Ramadan Keduaku di Tanah Borneo

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Muhammad Kenzi
MIN 1 Palangka Raya
(Penulis Cilik CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Hallo…Assalamu’alaikum teman-teman. Berjumpa lagi dengan aku, Kenzi. Gak terasa ya teman-teman, kita sudah memasuki bulan Ramadan lagi. Ramadan tahun ini adalah Ramadan keduaku di Tanah Borneo. Taukah teman-teman, sebutan Tanah Borneo ini ditujukan untuk pulau apa? Yups, betul. Tanah Borneo adalah sebutan untuk pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar kedua di Indonesia setelah pulau Papua. Pulau ini merupakan paru-paru dunia karena mempunyai hutan yang sangat luas.

Aku senang sekali dengan datangnya bulan Ramadan. Karena bisa dapat libur sekolah, walaupun harus berangkat sekolah tetapi bisa pulang lebih cepat. Jadi, aku punya banyak waktu untuk bermain bersama teman-temanku. Seperti Ramadan tahun lalu, tahun ini pun di daerah kami ada pasar Ramadan. Disebut demikian karena pasarnya hanya ada jika Ramadan saja. Di sana banyak dijual makanan, bermacam-macam takjil, dan juga beberapa mainan. Aku sering diajak jalan-jalan sore atau ngabuburit ke pasar Ramadan untuk berburu takjil.

“Harsya, nanti kamu mau tarawih gak?”Tanyaku pada Harsya.
“Yo’i.” Jawab Harsya singkat sambil berlalu setelah kami selesai bermain bola.
“Nanti barenglah!” seruku.
“Ya,”jawab Harsya.

Harsya adalah temanku, kami beda sekolah namun kami sering bermain dan salat jemaah bersama di masjid maupun musala.

Aku dan adekku pun pulang ke rumah dan bergegas mandi. Setelah itu, sambil menunggu waktu Maghrib, kami berdua bermain lego bersama papah.

“Kak. Lusa, Papah berangkat tugas ya.” Kata papah sambil duduk di depanku.
“Ke Papua ya, Pah?” tanyaku meyakinkan. Aku tidak begitu kaget saat papah bilang mau tugas karena beberapa minggu lalu papah sudah menyampaikannya.

“Iya, Kak. Kakak dan Dedek baik-baik ya, jangan lupa salat dan bantu Mamah,” jawab papah sambil menasihatiku.

“Iya, Pah. Bantuin apa aja, Pah?” tanyaku pada papah.

“Ya, apa saja yang bisa Kakak lakukan, ya Kakak kerjakan. Misalnya membereskan mainan dan tempat tidur dan hal lainnya yang bisa Kakak kerjakan. Jangan lupa juga jagain Dedek, ya!”

“Iya Pah, tapi gimana jagain Dedek? Dedek suka gangguin Kakak juga Pah, hahahah.” Jawabku sambil sedikit tertawa yang diikuti oleh tertawa dedek juga dan papah.

Dedek usianya 5 tahun, sebentar lagi 6 tahun. Dia suka sekali mengikutiku dan sering usil juga sama aku. Tapiii, aku juga kadang suka usil sama dedek. Hahaaha…

“Ya, Kakak dan Dedek yang rukun dan saling menjaga,” ucap papah.

Waktu Maghrib pun tiba, kami bergegas salat Maghrib dan dilanjutkan makan malam karena aku sudah lapar. Setelah selesei makan malam, aku bersiap-siap untuk pergi ke musala.

“Kenzi …!” Suara Harsya memanggilku.
“Ya, sebentar,” jawabku pada Harsya
“Kak, Dedek ikut.” Tiba-tiba adekku merengek.
“Nanti Dedek nyusul sama Mamah, ya.” Kata mamah menenangkan dedek.
“Iya,” kata dedek yang sudah mulai tenang.
“Kakak berangkat dulu ya, Mah,” pamitku pada mamah
“Hati-hati ya, Kak.” Ucap mamah yang tidak pernah terlewat jika aku mau pergi.
“Iya Mah, assalamu’alaikum,” ucapku.
“Wa’alaikumsalam,” jawab mamah.

Aku dan Harsya berangkat ke musala yang ada di dekat rumahku. Dan yeeeaa … kami jadi yang pertama datang setelah mu’adzin. Tak lama kemudian, salat pun dimulai. Ketika selesai dan hendak pulang, aku melihat dedek. Lalu aku menghampirinya.
“Kak, tadi Dedek salat terus dari awal sampai selesai.” Cerita dedek dengan senyum dan gembira.
“Iya, alhamdulillah, Dedek hebat,” ucapku supaya dedek tambah senang.

Dari tahun lalu, dedek memang selalu mengikuti salat Tarawih dari awal sampai akhir.

Kami pun pulang bersama-sama. Dan tak lupa kami bermain kembang api sebentar bersama teman-teman. Ini juga salah satu hal yang aku sukai dan aku tunggu-tunggu ketika Ramadan.

Keesokan harinya, papah membangunkan aku dan dedek saat mamah sedang menyiapkan makanan untuk sahur. Aku ngantuk, tapi papah mengajakku untuk membasuh muka. Lalu kami sahur bersama. “Dalam sahur itu, kita juga akan mendapatkan pahala,” kata papah agar kami tambah semangat.

Sambil menunggu waktu Subuh, papah mengajakku bercerita sambill papah mempersiapkan perlengkapan untuk dibawa tugas. Waktu Subuh pun tiba dan kami salat. Seperti biasa, setelah selesai salat Subuh, kami tidak tidur lagi. Papah mengajakku murojaah sebentar lalu kami lanjut bermain lagi.

Puasa pertama terasa sangat panas, aku hanya bermain lego dan membaca buku cerita bersama adek dan teman-temanku. Ketika buka puasa tiba, baterai seperti diisi kembali. Aku puasa penuh satu hari dan adekku puasa setengah hari sampai Zuhur lalu disambung lagi. Setelah berbuka puasa dan salat Maghrib, aku bergegas untuk salat Tarawih.

Tak terasa puasa sudah berjalan beberapa hari. Dan tiba saatnya papah berangkat tugas. Kami pun mengantarnya ke bandara. Seperti tahun kemarin, Ramadan kali ini juga papah berangkat bertugas lagi. Tapi tahun kemarin tugasnya lebih cepat, kalau sekarang lebih lama.

“Bismillah, semoga Allah selalu melindungi Papah dan melancarkan tugas Papah, aamiin.” Doa kami untuk papah.
“Terima kasih Mamah, Kakak dan Dedek, semoga Allah selalu menjaga kalian dan kita diberikan kesehatan selalu, aamiin,” ucap papah.

Papah berangkat dan kami pun pulang. Saat di rumah, terasa sangat berbeda, seperti sepi rasanya. Aku merasa sangat kangen papah walaupun baru saja berpisah. Sejak hari ini, kami berbuka puasa, Tarawih dan sahur bertiga. Alhamdulillah jika ada sinyal, papah selalu mengabari kami lewat telepon.

Aku kangen banget sama papah. Biasanya papah suka mengingatkan aku untuk salat dan merapikan mainan. Alhamdulillah sekarang aku punya banyak teman. Ada Harsya yang selalu bareng sama aku ke masjid dan musala. Ada beberapa teman aku yang bukan muslim juga baik sama aku, mereka tidak makan di depan aku karena tau aku dan dedek sedang puasa. Mereka juga mau menungguku jika aku sedang salat.

Kata papah dan mamah, kita harus berteman dengan orang yang baik dan saleh supaya kita juga bisa ikut baik dan saleh. Apalagi di bulan Ramadan semua amal kebaikan kita pahalanya dilipat gandakan.

Jadi sayang sekali jika kita berbuat yang tidak baik. Tentunya dosanya pun akan lebih besar juga. Nah, teman-teman, gak boleh sembarangan berteman ya. Dan kita juga harus bisa saling menghargai perbedaan.

Papah, I love you. Sampai jumpa tahun depan.

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *