Oleh: Iffah Adillah
(Siswi PAUD-Qu Taman Siswa Imam Syafii, Batam)
CemerlangMedia.Com — Iffah adalah nama pemberian Abi, tetapi biasa dipanggil Adek karena anak paling kecil di rumah. Selain ingin menjadi seorang hafizah, Adek juga ingin menjadi dokter. Teman-teman mau tahu tidak, kenapa Adek ingin menjadi dokter? Baca cerita berikut ini, ya…
Meskipun masih Paud, Adek sudah memiliki cita-cita, yaitu ingin menjadi seorang dokter. Cita-cita ini muncul begitu saja saat Adek melihat Umi sering sakit. Jadi Adek ingin mengobati dan merawat Umi. Meskipun Umi bilang bisa dirawat oleh perawat, tetapi Adek ingin merawat Umi dan Abi dengan tangan sendiri. Doakan Adek, ya, teman-teman, semoga cita-cita Adek dikabulkan Allah Ta’ala.
Adek juga ingin membantu saudara-saudara yang tidak mampu berobat. Selain menjadi dokter yang hafiz Qur’an, Adek juga ingin punya usaha sendiri. Kata Umi, jadi dokter tidak boleh tujuannya untuk mencari harta atau mencari kaya. Nah, dari usaha itulah nanti Adek membantu Umi, Abi, dan ketiga abang.
Umi sering berpesan, Adek dan ketiga Abang boleh jadi apa pun yang kami mau, asalkan tetap taat sama Allah agar hidupnya berkah. Abang pertama Adek, jika Allah mengizinkannya jadi ulama, harus jadi ulama yang taat syariat dan takut sama Allah. Kalau ada yang hidupnya berkecukupan harus membantu saudaranya yang lainnya, tidak boleh dibiarkan susah sendiri. Susah bersama, senang juga bersama, itu selalu pesan Umi dan Abi.
Teman-teman, tahu tidak, di antara ketiga abang Adek, ada juga yang senang bisnis, bahkan punya penghasilan sendiri, lo. Katanya mau meniru sahabat Rasulullah yang kaya raya itu, lo, tahu kan? Itu, lo, Abdurrahman bin Auf, sahabat yang kaya raya dan dermawan.
Eh, kembali ke cita-cita Adek. Adek juga ingin menjadi penulis seperti Umi. Biasanya, Adek menulis di buku tulis aja, pengennya sih, menulis di diary bikinan Umi, tetapi belum dibolehin. Kata Umi, nanti kalau sudah SD baru boleh dipakai, jadi diary-nya Adek simpan dahulu.
Mau Adek bawa ke sekolah aja, gak dibolehin Abi, padahal mau promosi hihihi. Udah nangis, tetap aja gak dibolehin. Belakangan Adek baru tahu, ternyata Abi ingin menjaga Adek dari sifat pamer.
Kisah ini Adek ceritakan ke Umi, lalu Umi menuliskannya. Adek kan belum bisa menulis cepat, kalau kelamaan pakai laptop, nanti Umi gak bisa kerja, deh! [CM/NA]