjalankan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan mencetak para generasi bertakwa dan berakhlak mulia. Negara juga akan melindungi akal, kehormatan, agama, menutup segala hal-hal yang menjadi sumber masalah perundungan atau bullying, seperti minuman keras, narkoba, tontonan nirfaedah, dan seterusnya.

Islam memandang, negara merupakan satu-satunya institusi yang mampu menyelesaikan permasalahan bullying hingga tuntas secara totalitas. Selaras dalam hadis riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, Rasulullah saw. telah menuturkan,
“Imam atau Khalifah adalah pengurus rakyat dan ia dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang diurus.”

Khatimah

Maraknya kasus bullying atau perundungan hingga kini seharusnya menjadikan kita makin menyadari bahwa betapa sistem kapitalisme sekularisme yang diterapkan hari ini sangat tidaklah pantas mengatur kehidupan manusia. Sistem ini terbukti telah gagal dalam mengurusi urusan keumatan. Sebaliknya telah melahirkan pribadi-pribadi rapuh, hedonis, amoral, minus akhlak, hilang arah, jauh dari nilai-nilai agama dan kesalehan.

Kini saatnya kembali ke sistem Islam sebagai satu-satunya solusi yang mampu menyelesaikan segala persoalan bullying. Dengan penerapan syariat Islam kafah secara mendasar, maka semua akan menyadari betapa pentingnya bertanggung jawab, menjaga, dan melindungi seluruh anggota keluarga dari tindakan perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban. Wallahu a’lam [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *