Mewaspadai Potensi Konflik Jelang Pemilu

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: dr. Retno Sulistyoningrum

CemerlangMedia.Com — Bentrokan antarsimpatisan terjadi di daerah Magelang Jawa Tengah. Dua kelompok saling melempar batu dan benda tumpul lainnya sehingga menimbulkan kemacetan di jalan raya. Menurut Kombes Ruruh, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, akibat dari kericuhan antarsimpatisan ini, 11 motor rusak dan tiga rumah warga mengalami kerusakan (news.republika.co.id, 15-10-2023).

Setiap menjelang perhelatan event pesta demokrasi rakyat, konflik di tingkat grassroot menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Bukan hanya terjadi di jalan raya, bahkan antar tetangga atau keluarga sering terjadi perselisihan karena perbedaan capres dan cawapres yang digadang. Di sosmed, simpatisan setiap kubu saling melempar sebutan yang negatif. Seperti pada 2019 dahulu, yakni sebutan cebong dan kampret. Hal ini dikarenakan fanatik yang berlebihan pada figur capresnya atau partainya.

Suara Rakyat Hanya Dibutuhkan Saat Pemilu

Pesta demokrasi seakan menjadi pesta bagi rakyat untuk menentukan pilihannya. Seakan ada angin segar yang akan membawa perubahan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden baru. Rakyat sangat berharap, walaupun mereka hanya diberikan harapan palsu. Berkali-kali pemimpin negeri ini berganti, tetapi nasib rakyat tidak kunjung membaik. Bahkan makin terpuruk. Rakyat diilustrasikan hanya seperti mendorong mobil mogok. Suaranya dibutuhkan, tetapi setelah mobil yang mereka dorong jalan, rakyat akan ditinggalkan.

Bahkan rakyat di tingkat bawah sudah berjuang mati-matian untuk calonnya. Rela berkonflik dengan saudaranya sesama muslim hanya karena perbedaan pilihan calon pemimpinnya. Akan tetapi, harapan tidak sesuai kenyataan. Akhirnya harus kecewa dan menelan pil pahit bahwa nasib mereka tidak pernah berubah. Seperti kasus swasembada pangan yang digadang-gadang, akhirnya tetap impor beras, pengangguran, sulitnya mencari penghidupan di saat harga barang kebutuhan pokok makin melambung tinggi. Seakan lupa bila ajang 5 tahunan itu datang, mereka masih berharap ada perubahan, ternyata kisah tragisnya terulang kembali.

Lebih menyakitkan saat didapati kenyataan bahwa elite politik yang didukungnya akhirnya merapat ke kubu lawan. Umat harusnya paham bahwa elit parpol hanya seakan berseberangan saat di arena kampanye dan di belakang rakyat mereka saling bersahabat. Di dalam sistem politik kapitalisme ini tidak ada yang namanya teman sejati, yang ada hanyalah kepentingan pribadi. Lalu untuk apa rakyat bertarung dan berkonflik mati-matian membelanya?

Pemilu Ajang Meraih Kekuasaan

Di dalam sistem pemerintahan demokrasi, pemilu dijadikan ajang untuk meraih kekuasaan. Dengan kekuasaan tersebut mereka akan mendapatkan kenikmatan yang bersifat materi, harta, kekuasaan, fasilitas, dan sebagainya. Untuk mencapai semua itu, para elite politik akan mengusahakan segala cara untuk mewujudkan tujuannya. Kadang bergandengan, kadang berseberangan dengan parpol lain demi kepentingannya.

Parpol akan saling bersaing untuk mencapai kekuasaan. Berkolaborasi dengan para pemilik modal untuk mendukung kampanye dan segala hal yang bisa mengantarkannya pada tampuk kekuasasan. Suara rakyat sangat diharapkan pada masa itu. Para elite politik akan berubah menjadi lebih saleh dan salihah untuk mengikat hati rakyat. Mereka akan aktif di banyak kegiatan masyarakat. Memberi janji-janji manis yang membuat para penggusungnya menjadi fanatik. Padahal itu cuma bungkus pencitraan saja karena tujuan elite adalah kekuasaan bukan kesejahteraan rakyat.

Karut marut kehidupan saat ini adalah problem sistem akibat penerapan sistem kapitalisme yang rusak dan merusak. Permasalahan yang komplek di seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, pendidikan, sosial, dsb. hanya bisa terselesaikan dengan menanggalkan sistem yang rusak ini dan menerapkan sistem Islam dengan mengikuti thariqah dakwah Rasulullah saw.. Jadi, sangat merugi jika rakyat mengedepankan fanatik golongan/kepartaian dan bermusuhan dengan saudaranya sesama muslim. Padahal di dalam Islam kita diajarkan bahwa ikatan yang kuat adalah ikatan akidah Islam. Mempererat khuwah islamiah, yakni memperlakukan sesama muslim seperti saudaranya sendiri.

Politik dalam Islam

Islam adalah agama ruhiyah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah Swt.. Islam juga merupakan sistem kehidupan, yakni Allah Swt. telah menurunkan risalah-Nya kepada Rasulullah saw. sebagi solusi untuk seluruh problematika kehidupan manusia. Di dalam sistem pemerintahan Islam, politik digunakan untuk memelihara seluruh urusan umat, mengatur manusia dalam interaksinya dengan manusia lainnya, dan menerapkan seluruh syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Parpol dalam Islam berperan dalam membentuk kesadaran politik umat dengan pemahaman politik yang benar. Harus dipahamkan pada umat bahwa politik itu bukan sesuatu yang kotor/tabu untuk dibahas di masjid-masjid. Justru di zaman Rasulullah saw. masjid digunakan sebagai pusat perjuangan dan dakwah. Musuh Islam yang menframing politik sebagai sesuatu yang negatif dan kaum muslimin harus menjauhinya. Inilah tugas yang benar sebuah parpol dalam Islam.

Parpol Islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai parpol yang sahih, yakni mempunyai fikrah/ide dan thariqah yang benar dan jelas. Anggota di dalam parpol Islam diikat dengan pemikiran Islam yang kuat dan mereka harus rela berjuang dengan segenap jiwa dan raganya. Parpol Islam harus tegas menyuarakan kebenaran, membina, dan membimbing umat agar mempunyai pemahaman Islam yang benar, mengoreksi kebijakaan penguasa yang tidak sesuai dengan Islam. Parpol Islam harus berdiri tegak untuk membela kepentingan umat dan tegaknya syariat Islam. Hanya dengan diterapkannya syariat Islam inilah seluruh manusia akan mendapatkan kemaslahatan sehingga Islam akan menjadi rahmatan lil alamin.

Islam memperbolehkan berdirinya banyak parpol sebagai bentuk terlaksanya kewajiaban yang diberikan Allah Saw. yang ada dalam surah Al-Imran ayat 104,

وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Semua parpol berjuang bersama dan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mewujudkan kemaslahatan umat, bukan kepentingan pribadi atau golongan. Dan parpol ini tidak akan menimbulkan konfilk horizontal di antara rakyat. Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *