CemerlangMedia.Com — Beberapa kota maupun desa di Indonesia mengalami kelangkaan beras karena gagalnya panen di beberapa daerah akibat kemarau panjang (09-10-2023). Padahal Indonesia yang dikenal sebagai tanah yang subur seharusnya mampu memberikan hasil panen yang terbaik dan stok yang melimpah sehingga mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakatnya. Akan tetapi, yang terjadi, Indonesia harus menerima impor dari luar negri sebagai bentuk dari kerja sama dengan asing.
Di tambah lagi dengan permainan para pedagang yang sengaja menumpuk beras agar saat beras langka bisa dijual dengan harga yang mahal. Akibatnya, masyarakat harus membeli beras kualitas rendah dengan harga yang terjangkau dan bahkan mereka terpaksa mengonsumsi beras yang tidak layak, seperti aroma yang tidak sedap, rasanya yang kurang enak, bahkan ada yang sudah berkutu.
Dan tentu ini semua akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Ditambah lagi dengan banyaknya beredar beras yang mengandung pengawet dan pemutih. Ini makin menambah kekhawatiran dan penderitaan rakyat karena mereka tidak mengetahui mana beras yang sehat mana yang tidak. Semua ini terjadi karena kurangnya tanggung jawab negara terhadap pengelolaan hasil pertanian dan penyediaan stok beras bagi masyarakat.
Seharusnya negara bertanggung jawab menyediakan beras yang layak bagi masyarakat dan menguji kelayakan beras sebelum diperjualbelikan karena kesehatan dan kebutuhan pokok adalah tanggung jawab negara.
Namun harapan itu tidak akan pernah terwujud selama negara tidak menerapkan aturan yang berasal dari Allah Yang Maha Sempurna. Sebab, yang dapat menyejahterakan seluruh rakyat dan memberi rasa nyaman hanyalah aturan yang berasal dari Allah. Akan tetapi, aturan yang dipakai hari ini adalah aturan buatan manusia sehingga membuat negara abai kepada kebutuhan rakyatnya, negara hanya mementingkan kepentingan pemilik modal dan oligarki.
Rindi Afrina
Lubuk Basung, Sumatra Barat [CM/NA]