Kriminalitas Mengintai, Ramadan Terbengkalai

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Maraknya kriminalitas pada saat Ramadan membawa pengaruh terhadap umat Islam dalam menjalankan ibadah semaksimal mungkin di bulan ini. Ibadah yang seharusnya dijalankan dengan khusuk, kini dijalani dengan penuh rasa was-was. Pasalnya, tindakan kriminalitas seolah tanpa jeda, bahkan mengarah kepada hilangnya nyawa.

Persoalan tersebut, salah satunya terjadi di Mustika Jaya. Komplotan pencuri berjumlah tiga orang ditengarai melepaskan tembakan dan melukai seorang anak kecil saat kejahatan mereka diketahui warga setempat. Mereka berniat mencuri, sehingga menodongkan senjata ke warga, namun nahas mengenai anak kecil. (6 /4/).

Meningkatnya angka kriminalitas saat Ramadan sudah diprediksi oleh mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, beliau mengatakan bahwa kriminalitas akan terus meningkat menjelang Hari Raya Idulfitri. Senada dengan Irjen Pol Fadil Imran, kriminolog dari Universitas Indonesia, Maria Zuraida menguraikan bahwa meningkatnya tindak kriminalitas saat Ramadan disebabkan oleh naiknya harga pangan bahkan beberapa pangan hilang dari pasaran. (5/4/ 2022).

Tidak hanya kriminalitas yang meningkat, namun harga pangan juga naik, serta kemacetan tak terurai menghiasi bulan suci Ramadan setiap tahunnya. Umat Islam tidak bisa maksimal dalam meraih kemuliaan-kemuliaan Ramadan. Teror dari segala penjuru memberondong tiada henti.

Begitulah, saat kehidupan berada dalam kubangan sekularisme, di mana agama tersingkirkan. Manusia jauh dari aturan-aturan tuhannya, iman dan takwa terbengkalai. Alhasil, hampir setiap hari kriminal mewarnai pemberitaan. Seolah-olah nyawa manusia tidak ada harga dalam sistem ini. Pembunuhan sadis, begal kejam, perampokan berdarah, pencurian, adalah konsumsi pemberitaan sehari-hari yang tak pernah habis.

Lebih jauh, ekonomi menjadikan orang gelap mata sampai nekat menghabisi nyawa orang lain. Demi tuntutan hidup, mereka rela melakukan apa saja, sekali pun melewati jalan keharaman. Masyarakat sekitar pun terbentuk menjadi sosok individualis dan acuh, tidak ada upaya mencegah terhadap kemaksiatan. Pada akhirnya, masyarakat hanya mampu mengandalkan keamanan diri dan keluarganya saja.

Kejadian ini terus berulang di sistem kapitalis, tidak adanya pelindung, umat dipaksa untuk mengamankan diri sendiri, sehingga ibadah yang seharusnya dikejar, justru terbengkalai karena tidak fokus dalam menjalankannya. Inilah potret negara yang menerapkan sistem kapitalis, yang menjauhkan negara dari tanggung jawabnya mengurusi urusan umat.

Berbeda dengan Islam, Islam melakukan tindakan preventif dalam menanggulangi tindak kriminal, diantaranya adalah;
Pertama, pembinaan terhadap individu dalam hal iman dan takwa berlandaskan akidah Islam.

Kedua, Islam membiasakan kehidupan masyarakat agar senantiasa beramal makruf nahi mungkar.

Ketiga, memaksimalkan fungsi aparat keamanan untuk melindungi umat.

Keempat, negara menjamin kebutuhan hidup umat. Karena sejatinya merupakan kewajiban negara untuk mencukupi kebutuhan primer bahkan sekunder umat, sehingga kewajibab umat untuk beribadah tidak terabaikan.

Begitulah tindakan preventif yang dilakukan negara. Apabila tindakan preventif tersebut tidak mampu mencegah adanya tindak criminal, maka tindakan seperti hukum qishas bagi para pembunuh, hukum potong tangan bagi pencuri akan ditegakkan. Uqubat yang sudah Allah perintahkan dalam menangani kasus kriminal. Sungguh Islam adalah agama yang adil terhadap segala amal manusia.

Hal ini tercantum pada surat Al-An’am ayat 115: “Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al -An’am: 115)

Demikianlah Islam memberikan jaminan keamanan dan ketentraman dalam masyarakat. Dengan begitu, ibadah umat akan terjaga sepenuhnya tanpa rasa khawatir akan rasa aman. Terlebih dalam bulan Ramadan, di mana pahala ibadah dinilai berlipat. Di sisi lain, ketentraman pun dirasakan lantaran kebutuhan pokok umat tercukupi oleh negara.

Alhasil, menjalankan ibadah Ramadan secara totalitas, serta menyambut Hari Raya Idulfitri dengan bahagia, dan suka cita hanya bisa terwujud ketika sistem Islam diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan. Dan hal tersebut menjadi kewajiban bagi kita untuk berjuang bersama untuk menegakkannya, mengembalikan sistem Islam ‘ala min hajin nubuwwah. Wallahu’alam.

Hessy Elviyah, S.S.

[CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *