Di Balik Pemberdayaan Pemuda dalam Pusaran Politik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Nisfah Khoirotun Khisan
(Anggota Muslimah Arsitek Peradaban)

CemerlangMedia.Com — Pemuda dengan segala potensi yang dimilikinya adalah karunia besar yang telah Allah titipkan padanya. Maka tidak mengherankan jika pemuda disebut sebagai agen perubahan. Namun pada faktanya, peran pemuda yang digadang-gadang akan menjadi penerus dan menjadi agen perubahan nyatanya semakin tergerus dan terjebak dalam pusaran politik pragmatis.

Memberdayakan Pemuda

Baru-baru ini, Presiden Jokowi melantik Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) baru. Seorang politikus muda dari Partai Golongan Karya (Golkar) Ario Bimo Nandito Ariotedjo terpilih menduduki posisi sebagai Menpora yang baru. Sebelumnya Ario Bimo pernah menjadi Tim Ahli Menko bidang Perekonomian Indonesia. (www.kemenpora.go.id, 3/4/23)

Tampilnya seorang pemuda dalam kancah perpolitikan tentu bukan hal yang baru. Tugas yang diemban juga bukan hal yang mudah untuk dijalankan, terlebih dalam menjalankan tugas sebagai menpora, tentu bukanlah hal yang ringan pula. Presiden Jokowi sendiri memberikan tiga tugas penting untuk menteri baru yang terpilih tersebut.

Dito sendiri menyampaikan bahwa dirinya juga memiliki misi menyukseskan ajang ANOC World Beach Games 2023 di Bali pada 5—12 Agustus 2023. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus, karena tim Israel ikut ambil bagian sebagai peserta. Ia menyampaikan jangan sampai hal yang sama terjadi seperti Piala Dunia U-20 kemarin. Menurutnya, olahraga harus dipisahkan dengan politik. (CNN Indonesia, 4/4/23)

Pembajakan Potensi Pemuda

Dalam sistem kapitalis sekuler, pemuda hanya dijadikan sebagai alat politik yang hanya difokuskan pada  aspek pemulihan ekonomi. Pemuda juga difokuskan  pada sektor usaha dan teknologi. Hal ini jelas akan memandulkan daya kritis pada diri pemuda. Padahal pemuda diharapkan menjadi agen perubahan bagi kemajuan bangsa. Potensi dan keaktifan pemuda seharusnya menjadikan mereka peka dan peduli pada kondisi rakyat, nyatanya hanya berfokus pada pencapaian-pencapaian materi yang bersifat individu saja. Hal ini jelas merupakan pembajakan intelektualisme pemuda. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan semakin memupuk sifat individualisme di kalangan pemuda. Selain itu, pemuda kini juga disibukkan untuk mengaktualisasikan diri hanya sekadar mencari pengakuan di dunia.

Pemuda tidak lagi peduli dengan perubahan besar untuk rakyat, dan seolah bangga jika turut serta dalam panggung politik pragmatis dalam kancah politik demokrasi. Desain sistem Barat juga sukses menjadikan pemuda-pemuda muslim beralih profil menjadi sekuler kapitalistik. Perannya dibajak untuk kepentingan industri kapitalisme. Jikapun mereka adalah para aktivis, perannya akan dilemahkan dan mereka dididik untuk bersikap apatis pada kondisi rakyat, bersikap sekuler, dan semakin jauh dari identitasnya sebagai pemuda muslim. Bagaimana para pemuda justru terbawa euforia perhelatan sepak bola Internasional daripada peduli dengan kondisi saudaranya di Palestina yang dijajah oleh Israel. Misi sebagai agen perubahan sangat jauh dari pemuda-pemuda muslim hari ini.

Terpilihnya para pemuda menjadi staf khusus maupun tangan kanan penguasa makin menampakkan wajah asli demokrasi. Tidak hanya itu, para pemuda juga dijadikan alat untuk meraih banyak suara di kalangan para pemuda. Para pemuda dijadikan sebagai alat untuk kepentingan pihak tertentu dan terjebak dalam politik pragmatis. Maka tidak heran, bila pada akhirnya para pemuda hebat inilah sebagai harapan baru bagi rakyat untuk melakukan perubahan terhadap kondisi rakyat.

Pemuda Ideal Dambaan Umat

Sebagai pemuda muslim, seharusnya memiliki visi dan idealisme yang tinggi untuk masa depan umat. Mereka harus memegang teguh prinsip Islam. Sebab para pemuda inilah yang senantiasa menginisiasi setiap perubahan yang terjadi sepanjang zaman. Begitu pula yang terjadi pada Islam. Saat Rasul saw. memulai dakwahnya di Makkah, maka beliau disuport oleh para pemuda. Tatkala Rasul menginstal para pemuda dengan Islam, maka para pemuda ini pun mempunyai visi dan idealisme yang tinggi dan jelas, yang hanya tertuju pada perubahan kondisi umat. Perubahan dari penghambaan terhadap manusia menjadi penghambaan hanya pada Allah semata.

Sebut saja Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Usamah bin zaid, dan Muhammad Al Fatih. Di mana para pemuda ini kemudian menjadi pembela Islam hingga ujung usianya. Mereka senantiasa terikat pada aturan Islam dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan hidup, serta dengan bersungguh-sungguh berjuang untuk menerapkan Islam.

Inilah potret pemuda ideal dan terbaik sepanjang masa yang telah diukir oleh Islam. Maka, umat hari ini pun berharap hal yang sama. Para pemuda diharapkan mampu menjadikan pemuda-pemuda pada masa Rasulullah sebagai panutan. Bukan malah terjebak dalam arus pemikiran kapitalisme, sekulerisme, hedonisme, dan menjadi perpanjangan tangan Barat untuk menghancurkan umat Islam, yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Oleh karenanya, pemuda Islam harus mereposisi dan merevitalisasi perannya sebagai agen perubahan dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan hidup. Umat Islam juga harus mewaspadai Barat yang telah membidik para pemuda agar sibuk dengan urusan dan pencapaian pribadi serta eksistensi dirinya. Pemuda berprestasi ala Barat dalam kancah perpolitikan pragmatis tidak akan mengubah kondisi apapun, tidak pula akan mengubah nasib rakyat yang kian nestapa menjadi lebih baik. Hanya dengan memberikan pemahaman Islam secara kafah, memberikan pemahaman akan peran dan posisi mereka berdasarkan aturan syariah, sehingga mampu memaksimalkan peran pemuda Islam untuk perubahan umat dan perubahan dunia.

Wallahu a’lam bisshowab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *