CemerlangMedia.Com — Pengembangan ekonomi syariah dan harapan besar memosisikan Indonesia sebagai pelaku utama, serta produsen pusat halal dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bukan tanpa alasan. Apalagi Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar (26/5).
Harapan besar tersebut tentu hal yang positif bagi bangsa Indonesia. Hanya saja, apa yang melandasi diambilnya sistem ekonomi syariah untuk pengembangan ekonomi bangsa ini? Sepanjang yang kita pahami bersama, ekonomi syariah diambil karena ada sisi kemanfaatannya. Hal tersebut tidak dapat dimungkiri. Oleh karenanya, pemerintah saat ini dengan sistem kapitalismenya merestui diberlakukannya syariat Islam yang ada unsur manfaatnya saja.
Sungguh amat disayangkan, pemerintah tidak mengambil semua aturan Islam secara kafah dalam mengatur segala lini kehidupan bangsa ini. Jika ekonomi syariah dianggap dapat memajukan perekonomian negeri kita tercinta, anehnya mengapa Islam kafah dianggap tidak layak diterapkan di Indonesia, bahkan dianggap membahayakan negara? Menggunakan ekonomi syariah dalam sistem sekuler akan berdampak mencampurkan yang hak dan batil. Hal ini akhirnya menguatkan wajah sekuler kapitalisme negeri ini. Persoalan bangsa kita juga dunia terjadi justru karena penerapan sistem sekuler kapitalisme.
Islam adalah agama sekaligus ideologi sempurna yang mampu dan terbukti menyelesaikan segala problematika umat. Islam juga merupakan aturan yang datang dari sang Pencipta Allahu rabbi yang komprehensif mengatur kehidupan manusia. Penerapan Islam kafah akan menyelesaikan berbagai problem dunia dan akan menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anbiya’: 107, ”Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lilalamin).”
Maka, mengambil sistem Islam secara kafah adalah solusi dan keputusan yang tepat bagi bangsa ini agar rahmat Allah Swt. senantiasa turun untuk bangsa Indonesia dan dapat mewujudkan rahmatan lilalamin.
Nur Rahmawati, S.H.
Samuda, Kalimantan Tengah [CM/NA]