CemerlangMedia.Com — Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Nahar, S.H., M.Si. menyampaikan bahwa setidaknya ada 20 kasus bvnvh diri anak berusia di bawah 18 tahun sejak Januari 2023 dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini adalah dampak psikis yang dialami remaja karena kekerasan ataupun perundungan sehingga mengakibatkan depresi dan melakukan bvnvh diri (11-11-2023).
Miris, kasus bvnvh diri yang menimpa remaja Indonesia saat ini menuai keprihatinan kita. Kondisi ini sudah harus menjadi perhatian khusus bagi masyarakat juga pemerintah. Pasalnya, di usia yang masih belia, pilihan bvnvh diri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah indikasi adanya kesalahan tata kehidupan, baik itu keluarga, masyarakat, hingga negara.
Kita harus dapat menelaah kembali, penyebab mereka melakukan tindakan bvnvh diri, bagaimana mereka bisa mengetahui caranya, dan juga kondisi mental mereka. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari pola asuh, pendidikan, dan yang utama adalah sistem kehidupan bermasyarakat yang diatur oleh negara.
Media sosial saat ini pun turut berperan dalam mendorong anak melakukan tindakan bvnvh diri. Mereka dapat dengan leluasa menyaksikan cara bvnvh diri dari internet dan kemudian mempraktikkannya. Konten-konten niradab yang tayang tanpa filter bebas berseliweran dan sangat mudah diakses oleh siapa saja, pun oleh anak-anak dan remaja. Akhirnya, bvnvh diri menjadi jalan yang mereka pilih di kala depresi menghantui.
Tentu hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Sejatinya, anak-anak dapat dibekali dasar pendidikan akidah sejak dini agar mempunyai keimanan dan mental yang kuat sebagai benteng diri dalam menghadapi setiap persoalan yang mereka hadapi. Pendidikan berkualitas tidak terlepas dari pendidikan agama sebagai ruh yang mampu melahirkan adab dan akhlak mulia. Inilah yang sangat perlu ada dalam kurikulum pendidikan saat ini.
Namun, hal ini seolah sirna perlahan, terkikis sedikit demi sedikit oleh tatanan kehidupan yang mengatur negara saat ini. Ya, asas sekuler yang notabene memisahkan agama dari kehidupan telah merasuk dalam semua lini kehidupan, termasuk pendidikan. Maka, tidaklah aneh, banyak generasi mempunyai karakter lemah, mereka gagap dalam menghadapi persoalan hidup dan tergerus dalam arus zaman yang melaju kencang.
Oleh karenanya, kita mesti menyadari bahwa persoalan bunuh diri generasi saat ini sejatinya karena kekurangperhatian kita akan sistem aturan kehidupan yang dipilih. Allah Swt. sebagai Pencipta manusia, telah memberikan manual lengkap beriringan dengan penciptaan manusia. Berisi hukum dan aturan yang wajib dijalankan manusia demi menjaga kemuliaannya di muka bumi.
Islam sangat menentang bvnvh diri, haram melakukannya dan dosa bagi pelakunya, serta akan mendapatkan siksa di hari kiamat nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS An-Nisa ayat 29,
… وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا □
“… Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Maka dari itu, sudah semestinya kita menjadikan Islam sebagai dasar pandangan sistem kehidupan. Hanya dengan fondasi Islam, mampu melahirkan karakter generasi tangguh, kuat iman dan mental, hebat dalam berkarya, serta gemilang sebagai penerus peradaban bangsa.
Nilma Fitri, S. Si.
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]