CemerlangMedia.Com — Jembatan merupakan akses penting bagi lancarnya lalu lintas kendaraan. Jembatan berfungsi menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya yang terpisah karena aliran sungai atau rawa. Sayangnya, oknum-oknum nakal berani merusak dengan mencuri baut jembatan. Oleh karenanya, kekokohan jembatan perlahan rapuh sehingga amblas.
Terjadi di Kota Bekasi, sambungan jembatan Cipendawa amblas di ruas jalan Cipendawa akibat baut baja jembatan dicuri. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMS) Kota Bekasi menyatakan, pencurian tersebut membuat struktur balok baja mengalami deformasi dan lantai jembatan amblas (29-01-2024). Imbasnya, jembatan Cipendawa arah Bantargebang sementara ditutup. Kendaraan dialihkan contraflow ke jembatan Cipendawa mengarah ke Jatiasih. Kondisi ini mengakibatkan tersendatnya lalu lintas di area sekitar jembatan dan kenyamanan pengendara saat melintasi jalan menjadi terganggu.
Rusaknya jembatan Cipendawa tak lepas dari peran pemerintah sebagai penanggung jawab fasilitas umum. Banyaknya baut yang dicuri sehingga mengakibatkan jembatan amblas membuktikan minimnya pemeliharaan serta tidak adanya kontrol atas kondisi jalan. Inilah potret buruk sistem kapitalisme dalam melayani rakyat. Sistem yang mengejar keuntungan materi semata, menjadikan peran negara dalam mengelola fasilitas umum yang gratis kurang diperhatikan. Hal ini berbeda jauh dengan pemeliharaan jalan berbayar, seperti tol yang kondisinya mulus dan terawat.
Berbeda dengan sistem kapitalisme, sistem Islam sangat memperhatikan fasilitas umum. Dalam Islam, jalan dan jembatan wajib dirawat dengan sebaik mungkin. Sebab, fungsi jalan dan jembatan sangat penting demi lancarnya aktivitas masyarakat. Perawatan serta pengecekan kondisi jalan dan jembatan oleh maintenance merupakan hal yang penting dilakukan secara berkala.
Selain itu, perawatan jembatan dan jalan dalam sistem Islam tak hanya sekadar untuk lancarnya aktivitas. Akan tetapi, hal ini berkaitan dengan keselamatan nyawa rakyat di jalan raya. Dalam Islam, kisah Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu anhu merupakan salah satu bukti perhatian pemimpin pada fasilitas umum. Khalifah Umar pernah berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Ta’ala, ‘Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?’.”
Tak sekadar perhatian pada nyawa manusia, bahkan keselamatan pada hewan pun diperhatikan. Inilah bukti Islam begitu memperhatikan rakyat. Ini karena, pemimpin dalam sistem Islam adalah pelayan bagi masyarakat, sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw.,
“Imam/khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, sudah saatnya menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar fasilitas umum terawat dengan baik. Alhasil, persoalan jembatan rusak tak akan terulang kembali. Wallahu a’lam bisshawwab.
Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]