CemerlangMedia.Com — Sampai hari ini, stunting masih menjadi salah satu problematika negara yang belum terurai bahkan hari ini stunting menjadi perhatian khusus pemerintah dalam mengatasinya. Pemerintah tengah berupaya menurunkan prevalensi stunting hingga di angka 14% pada 2024 mendatang. Oleh karenanya, pemerintah pusat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas pembangunan.
Salah satu daerah yang sedang berupaya untuk menurunkan angka stunting adalah Kab. Temanggung yang meluncurkan dapur sehat selama 90 hari ke depan dengan menjamin tepatnya distribusi dan konsumsi. (12/5)
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang menjadikan lambatnya pertumbuhan tubuh dan otak akibat dari kurangnya asupan gizi pada anak.
Salah satu penyebab kurangnya gizi pada anak adalah fakta kesenjangan sosial di tengah-tengah masyarakat akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Dalam penerapan sistem ekonomi kapitalisme berpotensi pada ketidakadilan dalam distribusi logistik pangan dan harta yang menjadikan sulitnya rakyat dalam memenuhi kebutuhan pangan untuk pemenuhan gizi.
Dari sini, kita bisa simpulkan bahwa solusi yang dilakukan oleh Pemda Temanggung belumlah efektif karena dapur sehat ini hanya memenuhi kebutuhan gizi secara parsial. Berbeda dengan sistem Islam yakni Khil4f4h yang bertanggung jawab penuh atas pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat secara gratis dan berkesinambungan, sebab ini merupakan bentuk riayah penguasa terhadap rakyat. Khil4f4h juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki untuk mencari nafkah sehingga tidak ada ketimpangan sosial di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, seyoginya kita memperjuangkan sistem yang mampu mensejahterakan rakyat dan mengatasi problematika stunting secara menyeluruh dengan diterapkannya sistem Islam di bawah naungan ad Daulah al Khil4f4h ‘ala minhaj an-nubuwwah. Wallahu a’lam bisshawab
Shafiyyah AL Khansa
Kebumen [CM/NA]