Fenomena Fatherless, Buah Sistem Sekuler

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Islam mampu memulihkan perah ayah melalui mekanisme yang tepat. Dalam Islam, negara yang bertanggung jawab sebagai pengurus urusan rakyatnya akan menyediakan lapangan pekerjaan, memberikan pendapatan yang layak, serta memenuhi segala kebutuhan (sandang, pangan, dan papan).

CemerlangMedia.Com — Sebanyak seperlima anak Indonesia kini tumbuh tanpa sosok ayah yang hadir dalam kesehariannya. Data ini tidak hanya menunjukkan angka, tetapi menjadi cermin betapa budaya masih sering memandang ayah sebatas pencari nafkah, bukan pendidik yang menuntun anak dengan kasih dan kehadiran (8-10-2025)

Fenomena fatherless bukan semata lahir tanpa sebab. Namun, didasari oleh sibuknya seorang ayah mencari nafkah sehingga abai dalam perannya sebagai pendidik. Fatherless yang kian marak menjadi bukti dampak dari penerapan sistem kapitalisme sekuler, sistem yang menuhankan materi dan memandulkan peran agama dalam mengatur kehidupan.

Kebutuhan ekonomi yang mengimpit, membuat sosok ayah lalai. Bahkan lupa akan perannya karena disibukkan dengan mencari nafkah. Alhasil, para ayah tidak punya waktu untuk keluarga. Fenomena ini menandakan adanya krisis pola asuh yang meluas dan terjadi secara sistemis.

Hasil Susenas Maret 2024 mengungkap, 15,9 juta anak Indonesia atau 20,1 persen dari total anak berusia di bawah 18 tahun berpotensi tumbuh tanpa peran ayah. Rinciannya, 4,4 juta anak tidak tinggal bersama ayah, sedangkan 11,5 juta ayah terlalu sibuk bekerja—banyak di antaranya bekerja jauh dari rumah.

Selain itu, fatherless membuat anak kesulitan membentuk jati diri dan lebih rentan terhadap stres, depresi, dan cemas. Banyak anak terjerumus dalam kenakalan, seperti narkoba, pergaulan bebas, dan perbuatan buruk lainnya.

Asuhan ala kapitalisme yang mengedepankan nilai materi daripada agama telah melahirkan anak yang minim akhlak dan tidak tahu arah tujuan hidupnya. Hal ini berdampak pada kehidupan sosial dan prestasi akademiknya. Hal itu tentunya membutuhkan solusi yang bijak.

Islam mampu memulihkan perah ayah melalui mekanisme yang tepat. Dalam Islam, negara yang bertanggung jawab sebagai pengurus urusan rakyatnya akan menyediakan lapangan pekerjaan, memberikan pendapatan yang layak, serta memenuhi segala kebutuhan (sandang, pangan, dan papan).

Dengan tercukupinya berbagai kebutuhan, ayah dapat hadir sepenuhnya untuk memberikan perhatian emosional sekaligus mendidik anak secara maksimal. Ayah yang hadir secara utuh (lahir dan batin) akan melahirkan generasi yang beriman, kuat, dan berakhlak.

Dengan demikian, segala persoalan yang terjadi akan mampu diselesaikan dengan diterapkannya seluruh aturan Islam, baik dalam keluarga, masyarakat, hingga negara. Wallahu a’lam bisshawab.

Inas Humaerah
Wajo, Sulawesi Selatan [CM/Na]

Views: 0

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *