Penulis: Yulweri Vovi Safitria
Managing Editor CemerlangMedia.Com
Hanya Islam yang mampu memberikan perlindungan dari kekerasan, baik KDRT ataupun kekerasan remaja. Sudah saatnya umat menyadari bahwa mengembalikan kehidupan Islam melalui penerapan aturan-Nya adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Sebab, hanya dengan penerapan aturan Islam oleh negara yang mampu menciptakan baiti jannati.
CemerlangMedia.Com — Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terus terjadi. Rumah yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi anggota keluarga, kini tidak ubahnya sebagai arena kekerasan. Tidak jarang, faktor ekonomi menjadi alasan terjadinya KDRT.
Bukan hanya KDRT, kekerasan yang dilakukan remaja tidak kalah miris. Tindakan kriminal seperti bullying, kekerasan, penc4bulan, pembvnvhan seolah sudah melekat di dunia remaja. Kekerasan seakan menjadi solusi untuk menyelesaikan setiap persoalan (Merdeka.com, 18-10-2025).
Dampak Sekularisme
Berbagai fakta kekerasan yang tampak saat ini hanyalah sebagian kecil yang muncul ke permukaan. KDRT dan kekerasan remaja ibarat fenomena gunung es. Hal ini semestinya menjadi alarm bagi negara untuk segera menyelesaikan akar persoalannya.
Terlebih lagi, meningkatnya kasus kekerasan juga menjadi pertanda rapuhnya ketahanan keluarga. Namun, kebijakan yang dibuat oleh negara belum mampu menuntaskan masalah kekerasan. Alih-alih memberikan solusi, kebijakan yang dikeluarkan justru menambah panjang daftar KDRT maupun kekerasan remaja.
Sejatinya, hubungan antar anggota keluarga dibangun atas landasan kasih sayang dan suasana kehangatan. Begitu pula hubungan dalam masyarakat. Namun saat ini, semua itu sirna akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme.
Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan telah melahirkan individu yang mengagungkan kebebasan. Anggota keluarga ataupun masyarakat kehilangan panduan hidup dan rapuh secara emosional. Mereka tidak segan melakukan kekerasan, meskipun hanya karena persoalan yang sejatinya bisa diselesaikan secara baik-baik.
Minimnya fondasi agama dalam keluarga makin diperburuk oleh sistem pendidikan berbasis sekuler kapitalisme. Kurikulum pendidikan sekuler hanya sebatas transfer ilmu dan minim implementasi. Sistem yang berorientasi pada materi ini menitikberatkan kesuksesan pada pencapaian duniawi tanpa peduli halal atau haram.
Sementara itu, pendidikan agama hanya sebatas pelajaran formal tanpa memiliki peran penting untuk melahirkan generasi yang beradab dan berakhlak. Wajar jika pada akhirnya, moral generasi makin bobrok dan tidak menutup kemungkinan, generasi berikutnya juga rusak apabila kondisi ini terus-menerus dibiarkan.
Baiti Jannati
Islam bukan sekadar agama, tetapi juga mabda yang memiliki seperangkat aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Islam tidak hanya mengatur urusan manusia dengan Rabb-nya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya dan sesama.
Hubungan dalam keluarga dilandasi oleh rasa cinta dan kasih sayang karena Allah Taala. Hubungan suami istri laksana sahabat, saling melengkapi dan menutupi kekurangan tanpa merasa paling berkuasa. Allah Subhanahu wa Taala menjelaskan,
“Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS Al-Baqarah [2]: 187).
Sebagai kepala rumah tangga, seorang ayah ibarat kepala sekolah. Ayah bertanggung jawab penuh terhadap berjalannya proses mendidik anak-anak, termasuk memberikan fondasi akidah Islam yang kukuh. Seorang ayah tidak hanya disibukkan oleh pemenuhan nafkah, tetapi juga memastikan akidah, adab, dan akhlak anggota keluarganya sesuai dengan tuntunan Islam.
Begitu pula dengan seorang ibu. Sebagai ummun wa rabbatul bayit, ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anak. Ibu memiliki peran penting dan bertanggung jawab dalam membentuk karakter generasi masa depan.
Oleh karena itulah, di awal pernikahan, Rasulullah memerintahkan untuk memilih perempuan karena agamanya. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah kalian menikahi perempuan karena kecantikannya karena kecantikannya itu akan menjadikannya berlebihan. Jangan pula kalian menikahi perempuan karena hartanya, karena hartanya itu akan membuatnya membangkang. Nikahilah perempuan atas dasar agamanya. Sesungguhnya seorang hamba sahaya perempuan yang hitam legam yang memiliki kebaikan agama adalah lebih utama.” (HR Ibnu Majah).
Suasana rumah yang dipenuhi iman dan ilmu akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan emosional. Generasi seperti ini mampu membawa kebaikan bagi diri, keluarga, masyarakat, dan umat.
Pentingnya Peran Negara
Namun, pendidikan dalam keluarga saja tidak cukup tanpa peran masyarakat dan negara. Peran masyarakat Islam dalam pendidikan sangatlah penting sebagai wadah pembentukan karakter dan akhlak individu setelah keluarga.
Lingkungan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam akan mendorong lahirnya generasi cemerlang. Prinsip amar makruf nahi mungkar selalu ditegakkan sehingga lahir generasi teladan yang akan mengubah peradaban.
Sementara itu, negara memiliki peran sangat penting, yakni menerapkan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan Islam diarahkan untuk membentuk manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. Ini sejalan dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunah.
Generasi yang lahir dari kurikulum Islam tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran akan hubungannya dengan Rabb-Nya. Negara juga menerapkan sanksi tegas bagi siapa saja yang melanggar syariat Islam.
Terkait alasan ekonomi sebagai salah satu penyebab kekerasan, Islam mewajibkan negara untuk menjamin pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sesuai dengan mekanisme yang sudah ditetapkan syariat. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda,
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR Bukhari).
Negara memastikan setiap laki-laki (kepala rumah tangga) mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mereka mampu menafkahi keluarga. Negara juga menjamin kebutuhan pokok masyarakat, seperti layanan kesehatan dan pendidikan secara berkualitas, terjangkau, bahkan gratis. Dengan mekanisme demikian, tidak ada lagi alasan terjadinya kekerasan karena tidak terpenuhinya kebutuhan.
Khatimah
Dengan demikian, hanya Islam yang mampu memberikan perlindungan dari kekerasan, baik KDRT ataupun kekerasan remaja. Sudah saatnya umat menyadari bahwa mengembalikan kehidupan Islam melalui penerapan aturan-Nya adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Sebab, hanya dengan penerapan aturan Islam oleh negara yang mampu menciptakan baiti jannati. Wallahu a’lam [CM/Na]
Views: 5






















