CemerlangMedia.Com — Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi hingga mencapai nilai Rp16.280/US dolar pada Jumat (19-04-2024). Dua hal yang menjadi faktor pemicu pelemahan rupiah kali ini, yakni The Fed—bank sentral AS menahan suku bunga acuannya di level tinggi guna meredam laju inflasi AS dan konflik Israel-Iran di Timur Tengah yang kian memanas (21-04-2024).
Dua faktor tersebut bisa berdampak pada meningkatnya ketidakpastian internasional. Para investor menarik dana dan asetnya, terutama pada negara berkembang, di antaranya Indonesia.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Teuku Riefky peneliti makroekonomi di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, pelemahan rupiah bisa mengakibatkan harga barang impor meroket, termasuk impor bahan baku industri yang masih menjadi alat produksi di negeri ini, serta memicu inflasi yang akhirnya melemahkan daya beli masyarakat. Dampak pelemahan rupiah akan dirasakan oleh berbagai pihak dan makin menyulitkan kondisi ekonomi rakyat dalam berbagai aspek.
Semua masalah ini muncul dari pengaruh ketergantungan pada dolar sebagai mata uang dunia. Hal lain yang penting untuk kita sadari dari kondisi sekarang karena dunia secara keseluruhan di bawah kekuatan imperialisme AS yang mendominasi. Kekuatan semu negara AS menguasai dan menundukkan negara-negara berkembang, khususnya negara Islam melalui perjanjian dan kesepakatan. Lalu, bagaimana caranya bisa keluar dari jajahan imperialisme ini?
Konsep sistem ekonomi Islam menetapkan mata uang berbasis emas dan perak (Lihat: An-Nabhani, An-Nizam Al iqtishad fi al-Islam, 2004: 270-273). Sistem ini diikat berdasarkan syariat, nilainya juga lebih stabil dan adil sehingga secara ekonomi akan aman dari inflasi dan kehidupan rakyat menjadi tenang.
Dalam prinsipnya, sistem ekonomi Islam menghindari spekulasi yang merugikan orang lain (dharar). Larangan ini telah disebutkan dalam firman Allah pada surah Al-Baqarah ayat 195, yang artinya,
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Oleh karena itu, hanya sistem Islam yang mampu mengeluarkan Indonesia dan dunia dari krisis ekonomi. Wallahu a’lam bisshawwab.
Sari Chanifatun
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]