Marak Bansos Jelang Pemilu

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Bantuan sosial terus digelontorkan untuk masyarakat sejak akhir tahun, mulai dari bantuan pangan beras 10 kilogram, BLT El Nino, hingga yang terbaru BLT mitigasi risiko pangan Rp200 ribu per bulan. Kendati demikian, banyak pihak yang menilai bahwa aroma politisasi bansos begitu kentara. Hal ini didukung munculnya laporan kementerian keuangan (Kemenkeu) yang menunjukkan realisasi anggaran belanja jenis bantuan sosial (bansos), belanja fungsi pendidikan, dan kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berfluktuasi (01-02-2024).

Dugaan publik terus bergulir mengingat pemberian bansos bisa saja memengaruhi pilihan rakyat, terutama bagi mereka yang masih abu-abu dalam menentukan pilihan. Rendahnya tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat dalam berpolitik, dan kemiskinan yang menimpa akan membentuk masyarakat berpikir paragmatis dan mudah dimanfaatkan oleh para calon dengan iming-iming berbagai bantuan, baik berupa sembako atau uang. Kemiskinan yang menjadi problem kronis negara seharusnya diberantas dengan sungguh-sungguh, bukan dimanfaatkan dengan pemberian bantuan sosial.

Ya, demi memenangkan kontestasi politik, setiap peluang untuk meraih suara diambil, bagaimanapun caranya. Ini karena kekuasaan menjadi tujuan yang akan diperjuangkan.

Setiap kali para calon membutuhkan suara rakyat, selalu mencari perhatian dengan membaur bersama rakyat. Akan tetapi, saat kekuasaan digapai, nasib rakyat diabaikan. Hal demikian wajar adanya dalam sistem demokrasi yang meniscayakan kebebasan berperilaku.

Tentu akan berbeda ketika yang diterapkan adalah sistem yang berbasis Islam. Dalam Islam, kekuasaan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Swt., hal ini sesuai dengan hadis berikut,

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Negara wajib mengurus rakyatnya sesuai dengan hukum syarak. Seorang pemimpin yang berpatokan pada hukum syarak akan menonjolkan kualitas diri dengan keimanan dan ketakwaannya kepada Sang Pencipta, didukung dengan kompetensi diri setiap calon pemimpin dan tidak perlu banyak pencitraan untuk meraih suara rakyat. Selain itu, adanya edukasi dari negara terhadap rakyatnya dengan nilai-nilai Islam termasuk memilih pemimpin akan membentuk kesadaran akan kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin. Wallahu a’lam bisshawwab.

Heny Era
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *