Oleh. Shazfa Khairani Putri
(Penulis Cilik CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — “Sahur…! sahur…! Ayo bapak, ibu, adik- adik, kakak-kakak … sahur…! sahur …!”
Aku pun langsung terbangun karena suara yang lantang dari pengeras masjid, mamaku sedang menyiapkan makanan untuk kita sahur. Tetapi, walaupun begitu terkadang aku dan ayahku juga susah sekali bangunnya, sampai mamaku kesal membangunkan kita berkali-kali. Ya, mungkin aku dan ayahku masih ngantuk, jadinya masih pengen tidur.
Awalnya sih … memang ngantuk, tapi lama-lama aku tidak ngantuk, karena kita harus sahur agar kita kuat menjalankan ibadah puasa dan tidak lemas.
Dan, hal itu mengingatkanku jika kita malas bangun untuk sahur dipagi harinya kita pasti akan merasa lapar dan dahaga.
Oh … ya, jangan lupa! saat sahur kita harus banyak makan makanan yang banyak mengandung protein, contohnya seperti susu, telur, dan makanan yang mengandung protein lainnya. Agar kita kuat untuk menjalankan puasa, biasanya setelah makan sahur aku selalu minum susu dan vitamin.
Ramadan kali ini menurutku sangat menyenangkan, karena aku bisa belajar puasa full dan tadarus Al-Qur’an dengan rutin. Selain itu, aku dan keluargaku berencana untuk pergi liburan ke tempat nenek di Palembang, tepatnya di Desa Mekar Mukti Kec Muara Telang (Jalur 8).
Untuk ke tempat nenekku, kita harus naik spitbot melewati Sungai Musi, di mulai dari dermaga di bawah Jembatan Ampera tepatnya di dekat Pasar 16 Ilir Kota Palembang.
Perjalanan ke tempat nenekku membutuhkan waktu sekitar satu jam, nenekku tinggal bersama buyutku karena kakekku sudah meninggalkan kita semua, sejak usiaku masih satu tahun, dan saat akhir puasa nanti kita bisa berkumpul pada hari Raya Idulfitri 1444 H bersama nenek dan saudara-saudara yang ada di sana.
***
Dan hari itu pun akan tiba, hari yang aku tunggu yaitu berjumpa nenek. Aku, adik, dan mamaku mulai mempersiapkan barang- barang yang akan kita bawa. Agar tidak ada yang ketinggalan, mamaku menyuruhku untuk membuat sebuah list agar tidak ada barang yang tertinggal sama sekali. Hal itu membuatku makin bersemangat dan sampai aku tidak bisa tidur karena hatiku terlalu gembira.
”Duh … kamarku penuh sekali dengan barang- barang, ada baju, tas, sepatu, buku, semua berantakan karena belum dimasukkan ke dalam koper, sampai aku kebingungan mau duduk di mana.” Sahutku sambil garuk – garuk kepala.
”Rani … Ayo tolong bantu Mama untuk memasukkan barang-barang yang akan kita bawa nanti,” kata mamaku yang sedang memerlukan bantuan. ”Oke, Mah … akan Rani bantu,” kataku sambil bersemangat. Aku pun membantu mamaku untuk memasukkan barang-barang ke koper, tapi adikku sibuk berantakin barang-barangnya lagi. “Aku dan mama sampai capek, tapi ini sangat seru,” kataku sambil ketawa.
***
Hari yang sudah kutunggu pun tiba. Sesudah pulang sekolah, aku menyuruh ayahku untuk izin kepada kepala sekolah dan wali kelasku.
”Ayah … tolong izinin ya, ke bapak kepala sekolah sama ke wali kelasku, kalau kita mau mudik ke tempat Nenek,” kataku waktu pulang sekolah.
”Oke Rani, Ayah izinin dulu ya, kamu boleh menunggu Ayah sambil main sama teman kamu dulu ya,” sahut ayahku.
***
Pada hari itulah, tepat pada hari Kamis, 8 April kita berangkat. Pada awalnya, kita menaiki mobil untuk pergi ke Banjarmasin terlebih dahulu, ayahku berkata, ”Nanti kita menginap di rumah teman ayah dulu ya, besok hari Jum’at kita berangkatnya.” Aku, adik, dan mamaku pun menyetujuinya. Waktupun terasa cepat. Hari sudah mulai gelap, tidak terasa sudah mau buka puasa dan selama di perjalanan aku hanya tidur di dalam mobil. Kita pun tiba di kota Banjarmasin.
Kata ayah, “Perjalanan dari Palangkaraya ke Kota Banjarmasin membutuhkan waktu sekitar tiga jaman.”
“Allahuakbar…! Allahuakbar…! sudah terdengar suara azan.”
Aku pun bergegas berbuka dengan minum air putih terlebih dahulu. Kemudian aku makan cemilan, ayah mencari masjid untuk salat Maghrib, kita pun berhenti untuk salat di masjid, dan aku merasa senang sekali karena suasana Ramadan kali ini sangatlah seru dan mengesankan, sehabis itu kita mencari tempat makan dan mencari oleh-oleh untuk temannya ayah.
Akhirnya kita sampai di rumah teman ayahku tepat jam 23.39 WITA, aku sangat ngantuk pada waktu itu, tapi kulihat anak temannya ayahku tidak ada yang ngantuk, padahal ini sudah malam sekali. “Duhh … aku jadi pusing deh …!” aku bergumam dalam hatiku sambil terus menguap, “hoahm … hoahm …!”
