Oleh. Rahmayanti, S.Pd.
(Pemerhati Masalah Sosial)
CemerlangMedia.Com — Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang beberapa desa di wilayah Lumajang. Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari pasca meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro (CNNIndonesia, 08-7-2023).
Sementara itu menurut data yang dihimpun Dinas Sosial PPPA Lumajang, jumlah pengungsi mencapai 493 orang yang tersebar dibeberapa titik. Dampak banjir lahar dingin tidak hanya merugikan warga, tetapi juga telah menghancurkan jembatan di Lumajang. Selain banjir lahar dingin Gunung Semeru, juga terjadi tanah longsor di beberapa titik (Tempo.co, 09-7-2023).
Di lokasi lain, ribuan rumah warga di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terendam air imbas dari luapan Sungai Kokat. Rumah warga terendam sejak sejak Kamis (6-7-2023) setelah hujan lebat yang terjadi dari sore sampai malam hari. Sekitar 1.370 rumah warga terendam dengan ketinggian 50 sentimeter. Pihak BNPB Kabupaten Sumbawa sudah melakukan koordinasi terkait siap siaga bencana dengan menyiapkan posko tanggap darurat bencana alam yang akan ditempatkan di Kantor Kecamatan Lunyuk (CNNIndonesia, 08-7-2023).
Indonesia Dilihat dari Letak Astronomis
Akhir-akhir ini begitu banyak terjadi bencana, baik banjir, longsor, gempa bumi, dan lainnya. Kalau dilihat secara astronomis, letak Indonesia berada di 6° Lintang Utara (LU)- 11° Lintang Selatan (LS) dan 95° Bujur Timur (BT)- 141° Bujur Timur (BT). Jika dilihat dari letak astronomisnya, maka Indonesia beriklim tropis, memiliki udara yang cenderung panas, kelembapan udara yang tinggi, serta curah hujan yang tinggi pula. Pulau-pulau di Indonesia mudah dipengaruhi peredaran udara yang datang dari laut-laut yang mengelilinginya. Akibatnya Indonesia akan banyak menerima hujan.
Curah hujan yang tinggi berpotensi besar menyebabkan banjir dan longsor. Sementara hutan yang berfungsi untuk menahan dan menyimpan air justru dieksploitasi, akibatnya bencana alam seperti banjir dan longsor bisa terjadi sewaktu-waktu.
Indonesia Dilihat dari Letak Geologis
Dilihat dari sisi geologisnya, posisi Indonesia terletak di antara tiga lempeng besar, yakni Lempeng Asia, Indo Autralia, dan Lempeng Pasifik. Oleh karena faktor inilah, Indonesia menjadi wilayah rawan bencana, baik gunung meletus, gempa bumi, serta tsunami.
Walaupun ada kerugian dari segi letak astronomis dan geologis. Akan tetapi dari sisi keuntungan yang didapat, Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam seperti tambang dan mineral, memiliki tanah yang sangat subur, serta sumber daya laut yang melimpah. Hanya saja semua itu belum dikelola dengan benar, hanya orang-orang yang memiliki modal besar (kapitalis) yang bisa menikmati. Sedangkan rakyat hanya jadi penonton dan menjadi korban bencana akibat kerakusan manusia.
Kapitalisme Melanggengkan Korporasi
Dengan memberikan hak sebesar-besarnya kepada para korporasi untuk melakukan ekspliotasi hutan yang berujung pada rusaknya ekosistem, menunjukkan bahwa pemerintah bersifat regulator.
Oleh karena itu, sebagai wilayah rawan bencana, seharusnya negara memiliki kesiapan mitigasi yang lengkap, terarah, dan terstuktur dengan baik. Suatu upaya yang memiliki sejumlah tujuan yaitu untuk mengidentifikasi risiko, penyadaran akan risiko bencana, penanggulangan, dan sebagainya. Negara mestinya selalu siap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana sehingga saat bencana datang tidak akan kalang kabut menghadapinya. Sayangnya hal ini tidak berjalan di era kapitalisme sekarang karena kebijakan hanya berdasarkan untung dan rugi saja.
Bukan hanya itu saja, selama ini belum ada kesiapan masyarakat ataupun negara dalam menghadapi bencana, padahal bencana alam selalu datang berulang. Negara seolah tidak belajar dari kejadian yang sudah berlalu. Rakyat kembali menjadi korban, tidak hanya korban jiwa, tetapi juga kehilangan harta benda serta fasilitas-fasilitas publik.
Solusi Islam
Bencana memang merupakan qada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai seorang muslim haruslah menerima dengan rida dan sabar semua ketetapan-Nya.
Dalam sebuah hadis dikatakan, ”Tidaklah suatu musibah yang menimpa seorang muslim melainkan Allah akan menghapus (dosa orang itu) dengannya, bahkan duri yang menyakitinya sekalipun.” (HR Al-Bukhari)
Meskipun musibah atau bencana adalah suatu ketetapan Allah yang tidak bisa diprediksikan kapan terjadinya. Akan tetapi, sebagai manusia haruslah punya ikhtiar. Di dalam Islam, negara memiliki kewajiban sebagai perisai atau pelindung rakyat dengan berusaha untuk selalu mengurusi segala permasalahan yang dihadapi rakyat. Kebijakan yang diambil secara komprehensif berdasarkan pada syariat Islam yang diperuntukkan bagi kemaslahatan rakyat.
Sebagaimana teladan di masa kekhalifahan, bahwa telah ada upaya sebelum datang bencana yang dirancang untuk mencegah atau menghindari penduduk dari bencana. Misalnya banjir, maka negara akan membangun sarana-sarana fisik, seperti pembangunan kanal, bendungan, pemecah ombak, tanggul, dan lain sebagainya.
Negara juga akan melakukan reboisasi (penanaman kembali). Pemeliharaan aliran sungai yang mengalami pedangkalan, melakukan relokasi, tata kota yang berbasis amdal, memelihara kebersihan lingkungan.
Negara juga akan memetakan daerah-daerah yang rawan gempa dan berpotensi tsunami. Mempergunakan teknologi dengan membuat alarm peringatan bencana, baik yang berada di daratan, lautan, dan pegunungan yang bersifat vulkanik atau aktif. Membangun bangunan tahan gempa. Masyarakat juga diberikan edukasi tentang tanggap bencana yang benar sehingga sewaktu-sewaktu datang bencana mereka sudah dapat mempersiapkan diri agar bisa mengurangi risiko besar.
Negara juga akan membentuk tim SAR yang dengan khusus dibekali kemampuan serta peralatan yang canggih untuk dapat mengevakuasi korban bencana.
Ketika terjadi bencana, seluruh aktivitas dirancang untuk mengurangi jumlah korban dan kerugian materi akibat bencana. Kegiatan itu adalah evakuasi korban dengan cepat, membuka akses jalan dan sarana komunikasi dengan korban. Jika bencana yang terjadi adalah banjir atau gunung meletus, maka material yang dikeluarkan itu akan dialihkan ke tempat-tempat yang tidak berpenghuni. Berikut akan menyiapkan tempat pengungsian, dapur umum, posko kesehatan dan toilet yang baik, juga akan memastikan mereka tidak kekurangan kebutuhannya.
Inilah gambaran Islam yang diterapkan secara sempurna, akan memperlihatkan kesejahteraan secara umum untuk semua. Wallahu a’lam.
[CM/NA]