Tamasya ke Kebun Binatang

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Fathiyya Assyifa
(Siswi Kelas VI PKBM Iftitah Padang Panjang)

CemerlangMedia.Com — Pada suatu sore yang cerah, aku sibuk mengobrak-abrik buku-buku yang berada di dalam kamar ibuku. Aku begitu penasaran dengan buku berwarna biru yang tergeletak di atas rak buku. Dengan penasaran, aku membuka buku berwarna biru itu. Kata demi kata kubaca, sederet demi sederet kulihat. Aku meneliti tulisan kakakku yang sedikit berantakan.

Di buku itu, kakakku menceritakan tentang kegembiraannya bersama keluarga saat bertamasya ke kebun binatang di hari ketiga lebaran. Ya, saat itu usiaku tujuh tahun.

Uhh… aku malu mengingatnya. Saat itu, aku mengambek karena tidak dibelikan permen kapas warna merah muda oleh ibuku.

“Gigimu kan bolong, Salihah. Nanti sakit gigi lagi,” kata ibu merayuku.
Aku pun menuruti perkataan ibuku karena tak ingin sakit gigi dan pipiku bengkak.

Lupakan soal permen kapasnya, sekarang aku mau cerita soal jalan-jalanku bersama keluarga ke kebun binatang. Pokoknya seru sekali bertamasya bersama ayah, ibu, dan kakakku.

Begini ceritanya.
Kami naik motor berempat. Aku duduk di tengah ayah dan ibuku. Sedangkan kakakku lebih suka duduk di bagian depan, supaya bisa melihat pemandangan katanya sembari dengan senyum jahilnya.

Sebelum berangkat, ayah mengisi bensin di SPBU. Kata ayahku, perjalanan menuju kebun binatang Kinantan di Bukittinggi itu cukup jauh dari Padang Panjang. Ayah bilang, sekarang musim liburan, banyak orang mudik pulang kampung, tetapi untunglah tidak macet karena kami pergi pagi-pagi sekali.

Perasaanku senang sekali. Ini pengalaman pertamaku bertamasya ke kebun binatang. Sebelumnya, setiap libur lebaran, kami hanya berpergian ke tempat saudara-saudara ayah atau ibuku.

Cuaca di Bukittinggi cukup sejuk. Aku dan keluargaku memasuki gerbang setelah ayah memarkir motor kesayangannya. Lalu, ibu membayar karcis dan kami berempat memasuki gerbang kebun binatang.

Saat kami melewati gerbang itu, di sana ada beberapa penjaga kebun binatang yang sangat ramah. Aku berlarian bersama kakakku melihat beberapa ekor rusa yang sangat cantik. Mungkin itu adalah seekor rusa betina karena tak memiliki tanduk. Sang rusa tengah memakan rumput yang sudah disediakan oleh para penjaga kebun binatang itu.

Lalu kakakku menarikku mendekati kandang jerapah, tentu saja aku mau mengikutinya. Aku sangat penasaran dengan jerapah yang sering kuwarnai di buku gambarku. Mataku berbinar melihat seekor jerapah yang berleher panjang dan berkaki jenjang. lucu sekali. Oh, iya, leher panjang pada jerapah berguna untuk menggapai dedaunan muda yang ada di pucuk dahan.

Setelah itu, aku diajak oleh kakakku ke sisi yang lain. Kami melihat gajah, buaya muara, tapir, beruang madu, kijang, kancil, zebra, bermacam-macam burung seperti merak, kakaktua, pelikan, dan masih banyak lagi. Oh, iya, walaupun kami sering berlarian dan berkejar-kejaran, aku dan kakakku tetap diawasi oleh ibu dan ayahku dari kejauhan.

Setelah puas berkeliling, aku diajak kakakku ke tempat yang lain. Kakakku meminta izin kepada ayah dan ibuku untuk memasuki sebuah rumah berbentuk ikan. Sebelum masuk, aku dan kakakku harus terlebih dahulu membayar karcis. Kami pun bersemangat pergi melihat berbagai macam ikan di rumah berwarna biru itu.

Berbagai jenis ikan ada di dalam aquarium yang cukup besar. Ada ikan buntal, ikan air tawar yang berwarna-warni dan bentuk yang sangat lucu. Di sudut yang lain, ada ikan yang kepalanya benjol atau bermata besar, juga ada ikan yang bergigi runcing. Kata abangku mirip ikan piranha. Kami pun tertawa bersama.

Kami pun masuk ke sebuah museum binatang. Kata ibuku, museum itu berisi hewan-hewan yang sudah diawetkan. Kami melihat-lihat koleksi hewan tersebut. Iih, ngeri sekali melihat ular piton besar dan panjang itu.

Kemudian kami bersantai sejenak sambil berfoto di tempat yang sudah disediakan di kebun binatang. Ada banyak tempat menarik untuk berfoto di sana. Makin siang makin ramai pengunjung. Kemudian kami berjalan mengikuti arahan ayah melewati sebuah jembatan yang lebar dan tinggi, menyusuri jalan yang mendaki dan pepohonan yang rindang.

Kami pun berteduh di bawah pohon besar. Rupanya, ibu sudah menyiapkan dengan teliti. Ayah sibuk menggelar alas plastik, sedangkan ibu menyiapkan perbekalan makanan dan minuman dalam ransel besarnya. Kami pun makan dengan lahap. Setelah kenyang, ibu mengajak kami untuk salat Zuhur di musala terdekat.

Kemudian ayah memberi aba-aba untuk pulang. “Ayo, sudah waktunya pulang. Kita harus pulang sebelum macet.” Kata ayah tersenyum. Memang, sih, sungguh melelahkan kalau harus duduk lama di atas motor menunggu kemacetan.

Namun, sebelum pulang, ibu memberi kejutan yang menyenangkan. Kami singgah sebentar ke sebuah toko buku. Ibu mengganti permen kapas tadi dengan membelikan buku cerita bergambar. Aku dan kakakku mendapatkan dua buku cerita, lalu ibu juga membeli oleh-oleh berupa kerupuk sanjai di dekat toko tersebut.

Ternyata ayah benar, jalanan mulai macet. Untuk menghindari macet di Koto Baru, ayah berbelok mengambil jalan kampung yang kecil dan permukaannya tidak rata. Walaupun berbatu dan jalanannya sangat jelek, bahkan kadang mendaki dan menurun, tetapi aku senang melihat pemandangan Gunung Marapi dari balik bukit dan petak-petak persawahan yang sangat indah.

Matahari sudah berwarna jingga saat kami tiba di rumah. Walaupun begitu, kami sangat senang. Kata ayah, bahagia tidak harus mahal, cukup dengan hal sederhana. Itu adalah tanda cinta ayah untuk kami. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *