Header_Cemerlang_Media

Prostitusi kapan Teratasi?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Titin Kartini
(Tim Redaksi CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Bulan suci Ramadan ternodai oleh kemaksiatan yang semakin merajalela, salah satunya prostitusi. Praktik zina semakin tak terkendali, di mana mereka berani mengotori kesucian bulan Ramadan. Sungguh menjijikkan! Tak ada ketakwaan individu berupa rasa takut, meski hanya sekadar menghormati Ramadan, nyatanya mereka masih beroperasi seperti yang terjadi di kota Bogor.

Sebuah Apartemen, Bogor Valley, menjadi salah satu tempat praktik seks komersial. Bahkan Kepolisian mengatakan bahwa tempat ini telah ketiga kalinya mengadakan praktik prostitusi sejak 2021. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Bismo Teguh Prakoso mengatakan hal ini terjadi karena mudahnya akses menuju apartemen tersebut hanya dengan modal KTP saja. Bismo melanjutkan, bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari warga, namun sebelumnya telah ada pengaduan dari para penghuni apartemen kepada DPRD Kota Bogor. (news.detik.com, 5/4/2023).

Lebih miris lagi, pengakuan dari salah seorang pekerja seks komersial (PSK) bahwa di bulan suci Ramadan, pelanggannya justru lebih banyak. Praktik ini dijalani dengan cara online open booking, sehingga lebih aman dari petugas. Bahkan ia menambahkan, pelanggannya lebih banyak usia remaja, hal itu terlihat dari perangai, postur tubuh, dan bayaran yang diberikan.

Maraknya prostitusi online menyumbangkan pada melonjaknya kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Bogor. Dalam lima tahun terakhir ini, tercatat sebanyak 2.276 warga yang mengidap penyakit kekebalan tubuh tersebut. Ketua Yayasan Lembaga Kajian Strategis (Lekas) Muksin Zaenal Abidin mengatakan, bahwa setiap tahunnya warga yang terinfeksi virus HIV meningkat, dan terjadi pada usia produktif.

Kasi Trantib Kecamatan Megamendung, Iwan Relawan menambahkan bahwa praktik prostitusi online terbilang cukup sulit ditindak daripada prostitusi offline. (www.radarbogor.id, 6/4/2023).

Sedangkan menurut KPAI, penyebab maraknya prostitusi antara lain; ekploitasi oleh mucikari, faktor berpikir instan, faktor keterpaksaan, faktor lingkungan atau teman sebaya, gaya hidup, dan frustasi. (www.kpai.go.id, 13/5/2015).

Faktor-faktor tersebut tidak muncul dengan sendirinya, namun muncul secara sistematis yang lahir dari aturan hidup. Seperti diketahui, sistem yang bercokol saat ini adalah sistem yang menghalalkan segala cara demi menggapai materi atau cuan. Gaya hidup bebas atau liberal, dengan prinsip serba boleh telah menjadi prinsip hidup masyarakat. Budaya liberal telah menyuburkan budaya-budaya barat, dan masuk ke dalam negeri tanpa adanya filter dari negara. Negara seolah abai, dengan tidak adanya sanksi yang tegas. Sehingga para pelaku zina tidak pernah kapok, ataupun menyesali perbuatannya.

Oleh karena itu usaha apapun, jika masih dengan sistem rusak, maka pemberantasan prostitusi adalah suatu keniscayaan. Lantas apa solusinya?

Tentu saja dengan mengganti sistem ini dengan sistem yang mampu memberantas prostitusi dari akar hingga daun, dari hulu hingga hilir, yaitu dengan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku, dan yang terlibat di dalamnya, sehingga mereka menyadari kesalahan dan menjadi contoh bagi yang lainnya, agar tidak ada lagi perbuatan yang sama di kemudian hari.

Dalam hal ini, negara dan pemimpin wajib hadir. Tidak memandang sebagai masalah kecil, karena zina merupakan dosa besar dalam pandangan Islam. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra: 32)

Islam mempunyai aturan atau sanksi yang tegas bagi para pezina. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Perawan dengan perjaka (jika berjina) maka dicambuk 100 kali dan diasingkan setahun. Duda dan janda (jika berzina) maka dicambuk 100 kali dan dirajam.” (HR Muslim)

Begitu tegasnya sanksi dalam Islam. Maka mengganti kapitalisme dengan sistem Islam adalah urgen untuk segera dilakukan. Sebab Islam hadir bukan saja sebagai agama, namun Islam mempunyai suatu sistem pemerintahan yang bernama daulah khil4f4h. Seorah khalifah dalam daulah akan menerapkan hukum-hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sebagai aturan hidup manusia, yang akan membawa keselamatan di dunia maupun akhirat kelak.

Khil4f4h akan menghadirkan sosok pemimpin yang bertanggungjawab atas periayahan umat, menjadi garda terdepan dalam melindungi rakyatnya. Walhasil, permasalahan prostitusi akan mampu diatasi dengan sistem Islam dalam naungan daulah khil4f4h. Karena sistem ini berasal dari Sang Pencipta yang Maha Mengetahui baik dan buruknya suatu aturan bagi ciptaan-Nya. Oleh karena itu, mari kita berantas prostitusi dengan Islam, selamatkan generasi dari zina yang terlaknat.
Wallahu a’lam

[CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Terbaru

Badan Wakaf Al Qur'an