Oleh. Rusita, S.Pd.
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Memperihatinkan, kondisi dunia pendidikan rawan akan kasus kekerasan seksual, bullying, dan intoleran. Magang merupakan salah satu program di lembaga perguruan tinggi guna meningkatkan keterampilan mahasiswa di dunia kerja atau bidang profesi. Namun, program ini disalahgunakan oleh oknum yang rakus. Lantas, bagaimana nasib generasi kita yang berharap dengan sistem pendidikan?
Korban TPPO di Jepang
Kasus perdagangan orang yang terjadi pada mahasiswa Politeknik di Sumatera Barat dengan modus magang ke Jepang kini diamankan polisi. Sekitar 11 orang menjadi korban dan 2 orang menjadi tersangka. Kini pihak kepolisian pun telah meminta keterangan atas kasus tersebut.
Direktur Politeknik yang menjadi tersangka telah mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berawal dari ketertarikan korban terhadap dunia perkuliahan. Kemudian dia menceritakan keunggulan berkuliah di Politeknik yaitu program magang di luar negeri, Jepang. Adapun jurusan perkuliahan antara lain, Teknologi Pangan, Mesin Pertanian, Perkebunan, Holtikultura dan lain- lain.
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus magang ini sudah terjadi sejak 15 tahun lalu. Target mereka adalah anak-anak SMK dan Mahasiswa. Menurut laporan Djuhandani Polri Brigjen, setelah 1 tahun di sana, korban tidak seperti diperlakukan layaknya anak magang, tetapi sebagai buruh (Kompas.com, 27-6-2023).
Pendidikan dan Keutungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Dalam sebuah negara, pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Selain untuk kemajuan negara, perkembangan tata kelola pemerintahan juga membutuhkan sistem pendidikan yang efektif untuk mencetak para pemimpin yang adil dan bertanggung jawab.
Namun, saat ini nama baik dunia pendidikan di Indonesia sudah tercoreng. Kasus penipuan terhadap mahasiswa magang, siswa bakar sekolah, PPDB menjadi bahan bisnis dan lain sebagainya merupakan contoh output pendidikan hari ini. Persoalan ini sudah tidak wajar, sebab generasi yang diharapkan untuk membantu masyarakat justru meresahkan masyarakat.
Beberapa tokoh pendidikan menaruh harapan pada toleransi sebagai solusi. Hal ini justru bertolak belakang terhadap kasus-kasus dunia pendidikan. Jika kita lihat fakta pada soal mahasiswa yang ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, kekerasan seksual, bullying, dan PPDB dijadikan bisnis bukan perkara keberagaman agama melainkan kurangnya pembelajaran agama di sekolah, sistem pendidikan, politik ekonomi, dan peraturan dalam masyarakat yang keliru. Maka wajar kerusakan generasi menjadi- jadi dan keutungan dalam dunia pendidikan menjadi rebutan.
Program memberdayakan SDM dalam kemajuan ekonomi di pendidikan tidak lain untuk kepentingan para pemilik modal. Setiap sekolah berhak membuat karya atau produk untuk penjualan dan masuk pasar. Katanya agar generasi bisa bersaing dalam ekomomi internasional. Jika kita analisis, hal ini juga menguntungkan pihak sekolah. Akan tetapi, kenapa masih ada kasus penipuan oknum terhadap mahasiswa demi keutungan pribadi?
Tujuan Pendidikan dalam Islam
Tujuan pendidikan yang islami sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan Islam. Jika suatu generasi bangsa itu baik input dan outputnya, maka hal tersebut ditentukan oleh sistem pendidikannya. Seperti generasi para sahabat di zaman dahulu karena kurikulum pendidikan Islam yang menjadi acuan sehingga lahirlah para ilmuwan muslim yang cerdas dan berkualitas.
Seperti Jabir Ibnu Hayyan dengan ilmu kiamianya, Al Khwarizmi dengan teori al jabar serta angka nol, Abbas Ibnu Firna dengan pesawatnya, Al Zahrawi dengan Ilmu bedah dan fisikanya. Ibnu Batutah dengan 300 jalur laut temuannya, Ibnu Al Haytham dengan penemu Book Of Optics, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran modern, Ibnu Khaldun dengan ilmu ekonomi dan Al Jazari dengan robotnya. Inilah ilmuan muslim yang harus kita jadikan inspirasi untuk membangun dunia dengan Islam sebagai sistem pendidikan.
Potret keberhasilan ketika iman dan takwa yang menjadi tujuan. Mereka dipahamkan tentang ibadah dan rida Allah yang harus diutamakan. Munculah motivasi tertinggi dan keinginan kuat yang menghasilakan karya-karya berkualitas untuk kemaslahatan umat. Peradaban Islam pun akan terlihat indah dan bercahaya, sebab generasi gemilang lahir dari sistem pendidikan Islam yang agung dan mulia.
Maka, tujuan ini harus membutuhkan dukungan negara. Fasilitas pendidikan yang besar dengan pengajaran yang berkualitas, perlengkapan yang memadai, tempat yang layak, dan penunjang terlaksananya pendidikan harus disediakan negara dengan cuma-cuma. Tidak ada cerita pendidikan yang mahal dan perlu biaya karena semuanya akan ditanggung oleh negara.
Wallahu a’lam [CM/NA]