Oleh. Neni Nurlaelasari
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Aksi begal di Bekasi kian mengkhawatirkan. Terbaru, seorang ibu yang hendak menjenguk anaknya di rumah sakit menjadi korban begal. SR (56) mengalami trauma setelah menjadi korban begal di Fly Over Alindra Setia Asih Harapan Indah, Tarumajaya, Kota Bekasi (Suarabekaci.id, 28-06-2023).
Melihat maraknya aksi begal di wilayahnya, Kepala Desa Burangkeng Nemin bin Sain pun geram. Nemin akan memberi hadiah uang tunai 10 juta bagi siapa pun yang bisa menangkap begal di jalanan. Hal ini dilakukan karena gangguan keamanan dan ketertiban akibat penjahat jalanan sudah sangat meresahkan warga. Sementara itu, Sosiolog Universitas Islam 45 Bekasi Andi Sopandi menilai adanya fenomena sayembara penangkapan begal karena kasus pembegalan terjadi secara berulang dan tidak diatasi dengan baik oleh pihak berwenang (Suarabekaci.id, 29-06-2023). Lantas dengan mengadakan sayembara tangkap begal, bisakah menjadi solusi mengembalikan keamanan di Bekasi?
Kapitalisme Lahirkan Kriminalitas
Kebahagiaan dan kesuksesan dalam pandangan kapitalisme hanya terbatas pada aspek materi. Hal ini berhasil membuat manusia berlomba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin harta. Sementara itu, lemahnya iman yang diakibatkan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme) menjadikan individu rela berbuat apa pun demi mendapatkan harta, tanpa peduli dengan cara halal atau haram dalam pandangan agama.
Penerapan ekonomi kapitalisme mengakibatkan sumber daya alam dikuasai oleh oligarki. Oleh karenanya, negara kesulitan memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Itu karena dalam sistem ekonomi kapitalisme, barang tambang, minyak bumi, air, hutan, dan sumber daya alam yang ada, bebas dikelola swasta bahkan asing. Akibatnya kesejahteraan rakyat terabaikan.
Selain itu, mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, naiknya harga BBM, serta meroketnya harga kebutuhan pokok sangat membebani rakyat kecil. Sementara itu, lapangan pekerjaan sangat sedikit, sehingga seorang ayah tak mampu menafkahi keluarganya. Hal ini mengakibatkan ketimpangan sosial. Desakan ekonomi dan lemahnya iman mengakibatkan individu nekat berbuat kejahatan termasuk melakukan aksi begal.
Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyatakan gaya rekruitmen kepolisian selama ini masih memiliki unsur militer. Mengutamakan kekuatan fisik daripada karakter. Akibatnya polisi, hakim, jaksa, dan penegak hukum lainnya kehilangan integritas dan kewibawaannya di mata masyarakat. Surutnya kepercayaan pada penegak hukum inilah yang mendorong masyarakat hingga kepala desa membuat sayembara tangkap begal.
Solusi Islam Berantas Kejahatan
Dalam konsep Islam, kriminalitas atau kejahatan adalah perbuatan tercela (al-qobih) yang dicela syariat Islam. Masyarakat dalam pandangan Islam, adalah manusia yang mempunyai karakter salah dan khilaf sehingga berpotensi untuk melakukan tindak kriminal. Dengan memahami potensi tersebut, maka solusi yang ditawarkan Islam bukan hanya sekadar menindaklanjuti kejahatan, tetai mencakup pula tindakan preventif (pencegahan).
Dalam sistem Islam, aksi pembegalan dikenakan sanksi tegas. Berupa hukum potong tangan sesuai kadar barang yang diambil. Hukuman bisa bertambah hingga hukuman mati jika disertai pembunuhan terhadap korban. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.,
“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS Al-Ma’idah: 38)
Sanksi tegas dalam Islam tidak hanya berfungsi sebagai penebus dosa, tetapi sebagai pencegahan agar tidak ada individu yang berani melakukan kejahatan tersebut. Selain memberikan sanksi tegas, negara dalam sistem Islam pun hadir dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera.
Penerapan ekonomi dalam sistem Islam mengharamkan swasta atau asing untuk menguasai sumber daya alam. Oleh karena itu, negara hadir untuk mengelola sumber daya alam yang ada sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menyejahterakan rakyat. Berupa pendidikan dan kesehatan yang gratis, terjangkaunya harga kebutuhan pokok, dan berbagai fasilitas umum yang murah bahkan gratis.
Selain itu, negara pun hadir dalam membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyatnya. Para laki-laki mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan berbagai upaya ini diharapkan akan meminimalkan terjadinya kejahatan termasuk aksi begal yang dilatarbelakangi oleh kesulitan ekonomi.
Selain tindakan preventif (pencegahan), negara bersama masyarakat melakukan amar makruf nahi mungkar sebagai upaya untuk menjaga suasana keimanan rakyat. Potensi individu untuk melakukan kejahatan bisa dicegah karena fungsi negara dalam sistem Islam adalah sebagai pelayan umat. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw.,
“Imam/khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maka sudah selayaknya kita menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) dan mengacuhkan sistem kapitalis sekuler yang terbukti membuat kerusakan. Agar berbagai aksi kejahatan termasuk begal tidak terjadi lagi. Alhasil, rakyat tak perlu unjuk gigi dengan ikut sayembara tangkap kawanan begal. Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]
2 komentar pada “Sayembara Tangkap Begal di Bekasi, Haruskah Rakyat Unjuk Gigi?”
Betul bangets. Andai saja pemimpin lebih peduli rakyat, keamanan masyarakat lebih terjamin.
Kapitalisme tak mampu mengatasi umat termasuk pembegalan yang marak, saatnya beralih pada Islam