Oleh. Rina Herlina
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com, Pegiat Literasi)
CemerlangMedia.Com — Saat ini, angka kasus stunting di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Bahkan pihak kementerian kesehatan menegaskan bahwa stunting menjadi ancaman terbesar pada kualitas pertumbuhan anak di Indonesia. Tidak hanya sekadar mengganggu pertumbuhan fisik anak, mereka juga akan cenderung mengalami gangguan pada perkembangan otaknya. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh pada kemampuan dan prestasi mereka seperti dalam hal akademik.
Namun, saat ini masyarakat tengah di hebohkan dengan beredarnya foto dan video di media sosial terkait adanya tumpukan bantuan berupa makanan tambahan yang diperuntukan untuk menekan angka stunting di wilayah Sumbar. Sungguh sangat disayangkan mengingat seperti yang diketahui bersama bahwa kasus stunting masih menjadi ancaman serius bagi buah hati kita dewasa ini.
Padahal bantuan tersebut dibeli dengan anggaran miliaran rupiah, yang pastinya memakai uang rakyat. Namun, kenyataannya malah dibiarkan menumpuk begitu saja di gudang di kawasan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. dr. Lila Yanwar selaku kepala dinas kesehatan provinsi Sumbar memang mengakui adanya bantuan tersebut, tetapi Lila menyangkal anggapan masyarakat bahwa bantuan tersebut menumpuk. Menurutnya pengadaan makanan tambahan itu memang dilakukan pada akhir 2022 (detik.com, 28-7-2023). Benarkah demikian adanya?
Menanggapi Video yang Beredar
Menanggapi adanya foto dan video yang beredar tersebut, bukan tidak mungkin kasus yang sama juga terjadi di daerah lain. Beginilah kondisi saat ini, terlalu banyak problematika yang terjadi dalam kehidupan rakyat dan negara belum mampu menghadirkan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang muncul. Rasanya sulit sekali menemukan orang-orang yang jujur dan amanah. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Pada akhirnya rakyat jualah yang menderita dan sangat dirugikan oleh perilaku tidak amanah para oknum pejabat yang seharusnya berkewajiban mengayomi dan melindungi masyarakat. Jika pemerintahnya saja tidak mampu untuk menjadi perisai bagi umat, lalu kepada siapa lagi umat menggantungkan harapannya terkait pemenuhan kebutuhan dan perlindungan yang notabene itu adalah tugas negara.
Alhasil, sampai saat ini fenomena stunting masih menjadi PR bersama untuk menuntaskannya. Meskipun berdasarkan data pada 2022 dari kementerian kesehatan bahwa angka stunting di Indonesia mengalami penurunan sebesar 21,6 persen dari sebelumnya berkisar di angka 24,4 persen pada 2021. Namun, problem ini masih terbilang tinggi di beberapa wilayah, sekalipun di wilayah lainnya ada penurunan seperti di Jawa barat, Jawa tengah, Sumatera Utara, dan Banten.
Penyebab Stunting
Penyebab masih tingginya stunting di duga karena sang ibu tidak memiliki akses makanan yang sehat dan bergizi, misalnya makanan berprotein tinggi sehingga mengakibatkan buah hatinya menjadi kekurangan nutrisi. Belum lagi rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi oleh ibu saat hamil, hal ini tentu dapat memengaruhi kondisi malnutrisi terhadap janin dalam kandungan.
Penyebab lainnya adalah pola asuh yang tidak efektif, pola makan, tidak melakukan perawatan pasca melahirkan, gangguan mental juga hipertensi yang terjadi pada sang ibu dan masih banyak lagi yang lainnya. Anak yang diduga menderita stunting biasanya akan mengalami riwayat kesehatan yang sangat buruk bahkan daya tahan tubuhnya juga pasti buruk. Lebih parah, stunting juga dapat menurun ke generasi selanjutnya jika tidak dilakukan penanganan yang serius.
Penting Penanganan Sedini Mungkin
Masyarakat perlu pula mengetahui ciri-ciri anak yang menderita stunting sejak dini. Ini penting agar masyarakat dapat melakukan penanganan sejak awal anaknya terdeteksi stunting. Berikut beberapa ciri anak yang mengalami stunting di antaranya, tinggi dan berat badannya lebih kecil jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya, anak tersebut rentan mengalami gangguan pada tulang, dan mengalami gangguan yang cukup signifikan pada tumbuh kembangnya.