***
Ke esokan harinya, aku ingin sekali berteman dengan anak perempuan yaitu anak teman ayahku, akhirnya aku bisa berkenalan dengannya. Namanya Nirmala atau biasa di panggil Nirma, Nirma adalah teman baruku, kita menjadi sangat akrab ketika bermain UNO bersama, dia juga ikut mengantarku ke bandara. Nama bandaranya itu adalah Syamsudin Noor International Airport, ini adalah pertama kali kunaik pesawat di bandara ini. Disana aku melihat indian people dan berbagai orang dari luar negeri.
Siang itu cuaca sangat cerah, pesawatnya pun sudah tiba dan semua penumpang sudah mendapat panggilan untuk bersiap masuk ke dalam pesawat. Akupun sangat ceria dan bersemangat untuk naik pesawat.
Tapi … ketika semuanya sudah siap dan pesawatnya sudah mau lepas landas, tiba-tiba ada salah satu pramugari yang memberi tahu, kalau ujung sayap pesawatnya retak dan tidak jadi lepas landas, seketika semua penumpang kecewa dan langsung bergegas ke luar dan kembali lagi keruang tunggu. Aku jadi sangat sedih, karena harus menunggu lama, karena belum ada pemberitahuan untuk penerbangan selanjutnya. Mama, ayahku, dan semua penumpang sudah kelihatan lelah karena sudah hampir tiga jam tidak ada informasi penerbangan.
***
Aku pun sudah mulai bosan, tapi aku harus sabar. Mama juga sudah capek sekali ngajak main adek yang gak mau duduk tenang, mama terlihat sudah kewalahan.”
“Mah, kapan sih kita berangkat? aku sudah capek!” ucapku berulang kali.
”Mama juga belum tahu Rani, ya sudah, kamu duduk atau sambil baca buku, gih,” kata mamaku.
Dan orang-orang sudah sangat cemas, panik, bingung, banyak yang menggerutu kecewa karena merasa dirugikan, tapi kita tidak boleh berburuk sangka dulu. Tiba-tiba aku mendengar ada pengumuman dari customer service kalau kita akan berangkat dan diganti dengan pesawat lain.
“Alhamdulillah …” kataku dengan perasaan sedikit gembira.
Aku mendengar percakapan ayah dan mamaku, “Mah, katanya kita dapat kembalian uang tiket kompensasi sekaligus dapat hotel untuk menginap.” Kata ayahku sambil tersenyum. “Karena kita transit di Jakarta dan sudah tidak ada penerbangan lanjutan, jadi dapat fasilitas menginap di hotel yang sudah di sediakan oleh Bandara Soekarno-Hatta.”
”Alhamdulillah… ya. Yah… ini memang berkah bulan Ramadan, Yah!” jawab mamaku.
“Aku pun yang mendengar itu sangat senang dan aku juga ceria karena semua orang di situ pun senang.”
Jadi, pada awalnya kita semua takut dan khawatir, tapi Allah sudah memberikan kita rezeki seperti mendapat ganti pesawat baru, tempat untuk beristirahat/hotel, snack, makanan untuk buka dan sahur, dan fasilitas yang bagus. Oleh karena itu kita harus bersyukur kepada nikmat yang sudah di beri Allah, kita harus sabar dan harus berbaik sangka sama takdir Allah.
***
Saat sudah sampai di rumah nenek, aku sangat gembira. Jadi di tempat nenekku, aku dan mamaku membantu nenekku dengan meringankan pekerjaan nenekku, tapi jika nenekku punya waktu luang dia suka bercerita kepadaku, cerita tentang ternaknya, sawahnya dan jagungnya.
Di tempat nenekku, aku mempunyai kucing yang sangat lucu, namanya mueza dan chanmiaw atau chan, ibu mereka bernama si ucil.
Sambil menunggu buka, aku suka sekali mencium aroma minuman dan makanan yang sudah disiapkan, aromanya sedap dan pasti lezat semua. Semua hidangan sudah tertata rapi mulai dari teh hangat, buah naga dan jambu air, risol kesukaanku, soto ayam kampung (hasil ternak nenekku sendiri), es kelapa muda yang segar (hasil metik ayah depan rumah nenek). “Semuanya membuatku bingung, yang mana yang harus aku makan lebih dulu…” Ucapku sambil tersenyum dan sudah tidak sabar untuk makan.
Allahuakbar…! Allahuakbar…!
Yay… alhamdulillah, azan Maghrib sudah berkumandang. Oh ya, kalau sudah terdengar suara azan Maghrib, dahulukanlah berbukamuu karena itu adalah sunah puasa.
“Seru sekali puasa Ramadan kali ini, berbuka bersama di rumah nenek.” Sahutku sambil senyum bahagia.
“Seru kan? Ya udah, habisin ya, makanannya,” sahut mamaku.
“Enak kan sotonya? Ya udah, yuk dimakan!” kata nenekku.
“Yummy! Makan soto… makanan favoritku dan adikku, oke aku habisin ya …” Kataku sambil ketawa.
“Iya,” sahut ayahku menutup percakapan.
Ini adalah Ramadan yang sangat berkesan dan menyenangkan. [CM/NA]