Nah, jika melihat dari ciri-ciri tersebut maka dapat dipastikan bahwa sang anak akan terlihat lebih mudah lelah dan tidak selincah anak pada umumnya. Dampak stunting sendiri pada anak, yaitu akan memiliki risiko obesitas dan anak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan kegiatan dasar sehari-hari.
Upaya Mencegah Stunting
Pemerintah melalui kementerian kesehatan dalam mencegah stunting misalnya adanya pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri, melakukan pemeriksaan kehamilan dan memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan gizi dan zat besi pada ibu hamil, terakhir pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan misal telur, ikan, ayam, daging dan susu.
Pemerintah juga berupaya membangun infrastruktur air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Belum lagi peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 yang dikeluarkan oleh presiden Joko Widodo makin menunjukkan bahwa Indonesia memang sedang mengalami darurat stunting. Pemerintah berharap adanya peraturan tersebut mampu menjadi solusi bagi masalah stunting dan diharapkan untuk semua komponen secara konvergen dan terintegrasi bisa melaksanakan peraturan tersebut untuk mempercepat penurunan angka stunting agar mencapai angka 14 persen pada 2024 sesuai target pemerintah.
Namun, lagi-lagi semua upaya yang dilakukan oleh negara hingga saat ini belum mampu memberikan solusi yang terbaik untuk masalah tersebut. Solusi yang dihadirkan masih bersifat parsial dan tidak menyeluruh. Belum lagi masih banyaknya oknum-oknum yang tidak amanah dalam penyaluran bantuan menjadi masalah utama ketidakmampuan negara dalam mengatasi problem stunting. Terlebih sistem yang ada saat ini yaitu kapitalisme justru makin memperparah kondisi yang memang sudah kacau. Asas pada paham kapitalisme adalah manfaat, ini menjadikan setiap manusia tidak lagi menjadikan hukum syarak sebagai tolok ukur dalam menjalani kehidupan. Maka menjadi wajar jika di dalam sistem ini korupsi makin marak bahkan hampir di semua sektor.
Islam Solusi Terbaik
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya…” (Al-Baqarah: 233)
Dalam Islam, seperti yang tercantum dalam ayat di atas bahwa peran ibu begitu penting untuk menjaga nutrisi pada tubuhnya agar dapat memberikan ASI eksklusif dengan kualitas terbaik untuk buah hatinya. Begitu juga ayah, dalam mencari nafkah wajib baginya mencari yang halal dan juga tayyib karena jika tidak diperoleh dengan cara yang baik tentu akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang sang anak.
Islam juga begitu menekankan betapa pentingnya masyarakat untuk senantiasa memperhatikan kesehatan dan makanan yang biasa dikonsumsi. Makanan tersebut harus didapat melalui cara-cara yang baik (halal) dan tentunya baik pula bagi kesehatan. Maksudnya halal adalah makanan yang diperoleh dan diolah dengan cara yang benar menurut agama Islam.
Namun, di sistem yang ada saat ini, umat begitu sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari apalagi sampai harus memperhatikan asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan anak-anaknya. Ibaratnya, sudah bisa makan saja sudah bersyukur. Ini akibat dari kemiskinan akut yang dialami oleh mayoritas penduduk Indonesia. Hal inilah yang membuat rakyat sulit mendapatkan nafkah dengan hasil maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Padahal negara begitu kaya akan SDA, sayang, rakyatnya justru hidup di bawah garis kemiskinan. Problem kemiskinan tersebut tentu menjadi pemicu dari makin tingginya kasus stunting yang dialami anak-anak di Indonesia. Hal ini seolah menunjukkan bahwa negara sudah gagal menyejahterakan masyarakat.
Pada kondisi ini, umat seharusnya makin sadar bahwa mereka memang membutuhkan sebuah sistem yang bisa menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi. Dan solusi yang terbaik hanya akan didapat dengan menerapkan hukum-hukum Islam secara menyeluruh. Solusi di dalam Islam bersifat preventif dan kuratif dan sangat efektif untuk menyelesaikan problematika umat. Aturan dalam Islam bersumber langsung dari Allah Sang Khaliq pencipta kehidupan, bukan aturan yang datang dari pemikiran manusia yang notabene lemah. Solusi Islam paling relevan untuk setiap keadaan sejak dahulu, kini, hingga nanti. Wallahua’lam [CM/NA]